|| awal yang baru ||
Kalian bisa membayangkan bagaimana rasa canggung yang luar biasa hadir, menikam diri dengan begitu kuat, ruang terasa menyesak tiap kali kedua manik mata bersinar miliknya tak sengaja menatap kearahnya. Ara merasakan lonjakan jantung yang berdetak semakin menggebu, udara yang hadir seolah beracun membuat setiap pergerakan yang dilakukan terasa kaku.
"Kenapa, a-aku harus bagaimana ?"
Tatapan yang dulu selalu ia rindukan, tatapan hangat yang selalu memujinya disetiap detik, tatapan lembut saat dirinya melakukan kesalahan_ Ara berusaha mati-matian untuk melupakan tatapan itu! Namun apa yang justru semesta beri kepadanya? Setelah tiga tahun sang pemberi takdir justru mempertemukan keduanya!!!
"Duh! Maaf-maaf"
Gadis itu menunduk berlutut di hadapan Ara, tangan putihnya dengan cekatan mengusap paha milik Ara yang basah, cairan dingin yang merembes meninggalkan jejak tak dirasa oleh Ara, kedua netra hitam pekat yang kini di baluti oleh softlens berwarna biru menatap dalam ke arah gadis yang bersimpuh di hadapannya.
"Aku, h-hanya _" Gadis tadi mendongak menatap Ara yang menatapnya dalam, apa itu tuhan ?
Mata biru itu sangat cantik! Bak terkunci dan membeku tubuh gadis itu membatu, otot-otot dalam tubuhnya seolah sulit untuk bergerak mata cokelat miliknya menatap penuh hasrat kerinduan yang menggelora.
"Uhuk!!! Sebentar lagi sesi ketiga_ kalian bisa bersiap" Suara khas lelaki mengangetkan keduanya_ itu adalah kaka laki-laki dari Chika atau kalian biasa mengenalnya dengan nama panjangnya Yessica Tamara.
"Itu, itu tadi a-aku e_ nggak sengaja" Chika berdiri, dia bingung dan sangat terlihat gagu, tiga tahun tidak bertemu dan pergerakan pertama yang ia lakukan adalah menyiram paha seseorang didepannya ini ? Pertemuan pertama yang sangat baik Chika.
Ara bisa melihat Chika yang kini berdiri dengan dua benda berbeda di tangannya, satu adalah gelas dan satu di tangan kanannya adalah tisu. Oh! Sial Ara baru menyadari jika pahanya yang mulus terasa lembab. "Ck_ ya... t-tidak papa, kamu bisa melupakannya" Ara berucap sambil mengusap pahanya yang baru saja bereaksi.
"Ah... Baiklah-baiklah sepertinya aku sedikit mengganggu di sini" Lelaki beranjak menuju pintu namun sebelum berbalik dirinya menatap dua insan manusia yang juga menatap kearah dirinya dengan tatapan membingungkan, tapi jika dipikir kalo dirinya menjadi salah satu dari keduanya pun akan merasakan hal yang sama. " Kalian sudah lebih dewasa dari sebelumnya, ku harap kalian bisa menentukan sikap mana yang pantas saat berhadapan di publik"
Hening!
Setelah kakak laki-laki Chika keluar dari ruangan ini suasana menjadi hening, keduanya terjebak dengan lamunannya masing-masing. Bingung harus berucap mulai dari mana, keduanya sama-sama merasakan rasa tak nyaman dan gelisah. Jika dulu mereka tidak akan pernah berdiam diri setiap detik waktu yang berputar akan dihiasi dengan suara tawa keduanya, pembahasan tidak masuk akal dari keduanya berhasil mencairkan suasana yang begitu membeku, tapi_ itu adalah dulu.
"Ara_ a-aku juga bingung, dulu_"
"Lupakan! Aku tidak mau membahasnya sedikitpun!" Ara berucap dengan nada penuh penekanan, bagaimana pun juga Ara berusaha melupakan masalah itu tetap hati Ara akan merasakan sakit yang luar biasa. Dulu dirinya hanya gadis berusia tujuh belas menuju ke delapan belas tahun, menerima setiap makian dari penghuni media sosial benar-benar menghancurkan keyakinan Ara. Ara menderita saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
repeated scandals
Fanfiction|| Lupakan, lupakan jika kita pernah bertemu bak sedetikpun. Bukankah karirmu lebih berharga dari apapun, selamat atas mimpi mu, Chika || Zahra nur khaula || Maaf_ maafakan aku, aku menyesal. Terimakasih Ara, terimakasih untuk saat ini dan tiga tahu...