Chikara; comeback

222 24 10
                                    

Ini bukan request orang tapi dibuat untuk teman sy biar gak ngambek. 🙏

Happy reading!

Di sebuah ballroom hotel yang megah, lampu-lampu kristal berkilauan di langit-langit, menciptakan suasana yang elegan dan mewah. Para tamu berdatangan dengan busana terbaik mereka, menghadiri sebuah acara amal tahunan yang dihadiri oleh para sosialita dan tokoh ternama. Di sudut ruangan, berdiri seorang wanita muda, Zahra Nur Khaulah, atau yang biasa dipanggil Ara. Malam itu, Ara mengenakan gaun hitam panjang yang sederhana namun elegan, rambutnya yang panjang dan bergelombang tergerai dengan anggun. Ia tampak tenang, meski di dalam hatinya ada perasaan gelisah yang sulit diungkapkan.

Sudah dua tahun sejak perpisahan terakhirnya dengan Yessica Tamara, atau Chika, perempuan yang dulu pernah menjadi pusat dunianya. Tanpa kontak sedikit pun, Ara merasa dirinya telah move on, meski ada ruang kosong di hatinya yang tak pernah terisi lagi.

Ara berdiri sendiri, memandangi kerumunan tamu dengan mata yang menerawang. Dia diundang oleh temannya, seorang rekan kerja yang tahu bahwa acara ini bisa menjadi peluang baik untuk karier Ara di dunia seni. Meski sebenarnya, Ara tidak begitu tertarik dengan keramaian seperti ini.

Dari kejauhan, mata Ara tiba-tiba menangkap sosok yang begitu familiar. Tubuhnya langsung menegang. Di sana, di seberang ruangan, berdiri Chika. Seolah waktu berhenti, Ara hanya bisa menatap sosok itu. Chika masih seperti yang dia ingat—gaya chic, rambut bob dengan highlight yang memukau, dan senyum manis yang selalu membuat hati Ara bergetar.

Chika tidak sendiri. Di sisinya, ada beberapa teman yang tertawa dan berbicara dengan riang. Ara merasa dadanya mulai sesak. Ia tidak pernah berpikir akan bertemu Chika lagi, apalagi di tempat seperti ini. Pikiran untuk berbalik dan pergi muncul, tapi kakinya seolah tertanam di lantai.

Namun, tanpa bisa ia cegah, pandangan Chika beralih dan bertemu dengan mata Ara. Detik itu, dunia seolah hanya milik mereka berdua. Keduanya terpaku, membiarkan perasaan lama yang terkubur mengalir kembali. Tapi, tidak ada senyum yang terulas di bibir mereka. Hanya ada keheningan yang berat, seolah-olah mereka berdua tahu bahwa waktu telah merubah segalanya.

Beberapa saat kemudian, Chika mengalihkan pandangannya, kembali berbicara dengan temannya seolah tidak ada apa-apa. Ara merasa sedikit lega, namun juga kecewa. Ia mencoba fokus pada percakapan dengan orang-orang di sekitarnya, namun pikirannya terus kembali ke Chika.

Acara terus berlangsung dengan berbagai kegiatan, dari lelang amal hingga penampilan musik. Ara mencoba menikmati malam itu, tapi tidak bisa sepenuhnya lepas dari pikiran tentang Chika. Setiap kali ia melihat ke arah lain, rasanya pandangan Chika selalu membayang di sana, meski mereka tidak berusaha mendekati satu sama lain.

Setelah beberapa menit, acara akhirnya di mulai. Para tamu mulai bergerak memenuhi ball room hotel, namun Ara memutuskan untuk pergi ke toilet terlebih dahulu, berharap bisa menyendiri sejenak dan menenangkan pikirannya yang kalut.

Saat memasuki toilet, Ara merasa lega karena tempat itu kosong. Ia berdiri di depan cermin, memandang bayangan dirinya sendiri. “Aku baik-baik saja.” bisiknya pelan pada diri sendiri, meski kenyataannya hati kecilnya tahu bahwa pertemuan singkat dengan Chika telah mengguncang seluruh pertahanannya.

Pintu toilet tiba-tiba terbuka, dan Ara melihat sosok yang sangat dia kenal masuk. Chika.

Jantung Ara berdetak lebih kencang saat Chika melangkah masuk, mereka berdua terpaku di tempat masing-masing, tidak tahu harus berkata apa. Waktu seolah berjalan lambat, dan keheningan di antara mereka terasa begitu tegang.

Chika yang akhirnya membuka suara. "Hai, Ara." sapa Chika dengan suara yang terdengar ragu-ragu namun lembut.

Ara sedikit terkejut, namun mencoba menjaga ketenangannya. "Hai, Chika." balasnya singkat.

Oneshot; Gracia vs EverybodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang