Bab 53: Terato

144 25 4
                                    

Wendy mengayunkan pedangnya ke arah leher makhluk kegelapan sehingga kepala dari makhluk kegelapan itu terlepas dari tubuhnya. Walaupun begitu, makhluk kegelapan tersebut masih hidup, tubuhnya bahkan masih bisa bergerak sampai Xavier menusuk jantung makhluk kegelapan itu menggunakan tangannya.

Lalu, Andrew yang melihat kepala makhluk kegelapan tersebut menggelinding di tanah dan masih bisa bergerak, langsung menusuk kepala itu menggunakan pisau kecil miliknya.

Aiken menghunus pedangnya ke makhluk kegelapan yang berusaha menyerang Andrew dari belakang.

Mereka berempat saling bekerjasama untuk menghabisi makhluk kegelapan yang tidak pernah habisnya.

Saat ini di sekeliling mereka berempat begitu banyak makhluk kegelapan, walaupun ada beberapa makhluk tersebut dihabisi oleh para iblis serta monster dari Danau Kematian, mereka tetap saja kewalahan menghadapi monster mengerikan ini.

Mungkin, makhluk-makhluk ini akan habis jika pemimpin dari makhluk ini mati.

Makhluk kegelapan muncul karena Tenebris muncul. Namun, di dunia mereka, tetap saja ada pemimpin yang mengontrol makhluk-makhluk kegelapan ini.

Tidak bisa dibayangkan jika pemimpin dari makhluk kegelapan muncul ke permukaan.

Pemimpin ini akan muncul jika Tenebris memanggilnya.

"Kita semua akan mati karena kelelahan" ucap Andrew karena tubuhnya tidak dibiarkan beristirahat.

Setiap satu makhluk kegelapan mati, maka akan muncul satu makhluk kegelapan yang baru.

Tidak ada jeda untuk mereka setiap menghadapi makhluk kegelapan ini. Namun, walaupun begitu, bukan berarti mereka akan menyerah dan menyesali semua yang telah mereka lakukan.

"Lebih baik seperti itu dari pada mati dimakan oleh mereka" ucap Wendy sambil menghunuskan pedang es nya ke makhluk kegelapan yang melompat ke arahnya.

Xavier menatap tempat di mana Haema sedang melawan Tenebris.

Dia hanya berharap sang ratu mampu bertahan sampai mereka semua bisa pergi ke sana untuk membantu Haema menyerang Tenebris.

Ratu Kegelapan itu selain kuat, dia juga licik.

Dia terkadang hanya perlu memanggil makhluk kegelapan serta boneka pilihannya untuk menyerang lawannya, dan ketika lawannya lengah, disaat itulah dia akan menghabisi lawannya dengan kekuatan penuh.

"Aku tidak melihat Garren, Reinhard, dan Chaos" ucap Aiken yang sedang menusuk leher makhluk kegelapan menggunakan pedangnya.

Wendy menolehkan kepalanya ke arah di mana Reinhard sedang melawan Chaos.

Dan yang dikatakan Aiken itu benar.

Tidak ada Reinhard di sana dan juga tidak ada sosok Garren yang tadinya masih terbaring di atas tanah.

Sekarang, yang tersisa di tempat itu hanyalah cairan hitam pekat tergenang di atas tanah.

"Sepertinya, mereka berhasil mengalahkan Chaos dan pergi menuju tempat Tenebris berada."

***

Reinhard menancapkan pedangnya di atas tanah setelah ia mengayunkan pedangnya ke Tenebris.

Pemuda itu menatap lekat Tenberis yang nafasnya terengah sambil menyentuh luka di lehernya yang begitu lama disembuhkan karena terkena sabetan pedang yang memiliki darah terkutuk Haema.

Berkat darah yang Haema berikan ke Reinhard, anak itu sampai melukai telapak tangannya sendiri dengan pisau dan membiarkan darah mengucur dari luka sayatan tersebut sehingga darah itu membentuk sebuah pedang yang saat ini menjadi senjata miliknya.

[FF NCT DREAM] Helmut: ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang