13. the secret he keeps tightly

623 100 35
                                    

pagi-pagi buta, hyunsuk yang tengah menyeduh teh di pantry hampir saja tersiram air panas akibat terkejut dengan bantingan pintu apartemen yang begitu kencang.

tanpa menoleh pun hyunsuk sudah tahu siapa sosok yang baru saja melangkah masuk. aroma alkohol yang begitu kuat dan memuakkan sudah terlalu melekat pada pemuda itu.

prang!

"akh!"

hyunsuk sontak memekik ketika langkahnya yang hendak tertuju kembali ke kamar dihentikan oleh sebuah tarikan kencang.

tenaga yang terlampau kuat itu mendorongnya dengan kasar, membuat tubuh ringkihnya terhempas dan menabrak pintu kulkas yang berada di belakangnya.

cangkir berisi teh hangat yang berada di tangannya pun kini telah berubah menjadi kepingan tak beraturan di atas lantai.

napas hyunsuk tercekat ketika sorot tajam itu menghunus tepat ke dalam bola matanya. kepalanya mendadak pening akibat aroma pahit nan tajam yang tersalur melalui deru napas sang lawan.

"kau tahu? wajahmu membuatku muak." pemuda itu, park jihoon, berucap dengan nada rendah dan setengah kesadaran yang masih diambil alih oleh alkohol.

"kau kau tidak ada, sekarang aku pasti bisa mewujudkan mimpiku dan hidup bebas di luar negeri! kau tahu?!"

ini sudah bukan hal baru bagi hyunsuk.

bahkan seharusnya hyunsuk tidak perlu merasa sakit hati lagi, sebab kalimat-kalimat tersebut sudah terlampau sering jihoon lontarkan di saat ia mabuk.

"kenapa kau tidak menentangnya? kenapa?! kenapa, hah?!"

"sshㅡ!" ringisan pelan lolos dari mulut hyunsuk saat jambakan kasar diterimanya. "k-kau tahu kalau itu percuma saja."

kalau boleh memilih pun, hyunsuk takkan mau dijodohkan dengan pemuda kasar dan ringan tangan seperti park jihoon.

namun, apalah daya. sejak kecil, ia hanyalah seorang pangeran boneka yang dididik dengan begitu keras oleh kedua orang tuanya yang selalu menuntutnya untuk mengikuti amanat mereka.

membantah sama saja dengan mencari mati.

dengan kata lain, kondisi hyunsuk saat ini seolah tengah memakan buah simalakama.

awalnya, ia berpikir perjodohannya dengan jihoon adalah sebuah cara untuk melepaskan diri dari kungkungan kedua orang tuanya.

ternyata ia salah. nasibnya tak berjalan lebih baik dibanding sebelumnya.

lambat laun, hyunsuk pasrah. ia memutuskan untuk menjalani neraka barunya dan mulai memberi sugesti pada dirinya bahwa mungkin semesta memang tak mengizinkannya untuk bahagia.

"akh! lepasㅡ!" hyunsuk sontak memberontak ketika jihoon menariknya, membanting tubuhnya di atas karpet yang menjadi alas sofa, dan mulai melucuti celananya.

ini hal yang paling hyunsuk benci.

setelah puas memaki dan meluapkan segala amarahnya, jihoon kerap kali memaksanya untuk melakukan hal yang sama sekali tak ia inginkan.

hal yang selalu berhasil membangkitkan traumanya dan membuatnya semakin merasa tak berharga.

prang!

"argh! bangsat!"

entah mendapat keberanian dari mana, hyunsuk mengambil vas bunga yang ada di atas meja dan melemparkannya ke kepala jihoon.

dengan sisa tenaga yang ada, ia menendang perut jihoon dan bergegas keluar dari apartemen sembari membetulkan letak celananya dengan tangan yang bergetar sempurna.

spark in you; jaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang