Bab 20.

13K 232 7
                                    

Mendengar pernyataan Valerie barusan, Verris terdiam beberapa saat. Matanya terus menatap wajah Valerie yang saat ini sudah memerah menahan malu.

"T-tapi ... artinya bukan, aku ... bukan aku jatuh cinta sama kamu. Aku hanya," mata Valerie memutar ke sana kemari mencari alasan.

"Aku hanya tidak suka jika gigoloku di sentuh wanita lain. Intinya seperti itu. Lagi pula, di kontrak semuanya sudah tertulis. Kamu yang seharusnya patuh padaku!"

Verris menghela napas pasrah. Ternyata tidak semudah itu.

"Baiklah, sudahi perdebatan ini. Ayo kita mandi dan keluar lagi untuk jalan-jalan."

Valerie cepat mengangguk menyetujui ajakan Verris. Ia lebih dulu melipir ke arah kamar mandi, meninggalkan pria itu.

Melihat kepanikan sang wanita, Verris hanya tersenyum tipis.

Berdiri sejenak, tiba tiba Verris memiliki ide cemerlang.

Ia menyusul Valerie ke kamar mandi.

Valerie yang baru saja membuka kain bikininya di buat terkejut dengan kedatangan Verris di belakang tubuhnya. Pria itu langsung mengecup bagian pundak polosnya.

Tidak mengatakan apapun, Verris langsung mengulurkan tangannya pada kedua bongkahan kenyal milik Valerie dari arah belakang.

Valerie seketika pasrah, menggigit bibir dan menyandarkan kepalanya pada pundak Verris. Ia tahu apa yang akan terjadi setelah ini.

"Boleh aku menyusu sekarang?" tanya Verris dengan suara serak yang membuat Valerie sedikit merinding.

Valerie tersenyum dan mengangguk mengiyakan.

Valerie di dorong ke arah depan, tepat pada pembatas bilik shower. Verris membalik tubuh Valerie agar menghadap ke arahnya.

Dengan satu kali gerakkan, kedua tangan Valerie di jadikan satu, dan di letakkan tepat du atas kepalanya.

Verris menatap Valerie, mata tajamnya mengintai wajah cantik dan seksi sang wanita.

Valerie menggigit bibir bawahnya lagi, memberikan kesan yang menggoda Verris.

Hingga dengan gerakkan pelan, Verris menundukkan wajahnya, mengecup bagian dada Valerie dengan penuh hati hati.

"Ummhh!" Valerie seketika meremang, menahan suaranya yang ingin mendesah saat itu juga.

Verris terus melakukannya, di kedua bongkahan kenyal tersebut. Sampai, ia berada di puncak merah yang menjadi candunya.

Dengan hati hati, Verris menjulurkan lidah, dan menyenggol bagian kecil itu yang masih belum sepenuhnya tegak.

"Ouhh, ohh ...." Valerie mulai bergerak gelisah. Kakinya meliuk menghimpit kedua pahanya karena geli yang luar biasa.

Verris melihat ekspresi Valerie yang sangat horny. Dengan sekejap, ia langsung menangkup bagian puncak itu dengan bibirnya.

"Ahh! Ahh ...." Valerie memejamkan mata, memasrahkan tubuhnya untuk apapun yang hendak di lakukan Verris.

Kegiatan menyusu itu berlangsung dengan nikmat. Setiap gerakkan lidah dan kecupan bibir Verris memberikan dampak yang sensitif pada tubuh molek Valerie.

Tangannya masih terentang di atas kepala, bersama Verris yang terus menunduk menyapu bersih bagian dada kenyalnya itu.

"Ouhh, ohh ...."

Terjerat Gairah Tunawisma TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang