What are We?

Part 26 *New

Di bawah cahaya rembulan dengan pemandangan langit yang cukup cerah, Kyuhyun terduduk di sebuah taman. Sorot matanya tampak tidak fokus memandang objek yang berada di hadapannya. Ia tengah merenungi setiap langkah yang ia pijaki menuju kehidupan barunya dalam beberapa bulan ke depan.

Semua keputusan diputuskan secara cepat, termasuk salah satunya adalah segera meminang Irene dengan melangsungkan sebuah lamaran sederhana. Jika dipikirkan kembali, langkah yang ia ambil memiliki konsekuensi yang sangat besar yang akan berpengaruh dalam hidupnya. Sebelumnya keputusan itu juga telah dipertimbangkan dengan bulat tanpa intervensi siapapun. Sesuai dengan tujuan awalnya, membuka lembaran baru untuk dirinya sendiri dengan mengakhiri hubungan tanpa komitmen demi kebaikan bersama.

Ia mengelus cincin yang tersemat di jarinya. Meski ia dan Irene melewati fase pertunangan, namun keduanya tetap diikat dengan cincin pada jari manis mereka. Benda itu dijadikan sebagai penanda bahwa telah terjalin sebuah komitmen dengan tambatan hati. Selain itu, benda tersebut tidak hanya dijadikan simbolik saja, namun penanda tersebut dijadikan sebagai pengingat untuk orang lain agar tidak masuk ke dalam hubungan orang lain dan melewati batas yang seharusnya.

Sepatutnya Kyuhyun merasa tenang karena apa yang  telah terencana, berhasil terealisasi dengan sangat baik. Namun sepertinya itu tidak membuatnya merasa lega sempurna. Perasaan lain ikut menyelinap ke dalam dirinya yang membuatnya kembali dalam keraguan. Bertanya dalam lubuk hatinya apakah keputusannya tepat setelah kedua matanya menangkap sosok yang menjadi faktor utamanya dalam mengambil keputusan besar ini.

Dirinya melihat sosok itu berdiri terpaku di luar bilik restoran yang dipakai sebagai acara lamaran dirinya dengan Irene. Meski dilihat dari jarak yang jauh dan cukup samar, ia dapat menangkap raut sendunya. Kyuhyun merasa dirinya seperti bajingan yang tengah melakukan sebuah pengkhianatan.

Cukup lama mereka terpisah tanpa kabar dan juga tanpa komunikasi. Namun saat bertemu kembali tanpa rencana, ia hadir dengan status baru yang tersemat di dirinya bersama dengan wanita lain. Membuatnya semakin dirasa brengsek untuk wanita itu.

Kyuhyun tidak yakin bahwa sosok itu tidak paham sedikit banyak dengan kondisi yang telah terjadi di sana. Perasaan bersalah begitu saja menyelinap ke relung hatinya yang meninggalkannya begitu saja. Ia tidak berani menatap lama wajah sendu itu. Takut hatinya goyah dan menyebabkan kekacauan baru. Namun ia tidak dapat mengubah apapun lagi karena semua telah terjadi. Ia berhasil mengikat Irene ke jenjang yang lebih serius.

Begitu pula yang dirasakan oleh Seohyun, penyesalan selalu datang di akhir. Tiada lagi kesempatan untuk mengakui perasaannya secara terus terang kepada Kyuhyun. Seohyun menyesali ketidakmampuannya untuk berlaku jujur akan hatinya.

Seohyun lebih memendamnya sendiri. Itu jelas membuat hatinya sesak setiap memikirkannya. Rasa sesak yang dirasakannya lebih hebat dibanding mendapat sebuah penolakan. Namun rasa takut akan kehilangan pria itu juga sangat besar jika ia mengakui seluruh perasaannya.

Namun apa yang ia dapatkan sekarang? Hanya rasa sesak yang semakin menggerogoti hatinya. Ia tetap kehilangan Kyuhyun tanpa mengakui perasaan cinta yang telah terpendam tanpa ia ketahui kapan tepatnya. Perasaan itu tersimpan rapi di sudut hatinya tanpa siapapun yang tahu. Seohyun menyesal. Ia terlambat. Ide untuk segera mengungkapkan perasaannya pun juga bukan ide yang baik setelah pria itu terikat dengan wanita lain. Satu-satunya cara adalah dengan mengubur perasaan itu. Entah sampai kapan lamanya, mungkin bisa jadi selamanya.

Tanpa sadar air matanya kembali menetes. Dengan segera ia menyeka tetesan air matanya. Ia menatap nanar punggung tegap milik seseorang yang biasa merengkuhnya di kala masa sulitnya. Mulai saat ini tampaknya ia tidak akan bisa lagi mendapatkan perlakuan serupa. Ia perlu menambah kekuatan untuk berdiri sendiri di atas kakinya. Tidak akan ada lagi sosok yang menjadi topangannya ketika ia terpuruk.