Hari ini adalah hari dimana Arlendra memulai kegiatan homeschooling sesuai dengan yang sudah dijadwalkan. Kalau dibilang gugup, tentu saja dia merasa gugup. Jika biasanya dia menerima materi di kelas bersama murid-murid yang lain, sekarang dia hanya akan melakukan pembelajaran sendiri di rumah. Mungkin prosesnya sama-sama belajar, tapi suasananya jelas berbeda.
Arlendra melihat jam di kamarnya. 10 menit lagi gurunya akan sampai. Dia bersiap-siap mengganti bajunya dengan celana dan kaos lengan panjang agar lebih sopan. Sekarang dia hanya sendiri karena kedua orang tuanya sudah berangkat ke rumah sakit sejak dua jam yang lalu. Tadi Raska juga mengiriminya pesan kalau dia akan datang nanti setelah acara belajarnya selesai.
Dengan langkah santai, Arlendra turun ke ruang tamu dan memutuskan untuk menunggu disana. Tak lama setelah dia duduk, suara bel pintu rumah dapat terdengar.
"Halo, selamat pagi. Apa benar ini dengan kediamannya bapak Joseph Wiryawan?"
"Benar."
"Perkenalkan, saya Agnia yang akan menjadi guru untuk program homeschooling putranya pak Joseph."
"Iya, saya sendiri. Silakan masuk, Bu."
"Terima kasih."
Arlendra menunjukkan dimana ruangan yang akan mereka gunakan untuk belajar nanti. Dia memperhatikan wanita tersebut dengan seksama. Dari wajahnya terlihat ramah dan lemah lembut. Agnia juga punya pembawaan yang ceria.
"Jadi kamu putranya pak Joseph?"
"Iya, Bu."
"Panggil saja bu Nia, biar lebih gampang. Nama kamu siapa?"
"Saya Arlendra, Bu."
"Boleh saya tau kenapa kamu memilih homeschooling setelah sebelumnya kamu bersekolah di sekolah umum?"
"Jadi begini, saya dulu sempat sakit sampai mengalami koma jadinya saya tertinggal satu tahun. Terus saya mikir daripada saya mengulang sendiri di sekolah, saya memilih homeschooling saja biar lebih praktis."
"Oh, begitu. Lalu, apa ada kendala dengan materi-materi yang dulu kamu dapat di sekolah?"
"Tidak ada, Bu."
"Ngga usah terlalu formal, Ar. Saya ngga galak, kok."
"Iya, Bu."
"Berarti kamu sudah siap dengan materi kelas 12? Atau perlu saya ulangi dengan pelajaran kelas 11 juga?"
"Diulang sedikit ngga apa-apa, Bu. Biar saya juga bisa mengingat kembali dan ngga terlalu bingung nantinya."
"Oke, kalau begitu saya mulai dengan materi kelas 11 dulu untuk pemanasan. Kalau kamu punya pertanyaan atau penyampaian saya ada yang kurang jelas, kamu langsung bilang aja."
"Iya, Bu."
Bu Nia mengeluarkan buku-buku dari dalam tas yang dia bawa kemudian menyuruh Arlendra untuk mencari sendiri materi mana yang ingin dia bahas lebih dulu.
Suasana pembelajaran berlalu dengan kondusif dan lancar. Arlendra sangat bersemangat dalam menerima semua materi yang ada di hadapannya. Semua bab bisa dia pahami dengan mudah tanpa kendala berarti hingga tak terasa waktu 4 jam berlalu begitu saja.
"Oke, saya rasa pertemuan pertama kita cukup sampai disini. Apa ada yang mau kamu tanyakan?"
"Ngga ada, Bu. Untuk pembelajaran hari ini saya sudah paham semua."
"Kalau begitu kita lanjutkan besok, ya!"
"Iya, Bu."
"Saya rasa kamu ngga akan mengalami kesulitan, Ar. Dari tadi kamu bisa menangkap semua penjelasan saya dengan baik dan kamu juga aktif bertanya kalau ada yang belum kamu mengerti. Mungkin besok kita bisa langsung mempelajari materi untuk kelas 12, bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELIONS (BxB)
Teen FictionCinta memang memerlukan persetujuan, tapi untukmu adalah pengecualian. ~ Arlendra Cover by Pinterest