Apa Olahraga Kesukaan Kucing? Purr-lates

131 30 30
                                    

Suasana ruang makan sejenak hening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana ruang makan sejenak hening. Sebenarnya, Yudhis sudah lama tahu kalau Ibu mengidap ailurophobia. Bima pun tampaknya juga masih ingat. Namun, Juna, si Bungsu tampaknya 100% lupa. Mungkin karena Ibu semakin jarang keluar dan bertemu makhluk unyu satu itu.

Yudhis masih ingat ketika dia masih SD, Ibu pernah melompat ke kursi salah satu kedai mi ayam garap-gara ada kucing tiba-tiba melintas menyentuh mata kakinya. Ibu menjerit histeris di atas kursi dan menjadi tontonan para pengunjung.

Sejak itu, Bapak tidak lagi membawa Ibu ke kedai pinggir jalan, Bukan karena Ibu tidak doyan masakannya, tapi lebih ke Bapak khawatir Ibu bisa jadi tontonan orang lain lagi.

"Batalin bisa nggak?" Yudhis kali ini menyiah rambutnya ke belakang ikut pusing. Rasa-rasanya akhir-akhir ini tidak ada yang berjalan lancar. Semua kacau balau dan berantakan sekali. Terus terang, dirinya mengkhawatirkan rencana staycation ke Bunaken makin jauh dari terwujud.

Dan harapan Yudhis pun semakin kandas ketika melihat Juna menggeleng lemah. Cowok itu menghentikan kegiatannya memotong ayam goreng tepung di piringnya.

"Owner-nya udah booking 3 hari penitipan selama mereka melakukan long weekend ke Jogja dan ninggalin kucing mereka." Juna menjelaskan. "Nggak ada waktu buat nyari pengganti dan mereka nggak akan mau pengganti, karena Juna sendiri harus melalui serangkaian tes online sebelum kemarin lusa wawancara dan mendapatkan pekerjaan ini."

Bima tampak heran mendengar adanya tes hanya untuk menjaga seekor kucing. "Apa kucingnya mahal?"

Juna mengangkat bahu. "Fotonya sih cantik. Bulunya panjang warna abu-abu gitu. Juna digaji satu juta untuk tiga hari."

Bapak tersedak ayam goreng saat mendengarnya.

Untuk beberapa saat, semua tampak terkejut dengan besarnya biaya perawatan.

"Bukan scam?" Bima ganti khawatir.

Juna mengangkat bahu. "Sudah dibayar lima ratus ribu sebagai DP dan sisanya akan dibayar saat kucing diserahkan besok. Makanan juga akan mereka sediakan untuk tiga hari."

Ibu pun tampak bingung. "Kok kayaknya gampang banget dapat sejuta? Ibu khawatir...."

Semua langsung mendelik kaget ke arah Ibu. Teringat terakhir kali ibu mengkhawatirkan pekerjaan Juna, berujung bencana. Feeling Ibu memang tidak 100% benar, tapi juga sering sekali tepat.

"Bu, tolong jangan doain yang aneh-aneh, dong!" Juna memohon pasrah.

Ibu hanya tertawa kecil dan mengangkat bahunya. "Bukan doain, tapi feeling Ibu nggak enak. Tapi, Ibu selalu doakan semoga kita semua diberkahi rezeki melimpah, lancar, berkah."

Lagi-lagi semua pun mengaminkan doa ibu.

"Ya sudah, semoga besok kucingnya nggak berulah sampai tiga hari ke depan." Bapak menengahi. "Sekarang sebaiknya kita cepat makan dan beristirahat untuk menyambut kucing yang entah bagaimana besok."

END TABUNGINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang