Keesokan harinya, seperti apa kata Valerie kemarin. Ia akan mengajak Verris mencari apartemen.
Valerie mencari di internet, sebuah apartemen yang mudah di aksesnya dari arah rumah dan arah kafe tempatnya bekerja.
Sehingga kala ia menginginkan Verris, dengan jarak dekat Valerie bisa langsung menghampiri pria itu.
Valerie dan Verris sudah menemukan satu apartemen yang bagus. Sang pria juga tidak banyak menuntut, tempat seperti apapun yang di berikan oleh Valerie akan ia terima.
Tanda tangan dan pembayaran lainnya sudah di lakukan Valerie bersama sang pemilik. Ia dan Verris hanya tinggal mengisi apartemen tersebut yang sebetulnya sudah berisi beberapa perabotan.
Seperti sofa, tempat tidur, lemari, kitchen set, dan lain-lain.
Hanya benda-benda elektronik saja yang tidak ada. Dan Valerie sigap membelikan semuanya untuk Verris.
"Kita ganti juga kasurnya. Aku mau kasur baru, untuk kita gunakan saat bercinta. Tidak tau itu bekas kasur siapa, jijik ...." Valerie mengedikkan bahunya dengan ekspersi geli.
Verris tersenyum. "Terserah padamu, Tuan Putri ...."
BLUSH!
Sebutan itu kembali di ucapkan oleh Verris. Sontak saja pipi Valerie memerah hangat.
Semalam Verris mulai menyebutkan itu karena Valerie yang terus memilih apartemen, tapi sering merasa ragu. Jadilah Verris mengatakan panggilan tersebut, dan membuat Valerie blushing.
"Y-yasudah. Aku mau melihat ke sana," ucap Valerie gugup mencari alasan.
Sudah lama ia tidak merasakan tersipu seperti tadi.
Verris memberikan dampak yang bagus untuk kesehatan hatinya.
Membuat Valerie tersipu menjadi keahlian tambahan bagi Verris. Ia menyukai kala wanita itu salah tingkah, bersemu merah di pipi.
Verris memilih membuka pintu balkon kamarnya. Kamar yang akan menjadi tempat singgahnya sehari-hari.
Membiarkan udara masuk, Verris keluar dari sana untuk menyusul keberadaan Valerie.
Ternyata wanita itu berada di ruang dapur, melihat lihat ke seluruh sudut.
"Kenapa?" tanya Verris yang sampai di belakang tubuh Valerie.
"Kita juga harus pesan meja makan. Tidak ada meja makan di sini," ujar Valerie memindai lagi.
"Tidak perlu seluruhnya di beli sekaligus, Val ... sayang uangnya."
Valerie berbalik badan menatap Verris. "Kenapa? Uangku banyak. Selama ini aku bekerja, tidak pernah menghamburkan uang. Lagipula ...."
Menjinjit agar menyamakan tingginya dengam Verris, Valerie berbisik, "kamu itu gigolo spesialku. Jadi harus aku cukupi semuanya. Supaya kamu tidak kabur."
Verris terkekeh dengan wajah tampannya. Lalu ia menarik pinggang Valerie, sehingga tubuh mereka berdempetan mesra.
Valerie tertular untuk tertawa. Mereka cekikikan dengan berpelukan, juga Verris yang iseng mengelitiki perut Valerie.
Berusaha kabur, Valerie baru hendak lari, tapi sudah kembali tertangkap oleh Verris.
Tubuhnya di dorong ke arah tembok, di himpit dengan tubuh kekar Verris.
Mata mereka saling beradu pandang dengan helaan napas setelah sama-sama tertawa.
detik berikutnya, tatapan keduanya beralih pada bibir masing-masing lawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjerat Gairah Tunawisma Tampan
RomanceRate 21+‼️ baca sesuai usia. Valerie seorang wanita dewasa yang memiliki penyakit kecanduan sεksuΔl. Akan tetapi ia tidak pernah melakukannya dengan pria, melainkan dengan benda mainan mainan yang ia mililiki. Sampai di malam itu, Valerie terpikat d...