Bab 10

4.7K 532 104
                                    

10. Pretty Little, Kiska.

Jane tidak menginginkan ini, tapi tubuhnya seolah memiliki pemikiran sendiri, bergerak tak sesuai dengan keinginan Jane, bibirnya dengan lancang mendesah dan memohon pada Dalton, memohon sentuhan kotor dari bajingan seperti Dalton.

Bajingan yang menikmati setiap detik dari momen memalukan ini dengan seringai lebarnya itu.

Mata Dalton menatap nyalang ke arah Jane yang terbaring di lantai dengan nafas berderu tak beraturan karena efek GOT-23, jemarinya bergerak membelai tubuh telanjang Jane di bawahnya, mengusap nipple Jane yang berdiri tegak karena gairahnya, Dalton senang melihat tubuh Jane gebetan ketika Dalton menggerakkan jarinya memutar dan menjepit nipple Jane yang sensitif akibat obat buatannya itu.

"Kau begitu cantik, begitu indah, bahkan lebih indah saat kau tanpa sehelai benang pun seperti ini." Bisik Dalton dengan suara seraknya, "Aku telah menemui banyak wanita, namun semuanya tidak sebanding dengan dirimu, selama sepuluh tahun bahkan saat aku menyentuh wanita lain, hanya kau yang selalu berputar-putar dalam pikiranku."

Dalton menundukkan wajahnya menghembuskan nafas hangatnya di depan wajah Jane sebelum memiringkan kepalanya, hidungnya bersentuhan dengan pipi Jane yang memerah selagi tangannya semakin lihai membelai kedua nipple Jane hingga membuat Jane meloloskan desahan dari bibirnya itu.

"Saat malam kau muncul dalam mimpiku, saat siang kau menari-nari di kepalaku, bahkan saat aku meniduri wanita lain pun siluetmu yang muncul, membuatku selalu mencari wanita yang mirip denganmu, wanita dengan rambut ikal kecokelatan seperti milikmu, mata indah berwarna kehijauan seperti milikmu, dan setiap aku menyentuh mereka, dalam imajinasi terliarku kau lah yang ku sentuh walau pada akhirnya aku selalu kecewa ketika mereka mulai mendesah karena suara mereka menyadarkanku bahwa mereka bukanlah dirimu, semirip apapun wanita yang ku sentuh, mereka tetap bukan dirimu yang sesungguhnya." Bisik Dalton lagi seraya menjilat daun telinga Jane.

Jilatan Dalton turun ke leher Jane, membuat Jane memejamkan matanya merasakan lihainya lidah Dalton juga gigitan Dalton yang pasti akan meninggalkan bekas di lehernya.

"Aku mencoba melupakanmu, mencoba melupakan malam indah yang kita lewati sebelas tahun yang lalu, namun tidak bisa, kau bagaikan tato dalam ingatanku, permanen dan tak bisa ku singkirkan, meski dengan laser sekalipun bekasnya akan tetap ada. Serpihan tentang dirimu akan tetap membekas dalam benakku." Dalton bukan tipikal orang yang banyak bicara saat tengah mencumbu partner ranjangnya, Dalton cenderung diam dan mengejar kenikmatannya sendiri, namun dengan Jane, Dalton bagaikan orang lain.

Dalton tak bisa diam, terus bicara bahkan saat membuai tubuh Jane, seolah ingin menvalidasi obsesinya terhadap Jane.

"Aku dipaksa oleh Ayahku untuk kembali ke Russia, dia menggunakan Ibuku untuk mengancamku hanya karena aku menolak untuk mengikuti jejaknya, aku kehilangan kontakmu, dan aku tidak bisa meninggalkan Russia sebelum pendidikanku selesai, di sana aku selalu mencoba mengencani semua wanita yang mengingatkanku padamu, walau semua berakhir membuatku kesal karena mereka bukan dirimu."

Dalton semakin turun, menghembuskan nafas hangatnya pada puncak nipple Jane, menggantikan posisi jemarinya yang sebelumnya bermain di sana.

Lidah Dalton menjulur keluar, menjilat nipple Jane seraya iris kebiruannya itu tak lepas memandang ekspresi Jane, sebelumnya Dalton hanya bisa melakukan ini diam-diam di saat Jane tengah tertidur, tapi kali ini Dalton bisa melihat ekspresi Jane dengan jelas, bagaimana kening Jane berkerut, matanya yang terpejam, kepalanya mendongak dan bibirnya yang sedikit terbuka saat meloloskan desahannya.

Dalton tahu tubuh Jane saat ini over sensitif akibat GOT-23, sedikit saja sentuhan Dalton bisa membuat Jane gemetar, jemari Jane menjambak rambut Dalton, pinggulnya bergerak mengejar Dalton, menggeser bagian bawahnya pada Dalton dengan tak sabaran.

SHATTEREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang