Chapter 1 - Imajinasi

103 20 10
                                    

Happy Reading🏹

Halfoy melangkah perlahan meninggalkan Savior, yang hanya bisa memandangnya dengan kebingungan. Tanpa sepatah kata pun, Halfoy memasuki kamarnya, menutup pintu di belakangnya dengan keras. Gemuruh di dalam hatinya tak terkendali. Ia membiarkan tubuhnya jatuh ke lantai, punggungnya bersandar pada pintu yang baru saja ia tutup. Napasnya berat, seakan seluruh udara di sekitarnya tak cukup untuk mengisi paru-parunya.

Pikirannya berputar-putar, penuh dengan bayangan masa lalu yang terus menghantuinya. Hatinya terasa semakin berat, terutama setelah insiden pagi ini dengan Savior. Sudah waktunya, pikirnya, untuk mengakhiri semua ini, untuk menghadapi kesalahan yang telah ia perbuat. Namun, apakah ia bisa?

Dengan langkah gontai, Halfoy bangkit dan menuju ke laci yang terletak di sudut ruangan. Laci itu sudah lama tak tersentuh, dan debu tebal menutupi permukaannya. Tangannya yang gemetar membuka laci tersebut, menemukan sebuah buku tua yang ia sembunyikan sejak setahun lalu. Buku yang salah satu halamannya memuat mantra penghapus dan pengembali ingatan.

Ia mengambil buku itu dengan hati-hati, debu-debu berterbangan ketika ia mengusap sampulnya yang usang. Rasa takut dan penyesalan mulai merayap di hatinya, namun ia tahu bahwa ia harus menemukan mantra pengembali ingatan itu. Ia duduk di atas ranjang, membuka halaman demi halaman, mencari mantra yang ia butuhkan.

Namun, ketika ia sampai di halaman yang seharusnya memuat mantra pengembali ingatan, Halfoy terpaku. Tidak ada apa-apa di sana. Halaman itu kosong, seolah-olah tulisan yang pernah ia ukir dengan tinta tebal telah menghilang begitu saja. Jantungnya berdegup kencang. Ia yakin pernah menuliskannya di sini, tepat setelah mantra penghapus ingatan. Tapi kini, mantra itu lenyap, dan hanya mantra penghapus ingatan yang masih tertulis jelas.

Panik mulai merayap dalam dirinya. Ia membuka halaman-halaman lain, berharap mantra itu mungkin hanya berpindah, tapi hasilnya nihil. Tidak ada jejak dari mantra pengembali ingatan yang pernah ia tulis.

"Halfoy, kau dalam masalah besar!" gumamnya dengan suara parau. Ia menyadari bahwa situasinya jauh lebih buruk dari yang ia bayangkan. Mantra pengembali ingatan itu hilang, dan ia tidak hafal bagaimana melafalkannya. Tanpa mantra itu, ia tidak akan pernah bisa membalikkan keputusannya yang telah merenggut Caspian dari ingatan semua orang.

Dalam kebingungannya, Halfoy mulai membongkar isi laci, mencari halaman buku yang mungkin terlepas atau terselip. Tapi yang ia temukan hanyalah sebuah kunci kecil, yang tergeletak di dasar laci.

Kunci itu tampak asing baginya, tidak mengingatkan akan sesuatu yang familiar. Apa kunci ini? Mengapa ada di sini? Halfoy merasakan jantungnya berdegup lebih cepat. Keberadaan kunci ini menambah kegelisahannya, menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" bisiknya pelan, merasa semakin terperangkap dalam situasi yang ia ciptakan sendiri. Tanpa mantra pengembali ingatan, bagaimana ia bisa memperbaiki kesalahan ini? Bagaimana ia bisa membiarkan ingatan tentang Caspian kembali ke dalam kehidupan mereka semua? Terutama untuk Savior, yang layak mengetahui kebenaran.

Halfoy berjalan ke arah jendela besar yang ada di kamarnya, berdiri di sana. Dari tempatnya, ia bisa melihat Savior yang masih tekun berlatih memanah, kali ini ditemani oleh Bentely dan Theodore. Mereka baru saja bergabung, tampaknya baru saja keluar dari alam bawah sadarnya—bangun. Pemandangan itu, yang biasanya memberi Halfoy rasa tenang, kini hanya menambah rasa berat di hatinya.

Ia memutuskan untuk tidak berlama-lama dalam keraguan. Tanpa berpikir panjang, Halfoy segera keluar dari kamarnya, melangkah cepat menuju halaman di mana ketiga saudara kembarnya berada.

Savior segera menangkap kehadiran Halfoy dengan pandangan heran. Ada sesuatu yang berbeda dari saudaranya kali ini, sesuatu yang membuat napas Halfoy terdengar terburu-buru, seakan tercekik oleh rasa bersalah yang tak tertahankan.

𝐀𝐫𝐫𝐨𝐰 𝐨𝐟 𝐕𝐞𝐧𝐠𝐞𝐚𝐧𝐜𝐞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang