Chapter 7 [Maaf..]

43 9 0
                                    

gk bisa mikir konsep mangkanya agak lama up di wp 😔
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Di sebuah taman Kerajaan, terdapat satu pemuda dengan mata berwarna Zamrud sedang melakukan aktifitas seperti biasa nya, yaitu menyiram tanaman milik nya, yaa walaupun sang abang sudah menyewa orang yg akan merawat kebun milik nya, tetap saja Ia menolak dengan alasan ingin menjaga pemberian sang Ibunda untuk nya.

"Huft.. akhir nyaa selesai juga menyiram tanaman yg ini!!, Eh?? Astaga aku lupa untuk mengganti pupuk bunga Matahari, untung saja aku ingat!" Ujar pemuda itu yg bernama Arcelio.

"Hai Cel, sedang menyiram tanaman? Apa kau butuh bantuan? Kebetulan aku sedang renggang, tidak terlalu sibuk lahh" Tawar sang bungsu yg bernama Arrayan.

"Hm.. Nah!! Ada!!, kau bisa membantu ku untuk mengganti kan pupuk bunga Matahari??" Tanya nya.

"Hm?? Tentu saja bisa, di mana letak pupuk nya? agar ku bawa ke sini" Ucap Arrayan seraya menggulung baju lengan nya agar tak kotor terkena tanah.

"Di sana!! Tolong ambil kan satu saja yaa, soal nya bunga Matahari nya tak terlalu banyak yg akan di pindah kan ke pot baru!" Sambil menunjuk pupuk-pupuk yg tergeletak di pojok kan.

"Baik lah, tunggu ya" Arrayan segera berlari untuk mengangat kan karung yg berisi pupuk itu.

-

Usai dengan kegiatan mengganti pupuk dan memindah kan bunga, mereka beristirahat sejenak sambil menikmati es crim yg di beli oleh abang mereka (Arthur) di dapur.

"Apa kau lihat? Padahal umur nya lebih tua dari pada Pangeran Arrayan, tapi dia bertindak lebih kekanak-kanak'an, sungguh tidak sesuai dengan umur nya" Bisik pembantu Kerajaan.

"Kau betul, dia bahkan selalu tak bisa apa-apa sendiri, selalu saja menyusah kan saudara nya yg lain" Balas pembantu yg satu nya itu.

Arcelio yg mendengar bisikan itu terdiam, apa kh benar Ia selalu menyusah kn semua saudara nya? Apa kh benar Ia tak bisa apa-apa sendiri?

Karna larut dalam pikiran nya, es crim di tangan nya mulai meleleh tanpa Ia sadari, beberapa kali Arrayan memanggil nya namun Arcelio tak kunjung sadar.

"Celio! Cel!! ARCELIO!!" Teriakan terakhir mampu membuat saudara nya sadar dari lamunan nya.

"A-ah.. M-maaf.., aku tadi tak sadar ketika kau memanggil ku.." Kikuk nya karna merasa bersalah.

"Apa yg kau pikir kan?" Tanya Arrayan sembari mengelap es crim di tangan kembaran nya yg meleleh.

"Tak ada.." Bohong nya.

Arrayan mengernyit kan dahi nya, terlihat dari mimik wajah Arcelio, dia yg sedang berbohong.

"Jangan berbohong, aku hanya meminta kau jujur apa susah nya?"

"Tak ada apa-apa Arrayan, aku ingin sendiri, tolong jangan ganggu aku." Ketika mengucap kan kalimat terakhir sedikit Ia tekan kn.

"Ada apa dengan nya? Apa aku ada membuat salah sehingga dia marah?" Pikir Arrayan selagi menghabis kan es crim di tangan nya.

-

"Apa benar ya kata bibi-bibi itu?.. Aku selalu menyusah kn semua saudara ku.. Maaf kan aku jika sifat ku seperti anak-anak.."

Lagi-lagi Arcel tenggelam dalam pikiran nya, apa kh Ia seburuk itu di mata para pembantu Kerajaan?, Tanpa Ia sadari salah satu dari saudara nya menghampiri nya yg sedang melamun.

"BAA!!" Kejut Alwen.

Tapi kali ini Arcel tampak berbeda, Ia hanya melirik sekilas sang abang tanpa bereaksi apa pun, lalu berbicara dengan nada dingin.

"Ada apa?" Singkat nya.

Alwen yg merasa heran namun Ia tepis karna ingin mengajak sang adik bermain bersama Abelard, "Ayo main, bang Abel udah ngajakin kitaa, mumpung di bolehin bang Ablertt!!" Ajak Alwen dengan hati yg gembira.

"Maaf, aku tak bisa bermain saat ini, pekerjaan ku menumpuk, aku pamit dulu ya bang" Selesai mengatakan itu Arcel pergi begitu saja meninggal kn Alwen yg kebingungan dengan sifat anak itu.

"Tak biasa nya anak itu dingin.. Apa aku ada buat salah ya?.. Ah sudah lh nanti ku pikir kn" Seraya beranjak dari tempt itu untuk memberi tau kepada Abelard jika permainan mereka di tunda dulu.

-

"Aneh.. Biasa nya dia senang kn ketika kalian ajak bermain? Apa lagi bang Abel di perboleh kn main oleh bang Albert" Bingung Arthur.

Ya, kalian benar, Arrayan dan Alwen mencerita kan apa yg mereka alami tadi, sebenar nya Arrayan ingin mencerita kn hal ini kepada Alwen, namun karna Alwen juga bingung mereka memutus kn untuk membicara kn ini kepada Arthur saja.

Kenapa tidak di beri tahu kn kepda ke tiga sulung mereka? Simpel saja, mereka tak ingin membeban kn pikiran sang abang dengan cerita itu, kasihan ketika kerjaan mereka belum selesai lalu di tumpuk dengan masalah baru lagi.

"Rayan takut kalo Rayan buat salah bang sama Arcel.." Ucap sang adik dengan lesu.

"Arcel biasa nya bakalan mudah buat Maafin seseorang, apa lagi kita ini keluarga nya kn? Seperti nya ada hal yg membuat dia sakit hati" Arthur berbicara dengan nada yg juga bingung.

"Tadi kalian ngapain aja sebelum Arcel ke taman Yan?" Tanya lembut Alwen.

"Kami awal nya merawat tanman Arcel.. Udah itu kami ke dapur untuk makan es crim, terus pas Rayan panggil Arcel, Arcel malah melamun, Rayan coba tanya lh tapi Arcel gk mau ngaku.." Jelas Arrayan dengan panjang lebar.

"Kaya nya aku tau masalah nya apa, Alwen temani Rayan ya? Aku mau ke dapur sebentar"

"Baik lh"

-

-

-

"Maafin aku.."

-

-

-
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kasian banget klepon ijo kita, pembantu nya agak kurang ajar ya, kira² kalian bisa nebak gk Arthur bakalan berbuat apa sama pembantu² tadi??

----------------------------------

Nama Tiktok Author
Ice Alfonso Albert
Kalian bisa masuk saluran wa Thor yaa, soal nya di situ bakalan ada spoilerr juga

----------------------------------

See U Sayang 🥰🌷

The Prince. (Stop) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang