Chapter 1

2.8K 366 34
                                    

Hi ❤️‍🔥

500 votes dan 200 komen untuk next
chapter, sayangku 🌹

***

Persetanan, Rhys kini menggenggam telapak tangan besar Lucifer. Berjalan perlahan menuju altar dan hendak berjanji untuk sehidup semati. Tinggal bersama, berbagi kehangatan dalam suka maupun duka, makan hingga menua bersama. Gedung tua dengan nuasana tertata apik menjadi saksi sumpah Lucifer dan Rhys. Tidak banyak saksi yang melihat hari bahagia sekali dalam seumur hidup mereka. Bak di film luar negeri yang sering Rhys tonton, dibalik jas mewah yang membalut Lucifer begitu tampan—ada pistol tersimpan di sana.

Dor!

"Lucifer!" pekik Rhys tidak habis pikir ketika mendapati sepuluh dominan berbadan kekar kini berhadapan di berbagai sisi Lucifer dan Rhys.

"Tangkap!" Lucifer melempar satu pistol. "Ada 8 peluru, gunakan sebaik mungkin," ucap Lucifer.

"Kamu gila, ya!" pekik Rhys menatap Lucifer tidak percaya.

"Tembak! Usahakan mengenai jantung," kata Lucifer.

"Kamu kira nembak jantung manusia seperti menembak buah apel!" ucap Rhys menganga.

"Rhys, dua hal yang harus kamu pahami secara langsung. Di dunia saya, kita membunuh orang atau orang yang membunuh kita," bisik Lucifer.

Dor!

"Lihat? Dia langsung terkapar," kata Lucifer membuat Rhys merinding hebat. Mual sekali. Rhys lebih baik dirayu Om-Om tua bangkotan daripada melihat darah yang rembas di lantai.

"Lucifer!" pekik Rhys ketika mendapati sisi kanan dominan tersebut. Musuh hendak menarik pelatuk tetapi pergerakan gesit Lucifer sukses kembali membuat tubuh kekar itu terhempas tidak bernyawa di atas lantai. Rhys berdecak pelan lantas memejamkan mata dengan kedua tangan yang ragu akan pistol. Tangan kekar Lucifer lantas mengambil alih arah pada pistol tersebut. Posisi Lucifer yang berada di belakang Rhys—tentu tidak membuat jarak pandang Lucifer terganggu.

"Lihat baik-baik, Rhys," kata Lucifer.

Dor!

"Ah!" pekik Rhys yang kaget sebab peluru panas kembali mengenai jantung lawan Lucifer.

"Fokus," ucap Lucifer.

"Habis ini kamu harus bayar mahal!" pekik Rhys.

Lucifer terkekeh pelan, "Kekanakan sekali," ucapnya seraya kembali mengarahkan pada kepala lawan.

Dor!

"Huek!" Rhys lantas ingin memuntahkan isi perut melihat dengan jelas bagaimana darah muncrat ketika peluru panas mengenai kepala lawan.

Satu alis Lucifer terangkat, "Payah," gumam Lucifer.

"Kamu ingin bagian apa, Rhys?" tanya Lucifer.

Rhys mengerjapkan bola mata pelan, ia lantas menunjuk dirinya sendiri. "Aku?" tanya Rhys.

"Iya, sebagai hadiah pernikahan kita. Kamu mau saya menembak di mana? Kepala? Leher? Jantung? Paru-paru?" tanya Lucifer.

"Lucifer!" rengek Rhys lemas. Bisa gila Rhys jika terus berhadapan dengan sisi lain Lucifer. Menakutkan. Begitu gagah dan kekar tetapi Rhys takut dibuat hancur lebur dalam jurang kenikmatan. Otak udang.

Bugh!

Benar, Lucifer bahkan tanpa pandang bulu memukul lawan sekalipun lawan sudah terkapar sekarat di inti bumi. Lucifer memainkan peran bak iblis. Rhys sampai berdiri di belakang dominan tersebut—bingung sendiri seakan Lucifer hanya memberikan waktu lima menit Rhys dalam kebingungan. Sepuluh orang tersebut sudah tewas. Lantai berwarna putih tersebut kini sudah bertambah corak merah pekat yang begitu abstrak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dark Romance | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang