kaca berserakan dimana-mana, tanaman dari pot pecah juga akibat lemparan dari batu. hanya teriakan kesedihan dan amarah yang terdengar, selebihnya hanya tangisan.
"tch, gue buat sekolah lo makin jelek" pria yang berkulit sangat putih mulus itu berdiri di depan gerbang dengan perasaan bangga.
"le! gue nemuin Minho!" seorang pria yang lebih tinggi dari Chenle menghampirinya dengan nafas terengah.
mendengar nama itu, Chenle langsung mengepalkan tinju nya seperti siap melayangkan pukulan kapan saja, dimana saja dan pada siapa saja.
"anak sialan itu.." gumam Chenle.
Jeno yang melihat amarah pada Chenle langsung memberinya sebuah batu besar, mengompori amarah Chenle.
"nih, dia ada di kelas plang 11-2 sama Bangchan. tadinya ada Hyunjin, tapi gatau dah tu anak lari dari kelas itu"
ucap Jeno dengan kasual. Chenle melempar-lempar kecil batu ditangannya ke udara lalu mulai berjalan masuk ke area sekolah dan mencari kelas yang dikatakan Jeno.
Chenle bersembunyi diantara pohon besar yang tak jauh dari depan kelas itu, ia mengintip sedikit disana memang benar ada Minho dan Bangchan tengah panik dan membicarakan persembunyian.Chenle menyeringai, dan tanpa pikir panjang ia melayangkan batu itu dilempar ke arah kelas hingga membuat kaca kelas nya pecah. Minho dan Bangchan dengan reflek dan kaget menunduk bersembunyi diantara meja meja dan kursi, kedua nya melihat keluar tak ada siapa siapa.
lagi-lagi Chenle dengan sigap melakukan tindakannya, ia berjalan ke arah pecahan kaca diluar dari arah lain.
saat Bangchan dan Minho membulatkan matanya tanpa sempat melakukan gerakan apapun, sebuah batu yang dilempar Chenle melesat dengan cepat dan tepat ke arah kepala Minho.
hingga berdarah..
"itulah akibatnya suka merebut kebahagiaan orang, Minho"
"BAJINGAN LO CHENLE!"
Minho menahan lengan Bangchan, menghentikan pergerakan pembalasan perbuatan Chenle. Chenle menyeringai.
"ga pernah berubah, sok manis.."
gumam nya sebelum pergi dari sana.
"HO, APA APAANSIH"
"chan.. nanti lo kena masalah.." ringis Minho
Bangchan mengubah ekspresi nya menjadi lebih lembut, ia tau perkataan Minho benar. namun tetap saja amarah nya menyulut ketika melihat darah Minho mulai mengalir dari kepala Minho.
"ho.. darah.." lengan Bangchan hampir ingin meraih darah itu berasal.
Minho merasakan ada air yang terasa dingin mengalir dari sisi ujung dahi nya, tangannya meraih dahi nya menempelkan pada darah yang mengalir itu. ia mengeceknya sendiri dan melihat darahnya sendiri di telapak tangannya.
"gue.. gapapa.." Minho berusaha menahan sakit nya, kepala nya terasa berputar, pusing, berat seperti bisa jatuh kapan saja. namun Minho tetap memaksa berdiri dan duduk diatas kursi sambil menahan sakit dan perih di kepala nya.
Bangchan tangannya gemetar dan nafasnya juga tercekat, ia hanya mampu memandangi Minho yang menahan rasa sakitnya sendirian.
sementara itu Chenle merasa sukses, ia kembali keluar dari area sekolah dimana para anak buah nya sudah menunggu mengelilingi mobil nya seraya melindungi.
"kerja bagus, ayo balik"
para anak buahnya mengangguk menurut lalu menghampiri kendaraan masing-masing. satu persatu mereka mulai pergi termasuk Chenle.
KAMU SEDANG MEMBACA
My 'Friend' [MinLix]
Teen Fiction"hai kamu anak baru, aku Lee Minho atau Ino" sedikit kisah tentang anak SMA, Lee Felix yang bertemu dengan arwah Lee Minho karna Lee Felix adalah pendatang baru dari SMA GoHara. dimana SMA GoHara yang telah membuat Lee Minho jatuh koma akibat kericu...