Prolog - Bagian 3

10 0 0
                                    

Peringatan: Cerita ini mengandung unsur kekerasan, seksual, dan hanya diperuntukan bagi pembaca yang sudah berusia 21 tahun ke atas.

Kemudian, handphonenya berdering. Ia mengeluarkan handphone itu dari kantung jasnya, melihat ke layar utama dan bertanya-tanya siapa yang menelpon dirinya di waktu istimewanya dengan produk baru miliknya.

"Sialan!" Ucap Taka berbisik.

"Ada apa? Apa ada masalah?" Tanya Rob penasaran.

Taka memberikan handphonenya ke Rob yang saat itu kedua bola matanya hampir keluar dari tempatnya karena termakan rasa penasaran.

"Jawablah, aku ingin berkeliling" Ucap Taka lagi, sembari melempar benda yang tak selesai-selesai berdering itu pada Rob.

Rob menangkapnya dengan sigap dan menjawab telepon itu, terdengar suara perempuan. Sekali lagi Rob memastikan tak salah dengar dengan memeriksa nama kontak yang tercantum.

"Tukang Galon? Yang benar saja?" Gumamnya dalam hati.

Sementara berkeliling, Taka beberapa kali melihat design label yang terpampang di papan rencana bisnis dan beberapa rencana iklan yang akan ditayangkan secara meluas.

Taka menghampiri tempat pembuatan botolnya, bentuknya klasik sekali, tidak begitu menarik baginya. Beberapa karyawan mendatanginya dan menanyakan sarannya, tentu saja Taka mengeluarkan kalimat yang menusuk pemikiran banyak orang.

"Ini tidak menarik, botolnya sangat pasaran, lebih baik kita cari design botol minimalis yang berbeda" Ucap Taka sedikit ketus.

Karyawan perempuan yang berada di ruangan itu seketika mulai membuat sketsa botol, label dengan gaya minimalis yang terbaru.

Ramu Manis Yang BeracunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang