22. Kembali lagi?

22 1 0
                                    

Hallo!!!
Anyeongg!
Bila disiniiii!!

Apa kabarr ??
Jangan lupa vote ya. Semoga sukaa
Terimakasihh!!

Happy reading!!

Setelah cukup tenang, Abyasa mulai melepas pelukan nya dengan perlahan. Thania pun sudah terlihat sedikit lebih baik dariapada sebelumnya.

Abyasa kemudian kembali duduk di kursi depan Thania. Memandangi gadis di depannya itu dengan seksama, dilihatnya mata yang sayu sendu, wajah yang pucat, pandangan yang menuju ke satu titik.

Perlahan Abyasa melambaikan tangannya di depan wajah Thania "Thania, jangan ngelamun terus dong,  ada aku disini," ucap Abyasa lirih

Kemudia Thania pun langsung tersadar dari lamunan nya lalu berganti menatap raga yang berada di depannya itu.

Thania terus memandangi lurus kedepan. Tidak lama kemudian gadis itu melihat pintu cafe terbuka yang menandakan ada pelanggan baru. Keadaan cafe  memang sedang sedikit sepi, karena masih tersisa rintik hujan yang membuat orang-orang malas untuk keluar dan memilih diam dirumah saja.

Beberapa kali Thania menerjapkan mata nya, dia seperti mengenali seseorang yang baru saja memasuki tempat itu. Satu orang perempuan dan satu orang laki-laki yang tengah bergandengan.

Ternyata itu adalah Ahlya. Ya, Ahlya pergi ke tempat itu dengan seorang laki-laki dan bergandeng tangan. Bukan, bukan Rafkha tetapi orang lain yang Thania tak mengenali nya.

Tidak lama kemudian ponsel milik Thania berdering. Thania pun segera mengecek siapa yang menelfon nya. Tertera  nama Rafkha disana. Kemudian Thania memasukkan kembali  ponsel nya kedalam saku nya.

"Siapa? Kenapa nggak di angkat?" tanya Abyasa.

"Gapapa, ga penting," jawab Thania.

"oke, aku ke toilet dulu ya bentar," ucap Abyasa.

Thania menjawab hanya dengan anggukan saja. Thania terus memandangi kedua orang tadi, yaitu Ahlya dan satu laki-laki yang Thania tidak kenal siapa itu. 'Itu siapa nya ya, kok gandengan,
'Apa Ahlya udah nggak sama Rafkha lagi? Tapi kenapa,' batin Thania.

Sejak dari tadi banyak sekali pertanyaan yang berputar di otak nya. Berusaha memahami keadaan saat ini. Sejak Thania tak mengangkat telfon dari Rafkha, ponsel Thania terus saja berbunyi menandakan banyak pesan masuk.

Karena telah risih akhirnya Thania pun membuka ponsel nya dan melihat banyak pesan masuk dari Rafkha.

Thania, kamu dimana

Please jawab aku

Aku cari kamu di rumah nggak ada

Rumah kamu kosong dan sepi

Aku tau aku salah, apa aku boleh minta kesempatan kedua sama kamu?

Jujur aku nyesel Than, ternyata selama ini Ahlya udah ada cowok lain

Apa aku bisa mulai lagi sama kamu?

Aku janji, aku nggak akan ngulangin lago kesalahan aku. Thania aku mohon.

Setelah membaca pesan Rafkha lewat notifikasi, Thania kembali termenung. Bergelut dengan pikirannya sendiri, bingung akan melakukan apa saat ini. Dirinya sedang hancur tak karuan tapi masih lagi di hadapkan dengan keadaan seperti ini.

Sungguh Thania tidak ingin mengulangi hal yang sama lagi, dimana ia salah dalam mengambil keputusan dan kemudian ia sendiri yang harus menahan rasa sakitnya.

"Ya Tuhan, seindah apa di ujung sana hingga engkau memberiku ujian yang seberat ini, aku tidak sanggup lagi Tuhan," batin Thania dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Thania tidak mau hal yang sama terulang lagi, namun disisi lain ia masih merindukan sosok Rafkha. Dirinya memikirkan sesakit apa keadaan Rafkha saat ini, namun ia tidak mengingat bahwa dirinya lebih sakit daripada Rafkha.

Kemudian gadis itu menunduk, perlahan cairan bening mulai menetes dari mata nya. Gadis itu kembali menangis lagi. Setelah kembali dari toilet Abyasa terkejut melihat Thania yang kembali menangis. Kemudian laki-laki itu segera berlari menghampiri Thania.

"Thania, kenapa nangis lagi? Hei lihat aku, kenapa nangis lagi, cantiknya ilang loh," ucap Abyasa sembari memeluk Thania.

Thania pun hanya bisa menggelengkan kepala nya, Ia tak tahu harus berucap apa.

"Kamu kenapa lagi?" ucap Abyasa dengan sangat lembut dan hati-hati.

Kemudian Abyasa tak sengaja melihat notifikasi ponsel Thania, yang baru saja banyak pesan masuk dari Rafkha.

"Brengsek!" batin Abyasa.

"Udah, udah ya jangan nangis lagi," ucap Abyasa sambil menepuk puncak kepala Thania.

Hallo halloo!!
Gimana sama ceritanya? suka ngga? semoga suka ya.

jangan lupa vote

⚪🔵

Tentang Aku, kamu, dan Putih Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang