Bab 04.

39.7K 435 9
                                    

"Malam ini kamu tidur di kamar ini. Besok, aku akan mencarikan apartemen untukmu." Valerie membiarkan Verris tidur di salah satu kamar kosong yang ada di rumahnya.

"Terimakasih. Aku akan bekerja dengan baik untukmu."

Jawaban Verris membuat Valerie menggaruk pelipisnya.

"Boleh aku mandi terlebih dahulu? Tubuhku penuh keringat, terasa lengket." Izin Verris.

"Tentu. Mandilah, di kamar mandi." Tunjuk Valerie pada sebuah pintu di dalam kamar tersebut. "Sudah aku sediakan peralatan mandi yang lengkap."

Verris mengangguk, masih menatap Valerie yang tidak beranjak dari tempatnya.

Melihat tatapan Verris, Valerie mengerti. "A-ah! Iya ... selamat mandi."

Barulah ia pergi dengan kebodohannya.

Valerie memukul kening sendiri, akan tingkah absurdnya.

Ia memilih untuk turun ke bawah menyiapkan makan malam untuk mereka berdua.

Sedangkan Verris di kamar mandi, terus tersenyum mengingat Valerie.

Wanita itu sangat unik.

Bisa-bisanya memungut gelandangan sepertinya, dan di jadikan pemuas nafsu?

Sungguh unik bukan?

Akan tetapi Verris tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia akan menekuni pekerjaannya dengan baik.

***

"Selamat makan," ucap Valerie yang saat ini mereka sudah duduk berdampingan di meja makan.

Biasanya ia hanya duduk di meja itu sendirian. Dan kini ada satu orang menemaninya.

"Masakanmu enak." Verris memuji Valerie.

"Terimakasih." Valerie tersenyum simpul akan pujian Verris.

Mereka makan dalam keheningan. Hanya ada bunyi sendok dan garpu yang saling bersahutan.

Sebetulnya Valeri hanya masak menu makan seadanya. Isi kulkasnya sudah lama tidak di perhatikan, dan untungnya ada beberapa frozen food yang bisa di olah.

Hingga selesai makan, Verris berinisiatif untuk mencuci piring bekas mereka.

Valerie tidak melarang. Justru ia menikmati pemandangan Verris yang berada di washtafel nya.

Entah karena keberadaan Verris yang tegap tinggi, membuat ruang dapurnya terasa sempit. Valerie melipat kedua tangannya di dada, menikmati pemandangan itu.

Lagi-lagi pikiran kotornya berkelana.

Ia sudah membuat list untuk bercinta dengan Verris di setiap sudut rumahnya. Termasuk di meja washtafel itu.

Semua fantasi liarnya akan ia laksanakan bersama Verris.

Verris mengelap tangannya menggunakan handuk yang tergantung di sisi tembok.

Valerie menegakkan tubuhnya menatap Verris. "Sekarang, ikut ke kamarku."

Verris menurut, membuntuti Valerie dari belakang. Mereka naik dengan tangga ke lantai keberadaan kamarnya yang sama dengan lantai kamar Valerie.

Ketika masuk ke dalam kamar Valerie, aroma wangi manis tercium semerbak. Susunan kamarnya juga sangat rapih, sesuai karakter dari Valerie.

"Duduk dulu, aku akan ambilkan sesuatu."

Verris memilih duduk di pinggir kasur. Ia melihat ke sebuah pajangan foto, yang berisi Valerie dan seorang pria.

"Ini, kamu harus baca dan pahami." Verris mengalihkan pandangannya pada figura tadi, menerima sebuah map coklat yang di berikan Valerie.

Terjerat Gairah Tunawisma TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang