Bab 1

30 0 0
                                    

Siapa yang tak ingin mendapat kan kehidupan yang sempurna? Hidup penuh kasih sayang dan juga berkecukupan. Namanya Mattius Janshen, seperti arti dari namanya Mattius yang berarti hadiah dari tuhan. Kehadiran Matt sudah ditunggu setelah 3 tahun pernikahan orang tuanya.

Sesibuk apapun orangtuanya, mereka selalu meluangkan waktu untuk anak kesayangannya. Matt selalu menjadi prioritas bagi kedua orangtuanya.

Namun sebuah kejadian berhasil menewaskan kedua orang tuanya. Matt dan kedua orang tuanya baru saja pulang dari libur panjang mereka, hingga kejadian tak mengenakkan menimpa mereka bertiga. Mobil keluarga Matt tertabrak truk dari arah depan dan dari kejadian itu kedua orang tua Matt dinyatakan meninggal di tempat, sedangkan Matt sendiri mengalami luka berat hingga mengalami koma.

Satu minggu berlalu, tapi remaja yang akan menduduki bangku SMP itu belum juga sadar dari komanya. Semua keluarga berharap cemas dengan kesembuhan remaja itu.

Hingga hari ke 17 ia dirawat. Matt akhirnya membuka matanya, semua keluarga berucap syukur. Sang nenek langsung berlari memanggil dokter, tak butuh waktu lama dokter pun datang.

Selang beberapa waktu, dokter itu keluar dari ruang ICU. Setelah mendengar penjelasan dari sang dokter, nenek & kakek Matt masuk ke dalam ruang ICU.

“Kepala Matt sakit nek,”eluh Matt.

Sang nenek mengelus tangan sang cucu, “Sabar ya sayang, kamu pasti sembuh.”

Sang nenek bersyukur cucunya tak menannyakan keberadaan kedua orang tuanya. Entah apa yang harus dijawab jika Matt menanyakan keberadaan orang tuanya.
Beberapa minggu telah berlalu, Matt akhirnya dinyatakan boleh pulang. Setelah dipindahkan ke Ruang inap Matt selalu menanyakan keberadaan orang tuanya, namun jawaban dari neneknya selalu sama ‘Mereka sedang beristirahat.’ Dan mereka berjanji akan membawa Matt ke tempat orang tuanya setelah sembuh.

Saat dinyatakan boleh pulang Matt dengan semangat meminta sang Kakek untuk membeli sebuah bunga untuk menjenguk kedua orang tuannya.

Saat di Mobil Matt sedikit merasa aneh.
“Kenapa Mama sama Papah nggak dirawat di Rumah sakit yang sama seperti Matt,”tanya Matt.

Tak ada jawaban yang terdengar. Hingga mereka kini sampai di sebuah pemakaman.

“Kita kok ke sini nek?” tanya remaja itu.

“Kamu ikut saja ya,”jawab sang nenek.

Kaki Matt mamasuki area pemakaman, dan tak butuh waktu lama mereka berhenti disebuah pemakaman dengan nisan yang  bertulisan nama orang tuanya.

Matt menatap nenek dan kakeknya seolang meminta penjelasan, air matanya pun kini mulai terlihat. Ia berharap ini tak seperti pikirannya.

Sang nenek hanya bisa memeluk cucunya, berusaha memberikan semangat untuk sang cucu.

“Ini bukan Papah sama Mamah kan nek?”

Tak ada jawaban dari pertanyaan Matt, hanya pelukan yang semakin erat dari sang nenek.

“Tapi Papah sama Mamah udah janji nganter Matt di hari pertama Sekolah nek. Mereka nggak mungkin ingkar janji, nenek tahukan papah paling benci orang yang ikar janji. Terus kenapa sekarang mereka yang ingkar janji nek? Kenapa?”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SkinzofreniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang