"Arka selama ini cerita kok, dia emang sengaja gak pulang selama empat bulan itu. Takut kalo ketemu lo dia bisa maksain keinginannya. Tapi dia juga gak mau egois, makanya dia pilih pergi." Ara Nadia dan Nana sedang duduk bersama di salah satu restoran. Mereka memutuskan bertemu karena sudah terlalu lama tidak saling jumpa. Ara sibuk mengurusi balita lucu miliknya yang sekarang sedang di titip di mertua, Nadia sibuk bekerja, dan Nana sibuk kuliah. Juga sibuk membenah ulang hati dan pikirannya yang porak-poranda akibat ulah Arka.
"Dia ngomong gitu ke kakak? Kok ke aku gak?" Nana mendengarkan dan mengerti dengan baik ucapan Ara barusan
"Ya mau bilang juga buat apa, dia sengaja gak bilang lo. Ini gue tau karena gue heran kok tiba-tiba dia punya apartment." Ara menjawab lagi, Arka itu biasanya bukan orang yang susah dalam menentukan keputusan. Tapi berhadapan dengan cinta harus diakui dia bodoh sekali
"Pokoknya intinya gini Na, Arka mau balikan sama lo, dia masih sayang sama lo. Tapi dia gak enak dan ngerasa egois karena dia yang minta putus waktu itu, dia yang ninggalin lo, tapi dia juga yang mau balik." Nadia ikut menimpali. Sudah ia pukul kepala Arka dengan ponselnya karena kenapa tiba-tiba dia bodoh sekali.
"Lo juga ngaku aja deh mending" Nadia mulai sebal, maksudnya, kalau memang suka ya bilang saja kenapa sih?! Bikin repot saja harus memikirkan banyak hal dulu
"Ngaku apa?" Nana sebenarnya mengerti. Tapi ia juga..apa ya? Gengsi mungkin?
"Capek gue sih sama lo berdua" Ara tertawa melihat kekesalan Nadia
"Na, Arka tuh sayang sama lo. Lo juga kan? Jadi udah deh, gak usah bohong sama diri sendiri." Ara dengan gayanya yang selalu lembut pada Nana, mencoba memberi pengertian dengan cara paling mudah.
"Gak tau lah, liat nanti aja." Nana juga sudah sangat pusing dengan alur percintaan yang menyebalkan ini. Ia hanya ingin fokus menyelesaikan kuliahnya saja untuk sekarang.
"Yaudah, nih." Ara dan Nana terdiam menganga menatap undangan yang di letakkan diatas meja oleh Nadia
"Apa-apaan lo Nad!" Itu teriakan kesal yang berasal dari Ara.
"Ape nyet! Gue gak boleh nikah emang?!" Nadia membalas nyolot. Nana mengambil undangan berwarna coklat dan emas itu
"Fabian Putra" Ara yang tadi hampir menjambak rambut Nadia yang tiba-tiba memberi undangan-, mengurungkan niatnya. Ia mengambil undangan itu dari tangan Nana
"Kok bisa sih?!"
"Bisa dong! Lo gak liat gue cantik banget gini?" Ara menatap sinis pada Nadia
"Jadi gimana Na? Lo kapan nyusul?" Nana angkat bahu, belum kepikiran kesana. Lagi pula mau sama siapa juga?
"Nanti kalau siap aku kabarin"
________
Nana sedang sendirian dirumah, sebenarnya sudah tiga hari ia sendirian. Bagas dan Rissa ke Kanada sejak tiga hari lalu. Urusan pekerjaan. Nana sebenarnya mau ikut, dia juga belum pernah ke Kanada. Tapi karena sekarang skripsinya tidak bisa di tinggal, dosennya sangat susah di temui, juga Rissa dan Bagas yang tidak membiarkannya mangkir, alhasil Nana sendirian dirumah. Walaupun dengan baiknya Elina datang menginap disini pada malam harinya. Friska juga joy menginap disini kemarin menemani Nana
Skripsi itu belum rampung, tapi Nana merasa kepalanya sudah berasap. Maka di jam empat sore setelah seharian menatap layar laptop sampai matanya perih, Nana memutuskan duduk di taman dengan ponselnya.
Joy mengirim sebuah foto, foto yang ia ambil dari Instagram bernama Sivia__
Kapan-kapan sepertinya Nana harus bilang pada Joy untuk tidak perlu mengiriminya foto-foto tidak penting, terutama soal Sivia. Foto itu adalah foto Sivia di bandara? Sepertinya iya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EUNOIA
ChickLitKalau Arka yang judes dan sarkas lalu bertemu dengan Nana yang ceria dan berhati selembut gulali? Apakah akan mengubah Arka?