Bab 19.

10.2K 298 9
                                    

Liburan ke pantai pun terlaksana.

Verris dan Valerie pergi ke pantai berdua, mengemudi mobil.

Di sepanjang jalan, Valerie begitu gembira di terpa angin jalan yang lebih sejuk dari hiruk piuk pusat kota.

Letak pantai dari tempat tinggal mereka cukup jauh, memakan waktu perjalanan dua sampai tiga jam.

Valerie sengaja membawa mobil convertible, dan membuka atapnya saat hampir sampai ke arah pantai.

Menggunakan kacamata hitam, Verris begitu menawan mengendarai mobil mewah Valerie. Mereka sangat cocok menjadi pasangan karena sama-sama memiliki visual yang tinggi.

Valerie dengan penampilan seksi dan anggun, serta Verris yang gagah dan tegap, juga kharismatik yang memukau.

"Belok kiri, lurus sedikit. Di sana penginapan kita."

Verris mengangguk mengiyakan dan membawa mobil Valerie ke jalan yang di tunjuk.

Valerie memilih sebuah penginapan yang dekat dengan pantai. Ia ingin langsung membuka pintu kamar dan di suguhkan pemandangan pantai yang indah.

Sudah hampir satu tahun ia tidak melakukan bepergian seperti ini.

Terakhir ia holiday bersama Syana tahun lalu. Dan itupun ia menjadi obat nyamuk yang berkepanjangan.

Sahabatnya itu membawa kekasihnya, sedangkan Valerie sendirian.

Sejak saat itu ia tidak mau lagi di ajak berlibur bersama Syana. Valerie tidak mau terus-terusan menggigit jari karena tidak memiliki pasangan.

"Ini kunci kamar kita." Valerie menunjukkan gantungan kunci pada Verris.

Pria itu tersenyum hangat, dan mereka sama-sama berjalan menuju kamar. Verris membawa semua barang-barang milik mereka. Hanya dua koper kecil, dan satu tas milik Valerie.

Letak kamar mereka berada di lantai empat. Menggunakan lift untuk cepat sampai.

Membuka pintu, Valerie langsung tersenyum puas dengan bentuk penataan kamar yang ia pesan. Semuanya sesuai dengan ekspetasinya.

Verris segera meletakkan semua barang di dekat lemari. Ia melepaskan kacamatanya dan melihat ke arah kamar mandi.

"Ver, sedang apa?" tanya Valerie tidak sabar mengajak Verris keluar untuk ke pantai.

Menyusul keberadaan Verris, Valerie melihat pria itu seperti tengah mencari sesuatu.

"Apa yang kamu cari?" tanya Valerie.

Verris tengah meraba-raba daerah pinngir kaca washtafel, kemudian beralih ke tembok dekat bathup.

"Antisipasi saja. Takut ada kamere tersembunyi," ujar Verris usai memeriksa semua sela sudut kamar mandi.

"Pfftt! Apa? Kamera?" Valerie tertawa geli.

"Iya, kita tidak tau. Banyak orang gila di muka bumi ini, Val ...."

Valerie menghentikan tawanya. "Ya, ya .... Kalau sudah, ayo! Aku ingin ke pantai sekarang ...."

Menuruti kemauan Valerie, mereka bersiap-siap untuk segera ke pantai.

Hari semakin sore, dan waktu yang tepat untuk berjemur sejenak.

"Kenapa—" Verris melihat Valerie membuka bajunya.

"Kepantai harus pakai bikini, Ver ...."

Valerie menyisihkan bikini biru pada tubuh seksinya. Membuat Verris hanya melongo, memikirkan jika Valerie akan berjalan ke pinggir pantai dengan pakaian seperti itu.

Terjerat Gairah Tunawisma TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang