Chapter 23. Bayu Nyatakan Cinta

14 3 10
                                    

Malam ini terasa indah banget buat Miko yang sedang suap-suapan bakso sama Mia. Juga Rio yang lagi boncengan sama Sisil keliling komplek.

Cuma si Ali yang ngenes. Mau tahu apa yang sedang dia lakukan di malam Minggu begini?

"Udah belom, Nyak?!"

"Belom! Masih nggak ada gambarnya! Elu puter-puter lagi dah sampe dapet sinyal!"

Waduh!

Malam-malam begini mana lagi gerimis, si Ali lagi manjat di atap rumah benerin antena TV!

Ali sudah menggigil kedinginan lantaran badannya yang kerempeng cuma pake celana pendek doang. Bapaknya yang baru tiba di rumah kaget lihat anaknya itu sedang berada di atap rumah.

"Busyet bocah? Ngapain lu di situ?!" teriak bapaknya.

Ali menoleh ke bawah. "Pak, Ali nggak bisa turun!" ringisnya.

Bapaknya si Ali geleng-geleng. Sambil bawa bungkusan bakso yang dibelinya dari kedai Pak Yusuf, dia berjalan memasuki rumah.

Ali mulai panik. "Pak, woi! Bantuin Ali turun kek!"

Suara si Ali sampai kedengaran ke dalam rumah. Mpok Inah biasa saja. Dia dan Putri, adiknya si Ali yang baru berusia delapan tahun menyambut kepulangan laki-laki pencari nafkah di rumah itu dengan sumringah.

"Baru pulang, Bang?" kata Mpok Inah selepas menyalami suaminya.

Bapaknya Ali tersenyum. "Hari ini Abang gajian, jadi pulang agak telat. Tapi Abang udah beliin bakso favorit Ali sama Putri," katanya sambil menyodorkan bungkusan yang dibawanya.

Mpok Inah tersenyum girang. Juga Putri yang sudah tidak sabar pingin makan bakso.

"TV nya kenapa? Rusak lagi?" Sambil membuka topinya, bapaknya Ali bertanya. Matanya tertuju pada televisi butut yang duduk di meja ruang tengah.

Mpok Inah yang sedang menyiapkan bakso menarik nafas dalam-dalam. "Biasalah, Bang. Anak-anak pada pingin nonton TV! Pan Aye bilang itu TV udah sekarat!"

Bapak Ali geleng-geleng sambil kipas-kipas pake topinya. Matanya melirik ke arah Putri yang sedang melahap bakso sambil duduk beralas tikar.

"Waduh! Aye lupa kalo Ali masih di atas genteng!" Mpok Inah menoleh ke arah suaminya.

Bapaknya Ali cuma geleng-geleng. "Biar Abang yang lihat," katanya lantas segera bangkit.

Belum juga langkah bapaknya Ali tiba ke pintu rumah, tiba-tiba saja terdengar bunyi keras.

Gbut!

"Wadaaw!"

"Aduh!"

"Aduh!

Mpok Inah dan suaminya kaget serempak. Mereka saling pandang.

"Ali!"

Keduanya buru-buru berlari keluar. Dilihatnya si Ali yang lagi meringis sambil pegangin pinggangnya. Rupanya dia jatuh dari genteng.

~•~

Kedai bakso Pak Yusuf makin ramai menjelang Isya. Sambil cuci mangkuk, Fitri mengintai Bayu dan Icha yang sedang makan bakso. Mereka kelihatan mesra sekal. Fitri jadi nyesek sendiri lihatnya.

"Kamu sering kesini?" tanya Bayu ke Icha.

Gadis itu mengangguk usai mengusap ingus pake tisu. "Aku suka banget sama bakso," katanya sambil kepedesan.

Bayu tersenyum gemes lihatnya. Kemudian dia menyodorkan sapu tangan putih ke depan cewek cantik yang lagi seru makan bakso.

"Pake ini aja," ucap Bayu. Dia tersenyum saat mata indah bola ping-pong Icha menatap.

MELTING ME SOFTLY (series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang