"Gu- Aku pakai rok Althan," Charilyn melihat motor Althan yang keren tapi ia tak tau namanya lalu melihat rok nya yang panjangnya di atas lutut. Jika dia naik motor pasti rok nya akan terbang kemana-mana.
"Naik."
Charilyn melongo tidak percaya, "ga. Gue naik taksi aja."
"Naik!" Perintah Althan. Suaranya dingin dan terkesan cuek membuat Charilyn semakin kesal.
"Dipikir-pikir ngapain juga gue takut sama anak SMA. Mental gue ternyata se-lembek itu, ya. tapi ga sekarang! Ngapain juga ngeladenin ni bocah dingin puber buang-buang waktu . Gue itu dah dewasa, seorang wanita dewasa! Ga mau diatur-atur bocil," batin Charilyn menggerutu.
Tanpa membuang-buang waktu Charilyn meninggalkan Althan. Charilyn tidak memedulikan Althan yang memanggilnya. Althan mengendarai motornya dengan cepat lalu berhenti tepat di depan Charilyn. Sedikit kaget Charilyn menghindar dan melanjutkan jalannya, tapi Althan berhasil meraih tangannya dan dengan kuat menggenggam tangan Charilyn. Beruntung sekolah sudah sepi, jadi hanya ada mereka berdua manusia yang tampak.
"Apa sih?!" Charilyn berusaha melepas tangan Althan, namun dia tidak bisa.
Tanpa aba-aba Althan menggendong Charilyn ala bride style lalu mendudukkannya di motornya. Dia melepaskan jaket Almamater sekolahnya lalu meletakkannya di atas paha Charilyn. Setelah selesai dengan Charilyn, Althan menaiki motornya.
"Pegang."
"Hah?" Charilyn tidak mengerti. Ia masih berusaha mencerna situasi tadi. Darah jomblo yang sudah kentalnya seperti disetrum dengan kejadian ini.
Althan meraih tangan Charilyn lalu meletakkannya di pinggangnya. Charilyn asing dengan perasaan ini, ia menarik tangannya kembali. Tapi Althan kembali menarik tangan Charilyn, "pegang, aku takut kamu terbang."
Charilyn melotot tak percaya, "ini sindiran atau jokes bapak-bapak apa gimana?" Pikirnya.
"Terbang kenapa?"
"Ringan," jawab Althan singkat. Walau hanya satu kata, Charilyn tau dengan pasti apa maksud Althan. Ingin rasanya Charilyn mencubit "pacarnya" itu. Meskipun ia berkeinginan seperti itu, Charilyn tetap memeluk Althan dengan sedikit enggan.
Althan tersenyum tipis. Lelaki itu langsung tancap gas meninggalkan lingkungan sekolah.
Althan melajukan motornya tidak lambat dan juga tidak kencang. Motor itu menyusuri jalanan dengan santai. Semilir angin yang lembut memberikan rasa nyaman pada Charilyn. Tanpa sadar gadis itu menyandarkan kepalanya pada punggung kokoh Althan.
Althan tersenyum hangat seperti hatinya yang menghangat saat ini. Althan terkekeh, "kamu selalu menyukai itu," gumamnya.
Suasana romantis yang menghangatkan hati, mengundang kekaguman dan keirian bagi siapa yang melihatnya. Waktu seakan berjalan begitu cepat. Jika bisa, Althan ingin waktu barang sebentar saja untuk moment ini.
Malang seribu malang. Paku jalanan yang iri dengan muda mudi sedang kasmaran ini merusak suasana. Paku itu meletakkan dirinya pas dijalan yang dilalui motor Althan membuat ban depannya bocor. Suara dentuman ban yang meletus berhasil mengejutkan Charilyn. Althan dengan cepat menepikan motornya. Paku itu seperti mengabulkan keinginan orang-orang yang iri melihat keromantisan muda mudi ini.
Charilyn turun dengan keadaan linglung, "apa itu tadi?"
Althan mengecek kedua ban motornya lalu mengembuskan nafasnya. Charilyn juga ikut melihat apa yang Althan lihat. Gadis itu membuka mulutnya membentuk huruf "O" .
Althan berdiri, memperhatikan sekitar sekiranya mungkin ada taksi yang lewat, "kamu naik taksi aja, ya."
Charilyn mangut-mangut, "kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Trapped In A Cliche Story
Random"Klise banget!!!" "Widih....17 tahun tapi udah punya bisnis mendunia." "Ini mah menormalisasi perselingkuhan namanya!" "Ini juga, antagonisnya bodoh banget. Udah tau diselingkuhin gak sadar-sadar juga, hadeuh..." Me-roasting setiap novel yang tid...