01. Awal mula

21.3K 400 2
                                    


BRAK

Merasa menabrak sesuatu, Lelaki itu dengan segera membuka pintu mobil dan berjalan mendekati 'sesuatu' itu. Disana terlihat seorang gadis yang sedang meringis sambil memegang pergelangan kakinya.

Ia menekuk satu lututnya untuk mensejajarkan tubuhnya dengan gadis itu, sambil berdecak "Kalau mau nyebrang itu lihat kanan kiri, emang kamu kira jalan ini punya nenek moyang kamu!" Ucap Rafael sinis

"Ada yang lecet tidak?"

Gadis yang sedang duduk di aspal sambil memegang kakinya itu sontak menoleh, sambil melihat Rafael dengan tatapan lempengnya.

Tanpa menjawab pertanyaan yang di ajukan, gadis itu langsung berdiri sambil melangkah tertatih-tatih untuk memungut barang bawaannya yang terlempar tadi.

"Ck, ada ada aja,"

"Makin lama lagi buat dapet tambahan nya kalo kaya gini mah." Lirih gadis itu sambil berdecak sebal

Rafael yang sedari tadi memperhatikan dengan diam, langsung bergegas menghampiri nya. Ia baru tersadar jika gadis itu membawa makanan yang sepertinya hendak di jual.

"Sini, saya bantu bawakan." Tawar Rafael

"Gak perlu."

"Tap-"

Belum selesai Rafael berbicara, gadis itu langsung pergi meninggalkan nya sendiri di jalan yang memang sedang sepi tersebut.

Mengangkat bahunya acuh, sambil berbalik menuju mobilnya dan melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda.

°°°°

Seminggu sudah terlewat sejak insiden di jalan. Rafael melangkahkan kakinya keluar dari kantor, dan mengendarai mobilnya menuju restoran yang baru dibuka lima hari lalu di dekat tempat kerjanya.

Hari ini dirinya pergi sendiri, sebab seseorang yang biasa menemaninya itu sedang menyelesaikan pekerjaan yang ia tinggalkan tadi. Karena itulah Rafael memilih tempat yang dekat dari kantornya

Setelah memarkirkan mobilnya, Rafael berjalan memasuki restoran dan langsung duduk di meja paling pojok yang menghadap langsung ke jalan.

Tidak berselang lama, pelayan menghampiri nya sambil membawa buku menu. "Silahkan, Pak" Ucap si pelayan sambil meletakan buku menu itu di atas meja

Rafael yang sedang fokus pada ponselnya, langsung mengadahkan kepalanya ke depan saat dirinya mendengar suara yang tidak asing itu.

"Kamu,"

"Kamu, kerja disini?" Tanya Rafael sambil melihat gadis itu

Ya, gadis yang sama dengan insiden di jalan kala itu. Gadis yang tidak sengaja ia tabrak. Gadis itu mengangguk untuk menjawab pertanyaan yang tadi diajukan oleh Rafael

"Maaf, waktu itu saya buru buru. Jadi kebut kebut di jalan." Ucap Rafael menyesal sambil memandang gadis di hadapannya ini

Gadis itu tersenyum saat mendengar Rafael yang meminta maaf. Dirinya sempat kesal waktu itu dengan Rafael, bukan nya meminta maaf, lelaki itu malah berujar sinis kepadanya.

"Gapapa, Pak. Saya juga salah waktu itu, nyebrang jalan gak lihat kanan kiri."

"Kalau mau nyebrang itu lihat kanan kiri, emang kamu kira jalan ini punya nenek moyang kamu!"

Rafael meringis mengingat omongannya kala itu, ia mengusap tengkuknya tidak enak. "Kaki kamu baik baik aja?"

"Iya."

"Nama kamu siapa?" Tanya Rafael sambil memandang kearah gadis di depannya ini

Belum sempat dirinya mendapat jawaban, seseorang menghampiri mereka dengan tergesa gesa dan berbisik kearah gadis itu. Entah apa yang dikatakan oleh orang itu, sampai membuat gadis disampingnya mengerutkan keningnya dalam dengan wajah yang sedikit resah.

"Maaf Pak, pesanan Bapak nanti biar ditulis sama teman saya ini," Ucapnya sambil melihat kearah Rafael dengan senyum tipis

"Aku duluan." Setelah menepuk pundak seseorang yang katanya 'temannya' itu, ia berlari meninggalkan meja Rafael dengan cepat

"Siapa nama dia?" Tanya Rafael kepada seseorang yang tadi menggantikan gadis itu

Orang yang di tanyakan tersentak pelan. apakah lelaki ini akan memberikan rating buruk di restoran ini karna pelayanan nya tadi terpotong. Pikirnya

Rafael yang tidak mendapatkan jawaban pun menoleh kearah orang itu, ia mengernyitkan dahi nya saat melihat orang itu hanya diam melamun sambil menatap nya.

Tuk

Rafael mengetuk meja sekali untuk menyadarkan pelayan itu, "saya tidak sedang bertanya dengan angin" ucap Rafael datar

Pelayan yang mendengar itu langsung tersadar, dan menundukkan kepalanya sopan "Dia Rona, Pak" Jawab pelayan itu sambil menggenggam erat buku menu

"Rona? Rona? Nana?" Gumam Rafael sembari tersenyum kecil

"Maaf Pak?"

"Tidak, saya pesan americano sama spaghetti bolognese" Rafael menunjuk buku menu di hadapannya

"Baik, mohon tunggu sebentar Pak" Ucap pelayan itu yang di jawab anggukkan singkat oleh Rafael

Setelah pelayan itu sudah tidak terlihat, Rafael mengangkat kepalanya untuk melihat jalan yang ada di depan sana. Pikirannya tanpa sadar mengulang nama gadis itu beberapa kali

"Nana, ya..."

RAFANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang