Apartemen🔞
Akhir hari Senin.Senja telah tenggelam dibawah gelap, Surai keramaian terdengar dijalan sekitaran apartemen. Bertemankan tivi yang menyala dengan secangkir coklat hangat ia sendiri di sepinya ruangan megah milik sahabatnya. Hampir satu jam dirinya sendiri, sebelum sang pacar pamit untuk mencari makan untuk mereka, bukan hanya mereka berdua namun sahabatnya dan juga sang kekasih.
Semakin larut dalam kebosanan membuatnya jenuh, membanting ponselnya dengan kesal sebelum pintu terbuka dan ditutup dengan kencang. Perdebatan yang keras membuatnya terdengar diruang tengah. Sampailah ia melihat sepasang kekasih yang bertengkar, saling menarik lengan yang tertarik. Satu wajah dengan memohon dan satu dengan wajah yang kesal. Ah, bisakah mereka berdua menyelesaikan masalah tanpa melibatkan dirinya kini.
" Acha plis ya, sekali aja ini nyiksa banget sayang." Mohonnya sambil menarik tangan gadisnya agar menuruti permintaannya.
" Udah gak ada sekali-sekali urus aja sama tangan kamu sendiri." Jawab Misya begitu kesal. Bayangkan saja menjadi dirinya, harus menuruti nafsu kekasihnya yang tidak terbendung. Diruang osis, parkiran sekolah dan selama perjalanan dirinya dipaksa tidak melepaskan benda besar itu dari tubuhnya ditambah lagi jalanan yang macet menambah kesempatan bocil Dino nya.
" Aku janji satu aja abis itu udah ya?." Mohonnya sekali lagi, dirinya masih tersiksa miliknya yang kembali menegang sangat membutuhkan gadisnya ini untuk menuntaskan jika hanya dengan tangannya itu sangat kurang dan menambah penyiksaannya.
" Udah, udah, kalian ini pulang-pulang malah berantem." Lerai Rachel yang menjaga apartemen ini sepulang sekolah. " Udah Cha, kamu mandi aja gak usah berendem mandi biasa aja biar gak masuk angin." Perintahnya dan i lakukan oleh gadis itu, tubuh yang lengket menyiksa tubuh mulusnya. " Dan Lo gak usah ikut Acha masuk." Titahnya sambil menunjuk teman masa kecilnya ini.
" Tapi chel ini tanggung banget loh, nyut-nyutan chel." Ujar Oze sambil memegangi selangkangannya.
" Itu bukan urusan gw, masuk kekamar sebelah dan gak usah ganggu Acha." Ucapnya dengan tegas.
" Tapi chel......
" Udah gak usah tapi tapian, atau Lo gw jauhin dari Acha." Kali ini ancaman yang ia lontarkan jika tidak calon kakak iparnya itu akan terus mendesak dan memohon.
" Chk, apaan sih Chel main ngancem gitu." Ucapnya sambil mempout bibirnya.
" Udah mandi sana abis ini makan." Ucapnya sambil kembali ketempat nyamannya tadi.
Dengan malas dengan kaki yang melemas Oze memaksa tubuhnya menuju salah satu kamar yang berada disana. Sedangkan Rachel kembali memainkan ponselnya dengan tivi yang masih menyala.
Tidak berselang lama orang yang dinantinya datang, dengan dua kantong kresek yang penuh makanan dan juga eskrim yang ia pesan. Eza menaruh bawaannya dimeja didepan sang kekasih. " Mereka udah pulang?." Tanyanya memastikan mobil dibawah milik kakaknya.
" Iya, tapi pulang-pulang rusuh." Jawab Rachel sambil mengeluarkan kotak makan dalam kantong plastik.
" Mereka masih berantem?." Tanyanya lagi sambil membawa air putih dan diserahkan kepada Rachel.
" Makasih, iya biasalah masalah penuntasan." Tekannya, membuat sang pacar tertawa ringan.
" Namanya juga namanya, udah ada yang bantu kenapa ngelakuin sendiri." Ucap Eza sebelum duduk disamping kekasihnya.
" Dih, emang kalian kira kira apa?, tempat sampah kah, yang bisa buat buang sesukanya gitu, dih!." Balas Rachel dengan sinis.
" Apaan sih, kan emang tugas kalian kan gitu." Jawab Eza sambil mengendus-endus leher gadisnya yang tertutup rambut sebahunya.