21+
Ria, seorang ibu tunggal, berjuang mengasuh bayinya dan menghadapi trauma masa lalu.
Alex, adik iparnya, jatuh hati padanya, tetapi Sheila, adik tiri yang ambisius dan penuh rahasia, berusaha menghancurkan hidupnya.
Dalam intrik cinta dan keboh...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NEW STORY!
Peringatan!
cerita ini berisi konten dewasa yang mencakup deskripsi seksualitas yang sangat jelas dan eksplisit, serta elemen kekerasan. Ini termasuk detail tentang perilaku seksual dan situasi yang mungkin tidak sesuai untuk pembaca di bawah umur atau mereka yang merasa tidak nyaman dengan tema-tema semacam itu. Cerita ini menjelaskan latar belakang Sheila sebelum peristiwa di "Love & Lies". Bacalah dengan pertimbangan matang dan kehati-hatian.
Ketika Richard, pengusaha cerdik dengan kekuatan dan ambisi besar, menawarinya kontrak sebagai "executive bitch," Sheila harus memanfaatkan pesona dan kepandaiannya untuk memenuhi tuntutan dan meraih kepercayaan klien-klien penting.
-------
Sheila membalas dengan suara lembut dan menggoda ia melebarkan pahanya "Ya, om, memek sheila untuk om. Cepat masukin kontol om."
Pak Hadi tersenyum, merasakan ketegangan dan gairah yang meningkat. "Memek kamu sudah nggak sabaran, ya?"
"Iya om, memek aku udah gatel" jawab Sheila dengan nada mendesah, matanya menunjukkan keinginan yang kuat. Dia berusaha membuat situasi menjadi semakin intens, berpura-pura menikmati setiap sentuhan sambil menunggu proses ini selesai sesuai dengan rencananya.
Pak Hadi dengan nakal menepuk vagina Sheila, memberikan dorongan gairah lebih lanjut. Sheila mengeluarkan desahan lembut, "Ahh omm.."
Hadi kemudian membawa jarinya masuk ke dalam vagina Sheila dengan lembut, merangsang dengan gerakan yang hati-hati. "Shh, nih omm, garukin memeknya biar nggak gatel," bisiknya, sambil terus bergerak dengan lembut.
-----
Di dalam ruang pertemuan yang sebelumnya formal, atmosfer sekarang berubah menjadi penuh ketegangan dan gairah. Dengan Richard sudah pergi, Sheila merasa bebas untuk melanjutkan strateginya. Menggunakan semua keterampilannya untuk menggoda dan memikat Mr. Tanaka, Sheila tahu bahwa malam ini adalah kesempatan untuk menunjukkan pesonanya dengan cara yang sangat langsung.
Sheila berdiri dengan penuh percaya diri, kemudian menarik kursinya mendekat ke arah Mr. Tanaka. Dia melakukannya dengan gerakan lembut namun tegas, seolah-olah setiap langkah direncanakan dengan matang. Saat dia duduk di pangkuan Mr. Tanaka, dia memastikan bahwa gerakannya menggoda namun tetap elegan.
Dengan senyuman penuh arti Sheila, duduk di pangkuan Mr. Tanaka "Bukankah ini yang Anda perhatikan sejak tadi, Mr. Tanaka?"
Sheila meraih tangan Mr. Tanaka dan dengan lembut menariknya ke dadanya. Dia membuat gerakan yang halus, memastikan bahwa tangan Mr. Tanaka merasakan kehangatan dan kelembutan tubuhnya. Sheila tahu betul bagaimana mengatur posisi tubuhnya untuk menciptakan kedekatan yang intim.
"Saya harus mengakui, Sheila, Anda sangat mahir dalam menarik perhatian."
Sheila menggoyangkan tubuhnya dengan lembut di pangkuan Mr. Tanaka, memberikan rasa kedekatan fisik yang mendalam. Dia mengatur gerakannya sehingga tubuhnya terasa menyentuh dengan cara yang menggoda namun terkendali.
-------
Dengan penuh percaya diri, Sheila berbaring di meja biliar, mengenakan pakaian yang sangat menggoda. Dia memperlihatkan tubuhnya dalam posisi yang menonjolkan lekuk tubuhnya dengan sempurna. Di tangannya, Sheila memegang beberapa buah anggur. Dengan gerakan yang sangat sensual, dia mulai menempatkan anggur-anggur tersebut di pahanya yang terbuka.
Setiap gerakan Sheila dilakukan dengan penuh perhatian dan keanggunan. Dia menempatkan buah anggur di antara pahanya, memastikan setiap buah terletak dengan tepat, seolah-olah buah-buah tersebut adalah bagian dari pertunjukan sensual yang dia rancang. Saat Sheila menggoyangkan pahanya, anggur yang menempel di kulitnya bergoyang lembut, menambah efek menggoda yang dia inginkan.
Dia melengkungkan tubuhnya sedikit untuk memberikan pandangan yang lebih jelas pada anggur di pahanya. Sheila kemudian memutar badannya, menggoyangkan pinggulnya dengan lembut sambil memegang anggur di pahanya. Gerakan ini bukan hanya menonjolkan keindahan tubuhnya, tetapi juga menambah ketegangan yang dirasakan oleh orang-orang yang ada di ruangan itu.
