PROLOG
Saat itu pertengahan musim panas, hari di mana hidup seorang remaja bernama Xiao Zhan berubah untuk selamanya.
Xiao Zhan, putra sulung seorang pebisnis yang cukup sukses. Dia digadang-gadang menjadi pewaris utama, anak emas kebanggaan orang tuanya. Namun, hasil tes secondary gender yang keluar pada siang itu membuatnya sangat kecewa.
Xiao Zhan anak yang menonjol. Dia cerdas dan selalu juara kelas. Tidak heran jika orang tua Xiao Zhan berpikir bahwa anak mereka adalah seorang alpha, sama seperti ayahnya. Namun, sayangnya Xiao Zhan bukan seorang alpha. Dia bukan pula beta. Hasil tes secondary gender menunjukkan bahwa Xiao Zhan adalah seorang omega.
Omega, second gender yang dianggap memiliki kedudukan paling rendah. Di dunia ini, manusia tidak hanya dibedakan berdasarkan gender laki-laki dan perempuan. Ada secondary gender yang membuat masing-masing dari mereka sangat berbeda. Ada Alpha, Beta dan Omega.
Alpha adalah golongan manusia terkuat yang selalu menguasai segala bidang. Tidak dapat dipungkiri, secondary gender menjadi penentu besar bagi kesuksesan seseorang. Para Alpha selalu mendapatkan yang terbaik. Mereka rata-rata berasal dari keluarga kaya raya atau kalangan menengah ke atas. Jika bukan, maka usaha untuk menaikkan status sosial pun juga sangat mudah. Para alpha dikenal sebagai sosok manusia yang kuat dan pintar sehingga mudah untuk memiliki pekerjaan yang bagus di kalangan masyarakat.
Di bawah alpha, adalah golongan manusia yang dikenal sebagai beta. Mereka rata-rata bekerja sebagai pegawai biasa. Tidak ada kedudukan istimewa di masyarakat.
Secondary gender paling rendah adalah omega. Mereka dianggap sebagai yang terlemah. Laki-laki maupun perempuan omega bisa mengandung. Dan yang paling merepotkan adalah masa heat yang datang setiap dua bulan sekali ketika mereka menginjak usia dewasa. Seorang omega harus meminum suppresant, yaitu sejenis obat untuk menekan heat.
Lemah dan tidak bisa diandalkan, membutuhkan seorang alpha dan harus melahirkan anak. Xiao Zhan merasa hidupnya telah berakhir ketika membaca hasil tes miliknya. Bagi pemuda itu, menjadi seorang omega sama saja dengan menjalani neraka di dunia.
“Ini salah! Ini pasti salah!” Xiao Zhan merobek kertas berisi hasil tes secondary gender miliknya, dengan kesal membuang kertas itu ke lantai.
“Zhan, dengarkan Ibu. Kau tidak perlu mengkhawatirkan hal ini.” Nyonya Xiao menghampiri, mengusap bahu pemuda itu untuk menenangkannya.
“Ini salah, Bu! Aku mau tes ulang!” seru Xiao Zhan, masih tidak percaya bahwa dirinya adalah seorang omega. Dia masih duduk di bangku kelas dua SMP dan belum pernah mengalami heat. Wajar jika pemuda itu sulit percaya dengan hasil tesnya.
Tuan Xiao ikut menghampiri putranya. Dia juga sangat kecewa dengan hasil tes itu, tetapi ini adalah takdir. Meskipun Xiao Zhan seorang omega, Xiao Zhan tetaplah anaknya. “Nak, tenanglah.”
“Ayah!” seru Xiao Zhan kesal.
“Ini adalah takdir. Kau tidak perlu khawatir tentang hal ini. Kau berasal dari Keluarga Xiao. Kami tidak akan membiarkan sesuatu terjadi padamu.” Tuan Xiao mencoba menenangkan putranya.
Xiao Zhan masih tidak bisa menerima hasil tes itu. Pemuda itu melepaskan pelukan ibunya, mulai menangis dan berlari memasuki kamar.
Tuan dan Nyonya Xiao hanya bisa menghela napas panjang. Menjadi omega memang kenyataan pahit yang sulit untuk diterima.
“Ayah, Ibu, ada apa?” Putra bungsu mereka keluar dari kamar setelah mendengar keributan. Xiao Shuo masih duduk di bangku kelas empat SD, tetapi nada bicara anak itu seperti orang dewasa. Sama seperti Xiao Zhan, dia juga anak yang cerdas dan selalu juara kelas.
![](https://img.wattpad.com/cover/375063234-288-k865807.jpg)