19. Drama sarapan

48 2 0
                                    

Tok..Tok..Tok.

Sebuah suara ketukan pintu membangunkan Alicia dari mimpi panjangnya, segera ia langsung bangun dari tidurnya dan duduk di ranjangnya dengan surai emas yang menjuntai panjang sampai menutupi wajahnya, terlihat kecantikan Alicia tetap memancar walaupun dalam keadaan belum siap.

" Masuk." Ujar Alicia sambil mencoba membuka lebar kelopak matanya, jika biasanya ia akan kesulitan untuk bangun, sekarang berbeda hanya mendengar Beberapa ketukan pintu saja sudah membuatnya terbangun.

Mungkin karena ia sudah terbiasa atau Karena tak ada pekerjaan melelahkan yang menunggunya, entahlah.

Segera setelah di persilahkan masuk, Lily dengan sigapmembantu menyiapkan Alicia. Dari mandi sampai Berdandan semua dibantu oleh Lily dan Alicia hanya tinggal duduk manis saja.

" Kau tau nona, semalam itu nona dan Tuan Aiden romantis sekali. Karena tak mau membangunkan nona, tuan memilih untuk menggendong nona sampai kekamar." kata Lily Dengan wajahnya yang memerah.

Alicia hanya diam saja, ia bahkan baru ingat bahwa ia ketiduran di kereta kuda kemarin.

Setelah semua siap, Alicia pergi menuju ruang makan untuk sarapan. Berbeda dengan biasanya kali ini akan ada satu orang lagi yang ikut sarapan bersama mereka, siapa lagi kalau bukan Aiden.

" Tarik nafas hembuskan, baiklah Alicia kamu bisa melakukannya." Ujar Alicia sebelum membuka pintu Ruang makan.

Setelah pintu terbuka, terlihat pemandangan yang cukup hangat, sang ayah terlihat Sedang berbincang -bincang santai dengan Aiden.

" Kakak, kakak duduk disitu saja ya. Aku mau lebih dekat dengan calon kakak iparku." Lucy tersenyum ketika mengatakannya. Tak mau ambil pusing, Alicia memilih duduk disamping ibu tirinya.

Sepanjang sarapan, Alicia dapat melihat Kedekatan Lucy dengan Aiden, Lucy Terus berbicara padanya dan menempeli Aiden, sedangkan Aiden menunjukkan raut wajah tak suka, apakah karena ia Belum menyukai Lucy ?.

Melihat kedekatan itu membuat Alicia memiliki ide yang bagus, ia memutuskan untuk menjodohkan saja adiknya yang manis ini dengan Aiden, Aiden terlihat lebih baik dari pada pangeran Mahkota yang agak narsis itu kan ?.

" Kakak ada apa ?, mengapa kakak melihat kearah kami terus." Tanya Lucy sambil menatap lurus kearah Alicia.

Alicia pun tersenyum." Tidak apa-apa, aku izin kembali duluan." Alicia sengaja membiarkan Orang tuanya Melihat kedekatan Aiden dan Lucy, siapa tau orang tuanya akan berubah pikiran, walaupun sedikit mustahil.

Baru saja dua langkah Alicia beranjak dari kursinya, Tiba-tiba tangannya di cekal oleh Lucy." Kakak apakah kakak cemburu ?." Ujar Lucy sambil menunduk sedih.

" Apa ?, tidak Lucy."

" Maafkan aku ya kak." Kemudian ia langsung menangis tersedu-sedu, membuat Alicia bingung harus berbuat apa.

" Alicia kau tak perlu seperti itu, adikmu hanya ingin dekat dengan Calon kakak iparnya." Ujar Marques sambil memberikan tatapan tak suka pada Alicia.

" Benar itu Alicia, kau tak perlu berlebihan." Timpa sang Ibu tiri Alicia.

Alicia tak bisa berkata apa-apa, ia bingung dengan situasi yang ia alami sekarang.

" Bukan kah bagus jika Alicia merasa cemburu ?." Tiba-tiba saja Aiden berdiri dari tempatnya duduk dan langsung merangkul Alicia." Itu berarti ia sangat mencintai saya, iyakan Alicia." Lanjut Aiden sambil tersenyum, bahkan matanya pun terlihat ikut tersenyum.

" Be-benar."

" Ahh ya benar, kalian memang pasangan yang serasi ya, Hahaha." Suara tawa Marques menggelegar membuat suasana menjadi semakin canggung.

" Baiklah, kalau begitu saya juga pamit undur diri, terimakasih atas sarapannya." Aiden tiba-tiba menggenggam tangan Alicia dan mengajaknya untuk keluar dari sana.

Sesampainya di lorong yang agak jauh dari ruang makan, Alicia menarik paksa tangannya yang di genggam oleh Aiden.

" Ada apa ?." Tanya Aiden datar.

" Ada apa ?, mengapa tuan Duke melakukan hal tadi ?." Marah Alicia, ia tak suka tangannya yang tiba-tiba digenggam oleh Aiden, mengingat Aiden adalah malaikat mautnya.

" Aku hanya membantu mu, kita ini tunangan kan ?." Jawabnya, dan lagi-lagi berwajah datar

" Hanya Tunangan palsu."

" Ya, aku mengerti."

Melihat wajah aiden yang terlihat tak suka, Alicia pun kepikiran suatu ide yang menurutnya cukup bagus." Sebagai gantinya kita berteman saja."

Aiden menaikkan satu alisnya" Berteman ?"

" Ya, berteman." Yakin Alicia sambil tersenyum lebar dan tak lupa menawarkan tangannya untuk berjabat tangan.

Aiden menatap Alicia dengan tatapan menyelidik" Kau yakin berteman dengan orang sepertiku ?"

" Yakin, Lagi pula teman itu tak memandang apapun." Lagi-lagi senyum lebarnya dipamerkan.

Aiden pun menyeringai." Menarik, pastikan kau tak menyesalinya Alicia." Ujar Aiden sambil membalas jabatan tangan Alicia.

Alicia senang bukan kepalang ketika Aiden menerima tawarannya, setidaknya Persentase hukuman penggalnya karena Aiden sedikit berkurang.

Bahkan tanpa sadar ia pergi sambil melambaikan tangannya pada Aiden dan tersenyum senang, membuat wajah cantik dan imutnya terpampang jelas di mata Aiden.

" Lucunya." Tanpa sadar Aiden tersenyum melihat tingkah Alicia.

****

HAI HAI DREAMER, APA KABAR ?
MAAF YA DREAMFAIRY LAMA UPDATE NYA, SEMOGA MASIH BANYAK YANG MAU BACA.

DREAMFAIRY AGAK SEDIH NIH, SOALNYA BANYAK YANG BACA CERITA INI TAPI GAK BERI VOTE.

JADI BIAR CERITA INI TETAP LANJUT DAN BUAT AKU SEMANGAT NULIS JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA.

MAKASIH.

TERTANDA
DREAMFAIRY

I restarted my life as a villain's assistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang