BAB 28 [Hari kelulusan]

44 15 0
                                    


Tepat tiga tahun lamanya, Rara beserta teman temannya yang lain menuntut ilmu di SMA Taruna bangsa.

Mereka semua berpelukkan bak teletubbies. Ika dan Zela, lari menghampiri Rara yang berada tak jauh dari dekat panggung perpisahan.

"Rara, lo jaga diri baik baik ya nanti kalo udah lanjut di Akmil. " Gumam Zela sembari mengelap air matanya menggunakan tisu.

"Kalian juga, gue nggak nyangka kalo waktu kita terasa singkat banget. " Ujar Rara sembari menangis tersedu sedu.

Akhirnya, mereka kembali berpelukkan.

Disisi lain, Kolonel Fathur dan bunda Ayu yang menjadi perwakilan orang tua Rara, tak kalah merasakan sedih yang teramat.

Mereka tak menyangka bahwa sang keponakan yang telah di anggap anak sendiri akan jauh dari dirinya.

"Gak nyangka ya, si Rara udah mau ke magelang aja. Padahal perasaan ayah dia baru SMA kemarin. " Ujar Kolonel Fathur lesu.

"Sama yah, bunda juga ngerasa gitu. Pas dia ke magelang kita antar kan yah? " Tanya bunda Ayu.

"Iya bun. Kita sekalian jalan jalan, Rayyan sama ayahnya juga ikut. "

***

Kini, mereka semua telah berkumpul di rumah Rara, seperti biasa. Mereka duduk dan menonton televisi.

Letda Rayyan sedari tadi hanya memandang Rara dalam.

"Kenapa bang? " Tanya Rara yang menyadari bahwa Letda Rayyan sedari tadi memperhatikan nya.

"Enggak, bentar lagi kita bakal pisah dek. Kehidupan di sana nggak semudah yang kamu bayangkan. " Jelas Letda Rayyan.

"Rara tau bang, tapi mau gimana lagi. Rara mau melanjutkan mimpi Rara sebagai seorang tentara, sama seperti kalian. " Jelas Rara.

Letda Rayyan pun meng angguk anggukan kepalanya paham.

"Kita semua dukung keputusan kamu Ra. " Gumam Kolonel Bintar.

"Berkas berkas udah disiapin nak? " Tanya bunda Ayu yang muncul dari dapur.

"Udah ma, tadi udah di bantu sama bang Rayyan juga. " Tutur Rara.

"Ika sama Zela nggak kesini? " Tanya Abian.

Ika dan Zela kini berada di kos nya masing masing. Sebab esok hari mereka sudah harus mengurus berkas berkas yang harus di antara ke kampus yang telah mereka tentukan.

"Ray, telfon bunda. Lusa kita antar Rara ke magelang, dia mau ikut nggak?. " Ujar kolonel Bintar yang langsung di angguki oleh Letda Rayyan.

Letda Rayyan pun izin kepada mereka semua yang berada di dalam ruangan untuk keluar dan menelfon sang ibunda.

"Bang, Rara mau ikut. " Gumam Rara yang segera beranjak dari kursi tempat duduknya semula.

"Ayo." Ujar Letda Rayyan mengulurkan tangannya.

Rara dengan segera menyambut tangan letda Rayyan dengan lembut. Letda Rayyan pun langsung menggenggam tangan Rara kuat.

waktu untuk negara [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang