"Raf-," Vano terkejut melihat kedatangan Rafa dan kini duduk bergabung di sampingnya, begitu pula Ivan yang tampak terkejut melihat Rafa.
Vano dan Ivan saling berpandangan sebentar, keduanya bersiap akan melarikan diri, namun Rafa segera menahan pergerakan Vano.
"Kalian kenapa menghindar dari gue?" tanyanya dingin, membuat Vano dan Ivan cengengesan."Kita pikir lo marah karna kejadian kemarin itu lho.."
"Gue gak marah." Rafa mendesah kasar. Membuat Vano dan Ivan lega.
"Mana Rey?" tanya Rafa kemudian. Saat ini ketiganya sedang bersantai di roftop sekolah.
"Biasa, tiduran di kelas dia." Ivan dan Vano terkekeh, tak habis pikir dengan sahabat mereka yang satu itu.
"Btw gimana rasanya, Raf? Gue liat-liat muka lo makin seger aja abis nikah," sahut Vano di susul oleh gelak tawa.
Rafa tersenyum tipis, teringat apa yang telah ia lakukan pada Alin hingga hari ini, meskipun dia belum mencintai cewek itu, namun Rafa mengakui jika Alin cukuplah manis, cewek itu menggemaskan jika sedang kesal.
"Privasi, nanti kalo lo pada nikah, kalian pasti tau."
Vano dan Ivan berdecak sebal karena tidak puas mendengar jawaban Rafa.
"Yailah ya, orang yang udah nikah mah gitu," celetuk Vano dengan bibir yang manyun."Eh bwt hubungan lo sama Mikha gimana, Raf? Dari kemarin dia telponin gue, katanya nomer lo gak aktif." Ivan berseru.
Rafa menerima sebatang rokok dari Vano, membakar ujungnya, lantas menghisap pelan, menghembuskan asapnya di udara.
"Biasa aja, gue lagi gak pengen di ganggu.""Kalian belum putus kan?" tanya Vano memastikan.
"Belum lah, gue cuma mau menghabiskan waktu gue sama Alin dulu." Rafa berkata.
"Oh iya juga ya, pengantin baru mah gitu." Vano cengengesan.
"Ke kantin kuy? Gue udah laper nih, Rey juga udah ada disana, barusan dia chat gue." Ivan berkata, dan Rafa mengangguk setuju.
Sementara yang berada di kantin, tampak tiga orang cewek duduk bersama, siapa lagi jika bukan trio A ; Alin, Ara dan Agnes. Ketiganya tampak berbincang-bincang kecil sesekali tertawa kala mendengar cerita Ara.
"Nih buat kamu." Alvian datang, meletakkan sebotol yakult di depan pacarnya -Alin, sambil tersenyum manis. Tangan Alvian terangkat mengusap lembut rambut Alin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincere Love
Romance"Iya gue tau, tapi lo bisa nunggu kan? Please, Raf. Lo gak tau kalo pernikahan kita ini bikin gue stres, nikah muda gak ada di dalam mimpi gue.." Rafa manggut-manggut pelan. "Trus gue harus gimana kalo lagi birahi?" Bibir Alin berkedut menahan tawa...