# PAPER HEARTS
.
.
.Setelah seharian ini Sohyun menghabiskan waktu bersama sang ibu, dari memasak bersama, makan bersama, bercerita ini itu yang menyenangkan, kini mereka duduk di kursi ruang tv sambil berpelukan.
Di atas meja ada camilan dan juga segelas coklat hangat dan selimut tebal yang menutupi areal paha mereka.
“Sso, tidak bisakah kau pulang nak? Sudah 3 bulan Sohyun mengabaikan kemoterapi, eomma benar-benar khawatir.”
Sohyun diam, masih memejamkan mata saat bagaimana tangan halus sang ibu mengusap rambut nya dengan penuh kelembutan.
Rasa hangat yang kembali ia rasakan setelah kepergian nya selama 3 bulan. Rasa hampa yang kembali terisi, walaupun hanya sejenak seperti melonggarkan nafasnya yang beberapa hari ini terasa sesak.
Setelah terdiam beberapa saat, Sohyun memutuskan untuk menjauhkan diri dan menatap sang ibu lekat, “Keputusanku sudah bulat eomma, aku tidak akan kembali untuk tinggal di sana. Saat aku kembali ke sana, seolah mimpi buruk itu mencekik ku kuat-kuat. Ku harap eomma mengerti.”
Eunhye menghela nafas berat, menyorot Sohyun dengan getir, “Eomma mengerti, tapi dengan berada di sini juga seperti kau sedang menyiksa dirimu. Kesehatan mu juga sangat penting Sso.”
Tanpa mau membuat Eunhye khawatir, Sohyun tersenyum simpul, menggenggam tangan ibunya dan berkata, “Eomma tenang saja, aku akan baik-baik saja di sini. Belakangan ini juga penyakit ku tidak sering kambuh. Jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan.”
Tentu saja semua itu hanyalah kebohongan semata. Seperti pembohong yang handal, Sohyun berusaha meyakinkan ibunya agar tidak terlalu khawatir.
Sohyun sudah bertekad untuk tidak merepotkan kedua orang tuanya lagi. Mau itu besar atau pun kecil, Sohyun akan berusaha dengan kemampuan nya sendiri walau terkesan harus terseok-seok.
Melihat kegigihan dan keras kepala putrinya, tentu saja Eunhye bingung bagaimana lagi cara agar membujuk Sohyun untuk ikut pulang. Maka dari itu, Eunhye pun mengeluarkan sebuah amplop dan menyodorkan nya pada Sohyun.
“Ini—apa eomma?”
Eunhye tersenyum simpul, “Ini uang untuk mu. Pakai ini buat membeli kebutuhan dan juga obat-obatan! Eomma akan terus memberikan mu uang setiap satu bulan, jadi ambillah!”
Sohyun menggelengkan kepalanya, mendorong amplop tersebut dan mengembalikan nya pada sang ibu, “Tidak perlu eomma. Aku masih punya simpanan kok. Jadi ya ini eomma simpan saja!”
“Kalau memang kau tidak ingin ikut eomma pulang, paling tidak terima uang ini Sohyun! Kali ini eomma benar-benar memaksa mu!” Eunhye memaksakan amplop itu ke dalam genggaman tangan Sohyun.
Mau tidak mau, Sohyun pun menerima amplop tersebut agar sang ibu tidak memaksa nya untuk ikut pulang.
“Arraseo! Uang ini akan ku terima. Gomawo, eomma.”
Eunhye tersenyum, memeluk Sohyun dan menyahut, “Sama-sama..”
🥀🥀🥀
“Tae, cincin yang tadi indah sekali kan? Aku tidak sabar untuk memakai nya nanti.” oceh Yoona heboh.
Sementara Taehyung hanya terduduk sambil terus memainkan ponsel tanpa berniat menanggapi ocehan Yoona yang menurutnya berisik sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPER HEARTS ✔️
Fanfiction[E N D] °°°° Kisah menyentuh hati tentang dua saudara yang saling mencintai dan terhalang oleh status. Akankah takdir membawa mereka pada kebahagiaan?