after

40 7 0
                                    

"lix. nih gue bawain puding buah, kesukaan Minho"

Felix tersenyum lemas diatas kasur kamar nya ke arah Hyunjin.

"makasih ya kak hyunjin"

Hyunjin mengangguk dan meletakkan tas berisi beberapa kotak puding diatas meja belajar Felix.

Felix jatuh sakit dan demam setelah mendengar kabar ini semua, tentang Minho yang koma sudah setahun padahal ia bertemu dengan Minho saat pertama kali masuk ke sekolah.

"pengumuman lomba besok nih sekalian mereka ada acara grand opening toko gitu, nanti juara 1 2 3 disuruh nampilin 1 dance" ucap Yeji.

"yah.. gue gabisa ikut dong?" sedih Felix.

"fokus aja dulu sama kesembuhan kamu lix" ucap Chaewon.

"terus nanti yang gantiin aku siapa?"

"gampang, ada kak hyunjin" ucap Yeonjun

Hyunjin tersenyum mengangguk.

"aku mau cerita sesuatu lagi" ucap Felix

semua orang yang menjenguk Felix sama seperti kemarin yang menjenguk Minho, langsung bersiap mendengarkan cerita Felix.

"kata Minho, dia juga dulu ikut ekskul dance tapi.. keluar. aku gak di kasih tau kenapa dia keluar, dia cuma bilang kalo dia udah jarang masuk latihan"

semuanya kaget, masih kaget karena Felix benar-benar seperti nyata bertemu Minho. Chaewon menghela nafas sebelum bicara.

"kak Minho itu jarang latihan karna ayahnya ga suka kalo kak Minho gabung ekskul dance. pokoknya setelah kita jam 2 siang bel pulang bunyi, kak Minho harus langsung pulang. sebelum Yeonjun dan Niki disini, ada kak Hyunjin dan kak Minho. tapi karna kak Minho ngundurin diri kak Hyunjin jadi gamau kalo di grup gaada kak Minho lagi, akhirnya kak Hyunjin cuma jadi pengajar karna dia ketua paling di percayain sama guru kesenian"

Felix sungguh pusing mencerna perkataan Chaewon, pikirannya masih dipenuhi bayang-bayang Minho yang mengisi hari-harinya di awal masuk sekolah. ia masih tak menyangka jika yang bertemu dengannya itu arwah Minho mungkin? tapi bagaimana terasa nyata, seketika Felix ingat setiap menyentuh tubuh Minho rasanya dingin, bibir nya juga agak pucat. namun Felix baru tersadar sekarang saat membayangkan momen-momen sebelum nya bersama Minho.

matahari mulai terbenam dan langit semakin oranye, semua teman Felix yang menjenguknya satu persatu berpamitan pada Felix dan bunda nya.

bunda Jina masuk ke kamar Felix dan memeriksa suhu tubuh Felix, rasanya sudah mereda namun terlihat di wajah Felix masih lemas dan kecapean.

"lix.. sudah istirahat ya? jangan dipikirin terus" ucap bunda Jina sambil mengelus punggung lengan Felix.

"bun.. aku takut, tapi aku kangen sama Minho"

bunda Jina tersenyum hangat.

"iya lix bunda paham, tapi kamu pikirin kesehatan kamu juga ya.. nanti Minho liat kamu jadi sedih"

Felix menggenggam tangan bunda nya sambil menahan tangisan yang akan keluar, nafas nya tercekat dan suara nya bergetar.

"bun.. kalo Minho sudah bangun apa dia inget Felix?"

"tidak ada yang tau lix.. berdo'a ya?"

Felix mengangguk tersenyum lemas. jika bunda nya sudah menyuruhnya selalu berdo'a, pasti semua akan menjadi lancar untuk Felix dan mengurangi kegelisahan Felix.

sepanjang malam, sepanjang dengkuran lembut Felix dalam tidurnya selalu pikiran Felix terlintas tentang Minho, ia ingin bertemu dan berbicara dengan Minho lagi.












My 'Friend' [MinLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang