Bab 7 : Perjalanan Menuju Kerajaan Timur

1.5K 133 0
                                    

Selamat membaca.

**********

Ke tiganya telah memakai jubah yang sudah Athena beli sebelum berangkat. Athena sekarang jadi tulang punggung keluarga, batinnya menatap kedua pria di depannya sembari menganggukan kepalanya bangga.

Venom merubah tinggi tubuhnya layak manusia normal agar perjalanan mereka lancar dan tidak mencolok. Tinggi Venom kini sepantar dengan Roderick, yaitu 180 cm.

"Padahal aku sudah merubah tinggi tubuhku, tapi kau tetap pendek," ucapnya menatap kepala Athena sejajar dengan pundaknya.

Athena mendengus, ia menatap kesal Venom, "tinggiku saja hanya 160, sudah jelas aku tetap pendek."

Ia menginjak kaki kiri Venom yang tidak terasa sakit sama sekali, padahal Athena sudah sekuat tenaga menginjaknya.

Hal itu membuat Venom terkekeh gemas, ia mengusap acak kepala Athena hingga topi jubah si empu terlepas.

"Hei!" Athena segera memakai topinya kembali lalu melihat ke samping di mana Roderick telah mengenakan pakaian baru yang sudah ia belikan.

"Jika sudah di rumah, aku akan membayarnya," ucap Roderick mendapat gelengan kepala dari Athena.

"Jangan lakukan itu, aku merasa kita sudah seperti saudara, ini pemberianku," jawab Athena membuat hati Roderick teriris.

Ayolah kawan! Roderick sudah menyatakan cinta dan ditolak membuat rasa sakitnya masih ada. Sekarang Athena malah mengatakan 'kita sudah seperti saudara' membuat sakitnya bertubi-tubi.

"Ini seperti menaburkan garam di atas luka," gumam Roderick yang hanya terdengar oleh Venom.

Venom mengangguk, "aku bukan sainganmu, jadi perjuangkan dia tanpa harus khawatir padaku," ujar Venom menepuk pundak Roderick. Meski beda bangsa, selagi sesama pria, Venom paham rasanya.

Dulu ia pernah mengalaminya, tetapi kejadian mengenaskan itu lebih membuatnya hancur berkeping-keping.

Roderick bernapas lega, untunglah Venom tidak menyukai Athena. Akan tetapi, kita tidak akan tahu ke depannya bukan? Bisa saja karena sesuatu Venom menyukai Athena.

"Ngapain diem aja? Ayo jalan!" Athena menarik tangan Roderick, begitu ketara mengabaikan Venom.

Roderick tersenyum, ia menggenggam erat tangan Athena lalu menyamakan langkahnya dengan si empu.

"Ah apa ini yang dia maksud nyamuk? Berada di tengah-tengah dua manusia bermesraan," gumam Venom teringat akan ucapan seseorang.

***

Selama perjalanan, Athena berusaha melepaskan genggaman Roderick yang terus menolak dengan senyuman aneh.

Aku gak nyaman kalo pegangan terus, batin Athena menatap Venom yang nampak pura-pura mengalihkan perhatian.

"Apa kau tidak nyaman karena dia?" tanya Roderick menarik lembut pipi Athena agar menatapnya.

Semburat merah muncul ketika tangan kekar itu memegang pipinya. "A-ah itu …." Athena segera memalingkan wajahnya.

Venom berdecak, "lebih baik seperti ini saja," ucapnya dengan jahil segera menggenggam tangan kanan Athena membuat Roderick yang menggenggam tangan satunya menatap tajam si empu.

"Apa?" tanya Venom dengan songong menatap Roderick dan menggenggam erat tangan Athena.

Ini gila! Dua cowok fiksi lagi megang tangan aku? Huwaaa aku gak bisa diginiin, batin Athena yang tidak tahan segera melepaskan paksa kedua genggaman yang melonggar.

Athena berjalan lebih dulu, berbalik ke belakang menunjuk keduanya dengan wajah merah. "J-jaga jarak!"

Roderick dan Venom saling tatap, untuk hari ini mereka akan kompak sehingga segera mendekati Athena untuk kembali menggenggam tangan si empu. Akan tetapi Athena yang tidak ingin karena jantungnya terus berdebar segera melarikan diri.

Kejar-kejaran pun terjadi dengan teriakan meminta berhenti serta tawa lepas dari kedua pria itu. Begitu menyenangkan, terasa bebannya lepas.

Hanya untuk sesaat saja biarkan ke tiganya untuk bersenang-senang sembari pergi menuju kerajaan utara.

***

"Staminamu bagus juga," ledek Venom dengan senyuman jahil.

Athena yang sedang digendong belakang oleh Roderick menatap sinis si empu. "Berhenti meledek sialan!" kedua tangannya melingkar di leher Roderick.

"Kurangi berkata kasar, Athena," pinta Roderick dengan nada lembut seraya melirik ke samping kiri di mana kepala Athena sedang bersandar.

"Baiklah," gumam Athena lalu memejamkan matanya.

Sebelumnya, Athena sempat terjatuh saat bermain kejar-kejaran dan membuat kedua pria itu kalang kabut.

Luka pada lutut Athena membuat Roderick tanpa pikir panjang menggendong si empu. Padahal sudah berlari cukup lama, tetapi Roderick tidak menunjukkan rasa lelahnya dan tetap memilih menggendong Athena.

Bahkan saat keluar dari penjara dengan luka yang lumayan banyak, Roderick masih sanggup mencari air terjun demi menyirami air mana supaya Athena dapat terbangun.

Venom sesekali melirik Athena yang begitu nyaman dalam gendongan Roderick, padahal tadi saja saat berpegang tangan Athena nampak tidak nyaman.

"Apa kau tidur?" tanya Venom menusuk pipi Athena dengan jari telunjuknya.

Tidak ada respon dari si empu membuatnya tahu bahwa Athena telah tertidur. Cahaya terik matahari tertutup oleh daun pepohonan dengan angin sepoi-sepoi begitu nikmat untuk tidur siang.

Perjalanan sebelumnya, Athena tidak dapat tidur lama, sehingga di momen ini ia memakainya dengan baik.

Begitu hening dan damai. Napas yang teratur terdengar oleh telinga Roderick. Andai saja saat itu tidak ada ksatria yang menemukan mereka, mungkin saja Roderick dapat mendengar jawaban dari si empu.

"Aku ingin tahu kalian melakukan kesepakatan seperti apa?" Pertanyaan tiba-tiba dilontarkan membuat Venom melirik Roderick.

"Bola amerta." Jawaban singkat itu membuat Roderick memberhentikan langkahnya

Roderick menatap tajam iblis di depannya. "Siapa yang akan kau bangkitkan dengan bola itu?" tanyanya dengan nada dingin.

"Tida perlu tahu, yang penting dia tidak akan membahayakan dunia manusia," jelasnya yang tentu tidak dapat Roderick percaya.

Roderick merasa Athena akan terbangun, ia segera melanjutkan jalannya seraya berkata, "pastikan apa yang kau katakan itu benar."

Venom mengendikkan bahunya, tak acuh apa yang Roderick katakan.

"Turunkan aku," pinta Athena yang sudah terbangun dari tidurnya.

Roderick menggelengkan kepalanya, "kakimu masih terluka."

"Tapi udah dibersihin."

"Aku terkadang heran dengan cara bicaramu Athena," ungkap Roderick diangguki oleh Venom.

Venom terkekeh menanggapi ucapan Roderick. Dirinya tentu tahu keganjalan dari Athena, karena jiwanya dari dunia lain.

**********

Terimakasih telah membaca.

Am I the Reincarnation of a Goddess? (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang