Setelah janji kita bertemu gagal. Aku tidak pernah bertemu lagi dengan vino. Di halte maupun di tempat lain. Aku ingin melupakannya dan kembali ke aktivitas ku.
Aku ingin menikmati hidup ini tanpa memikirkan vino lagi. Aku ingin menjalani hidupku dengan lebih baik dan positif. Aku ingin seperti perempuan lainnya ingin mempunyai banyak teman dan ingin mempunyai kekasih.
Aku bekerja dengan baik. Di kantor aku sudah mempunyai dua teman Vina dan Beni. Aku sudah tidak sendirian lagi. Aku sudah ada yang menemani istirahat di kantin dan pulang kerja.
Yang pulangnya searah dengan rumah ku adalah Beni. Jadi pulang kerja aku bareng sama Beni bonceng motornya. Pulang kerja sekarang aku tidak naik bus lagi.
Sebenarnya Beni juga menawarkan untuk berangkat sekalian kita barengan. Tapi aku menolaknya karena kasihan sama beni. Kalau pagi jalanan padat merayap macet sekali. Aku juga supaya tidak berangkat pagi-pagi sekali. Karena kalau kepagian jadi tergesa-gesa. Kalau naik bus bisa santai yang penting sudah tau jam berangkat busnya.
Hari ini berjalan seperti biasanya berangkat kerja naik bus terus bekerja. Hari ini keadaan kantor tidak seperti biasanya karena sudah tidak ada yang marah-marah. Tak terasa sudah waktunya jam istirahat. Kita bertiga istirahat makan bersama.
Setelah sampai di kantin. Vina memesan makanan untuk kita bertiga. Setelah memesan makanan, Vina menghampiri aku dan beni. Sambil menunggu makanan datang kita ngobrol.
Kita bertiga membahas tentang bos kita yang baru menikah.
"Kenapa bos kita akhir-akhir ini banyak berubah?" tanya vina dengan penasaran.
"Memangnya berubah bagaimana maksud kamu vin. Berubah jadi Batman," ucap beni sambil tersenyum.
"Tidak begitu juga maksud ku Ben. Maksudnya bos sekarang sudah tidak pernah marah-marah lagi," ucap Vina menjelaskan.
"Mungkin moodnya hari ini lagi bagus," jawab ku.
"Tidak begitu menurutku. Mungkin gara-gara bos menikah. Karena aku perhatikan sejak si bos menikah. Dia jarang marah-marah seperti dulu," ucapan penjelasan dari Vina.
"Memangnya menikah bisa merubah seseorang sampai segitunya ya?" tanya beni dengan ekspresi penasaran.
"Aku ya nggak tau Ben. Aku saja belum pernah menikah,"jawab Vina.
Makanan pesanan kita datang. Sambil menikmati makanan sambil tetap mengobrol membicarakan bos kita.
"Kalau aku bisa berubah aku juga kepingin menikah. Siapa tau hal-hal negatif dalam diriku bisa berubah positif," kata beni sambil menyantap makanan.
"Memangnya calonnya sudah ada ben?" tanyaku kepada beni.
"Ya belum vi. Memangnya diantara kalian tidak ada yang mau menjadi pengantin ku?" tanya beni kepada temannya.
"Tidak," aku dan Vina menjawab barengan pertanyaan dari beni. Semua orang di sebelah-sebelah kita sampai menoleh kepada kita. Sangking kerasnya suara aku dan Vina.
"Bukannya tidak mau tapi lebih baik kita berteman saja sudah cukup Ben," ucapku menjelaskan.
"Kok kalian begitu sich. Memangnya aku tidak menarik sebagai seorang laki-laki di mata kalian?" tanya beni meminta penjelasan.
"Maaf beni, bukan begitu maksud kita. Tapi lebih baik, alangkah baiknya kita bertiga berteman saja. Supaya tidak terjadi permasalahan diantara kita," jawab ku menjelaskan.
"Iya Ben, karena yang merusak persahabatan itu cinta. Kamu mau persahabatan kita rusak dan kita tidak bisa berteman lagi. Setiap bertemu di kantor kita tidak pernah bertegur sapa karena marahan," kata Vina menjelaskan.
"Serius sekali tidak begitu juga maksudku. Aku kan cuma becanda siapa tau diantara kalian berdua ada yang menjadi pengagum rahasia ku," kata beni sambil tertawa.
"Jadi pertanyaan tadi jebakan Ben. Siapa tau diantara kita berdua ada yang ngaku suka sama kamu. Menurut kamu begitu Ben?" tanya Vina kepada beni dengan ekspresi penasaran.
"Becanda vin, gitu saja ngambek. Aku minta maaf deh. Ayo balik keburu masuk," ajak beni sambil minta maaf kepada kita berdua.
"Iya, kita maafkan. Ayo kita kembali ke kantor," kataku menjawab beni dan bergegas berdiri untuk kembali ke kantor.
Sekarang sungguh nyaman suasana di kantor. Mendapatkan teman yang baik dan asyik di ajak ngobrol. Bos juga mulai baik tidak pernah marah-marah. Nikmat sekali rasanya hidup ku. Setelah ku lalui aktivitas keseharian ku dengan menyenangkan. Nama vino perlahan demi perlahan mulai hilang dari ingatan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
Hayran KurguBertemu dengan orang lama yang pernah mengisi hatiku. Tapi kenapa kau datang dan pergi sesuka hati mu