SOTC : Open Arms - SZA, Travis Scott
•••
"Kumohon, bawa anakku pulang ke rumah.."
Itu perkataan terakhir yang Retha dengar sebelum memaksa kakaknya mematikan panggilan.
Jika mendengar lebih lama Retha takut pendiriannya akan melemah dan goyah hingga berubah pikiran. Luka hatinya belum sembuh untuk kembali ke tempat penuh kenangan itu.
"Kau lihat sendiri, kan? Ibu sangat menyayangimu, Tha."
"Lalu kenapa saat aku menelepon, ibu tidak pernah aktif?"
Sean menghela, "Ibu menggunakan nomor baru. Ponselnya rusak parah hari dimana kau pergi, ia melemparnya untuk melampiaskan rasa menyesalnya. Kenapa kau tidak coba meneleponku atau ayah?"
Tersenyum kecil, Sean menggeleng pelan saat Retha tak menjawab, "Tentu saja kau hanya menghafal nomor ibu, dasar anak nakal."
Retha berdeham—menyembunyikan rasa malunya, perkataan Sean benar, "Tapi itu tidak menjelaskan kenapa kakak baru datang kesini sekarang, kemana kakak selama ini?"
"Aku minta maaf. Aku terlalu pengecut untuk datang, kukira kau masih.. membenciku," Sorot mata Sean mengandung penyesalan, "Selama ini aku memberimu waktu menata kembali perasaanmu disini. Aku benar-benar egois mengira itu akan membantumu membuka hatimu perlahan-lahan, berusaha keras menahan rasa rinduku padamu dari jauh."
"Jika aku tau hal itu malah membuatmu semakin salah paham, aku sudah menemuimu sedari dulu." Kakaknya terlihat tulus dan penuh rasa bersalah, Retha tak bisa melihat setitik pun kebohongan dalam ucapannya.
"..Tapi kakak selalu rutin memberiku uang untuk membayar keperluanku disini?"
"Ada yang salah? Itu sudah kewajibanku sebagai kakak. Bagaimana pun keadaan hubungan kita, kau tetap adik kecilku yang paling kusayangi. Itu tidak akan pernah berubah."
Retha menahan untuk tidak terharu, Sean masih tetap sama seperti dulu, "Tapi aku masih tak ingin pulang. Kakak tidak bisa memaksaku."
Sean tersenyum sedikit, "Aku tidak akan memaksamu. Kau sudah besar dan bisa buat keputusan sendiri, aku hargai itu. Tapi izinkan aku membujukmu, jangan sampai kau menyesal karena tak mendengar hati nuranimu."
Retha terdiam merenung, terlalu banyak informasi yang perlu ia cerna sekaligus. Bagaimana bisa selama ini ia salah mengira bahwa keluarganya mengacuhkannya?
Apa benar kepergiannya waktu itu membuat mereka semua merasa sedih?
Lalu kakaknya, Sean. Sebenarnya saat ini Retha sangat ingin bangkit memeluk pria itu erat, merindukan kehangatannya yang sejak kecil ia dapatkan. Namun situasi tegang ini seperti menjerat pergerakannya membuatnya harus waspada pada semua orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy with Benefits⚠️
Romansa🔞MATURE CONTENT - ADULT ROMANCE🔞 [BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!] (SEDANG DALAM REVISI BESAR-BESARAN) "Apa yang kau lakukan?!" Retha berbisik garang, suaranya terdengar serak saat jari-jari Alan menepikan dalamannya di bawah m...