HAPPY READING
***
"Aku akan menjadikan kamu satu-satunya di hidupku itu janjiku untukmu suamiku, walau hanya mendapatkan rasa sakit darimu mas raden."Nadira Safa Apriliani
"Aku begitu kejam terhadap istri hamba sehingga membuat hidupku di selimuti oleh rasa bersalah dan dipenuhi dengan kata menyesal telah menyia-nyiakan sosok istri seperti mu nadira."
Raden Arsen Dirgantara
***
Tak terasa waktu begitu cepat, hari ini sudah terhitung tiga hari Nadira berada di rumah sakit, kondisinya pun berangsur membaik, bundanya begitu telaten menjaga sang putri namun di hati kecil Nadira ia ingin sekali suaminya yang menjaga dan mensupport untuk sembuh dari penyakit kanker yang di alaminya namun dia sadar ia hanya dia anggap sebagai pembantu bukan istri.
Nadira perlahan membuka mata, ia melirik ke arah bundanya yang tertidur di sofa.
"Aku bersyukur mempunyai bunda yang sangat sayang sama hamba, di saat hamba belum bisa mendapatkan kasih sayang dari suami hamba." batin Nadira menatap jendela rumah sakit.
"Kuatkan hamba untuk bisa membuat suami hamba cinta sama hamba, sebelum hamba di ambil oleh mu iya allah." lirih Nadira.
"Eh anak kesayangan bunda udah bangun," ucap Bunda Karina yang sudah terbangun dari tidurnya.
"Iya bunda." balas Nadira.
"Nadira sayang gimana kondisi kamu sudah membaik?" tanya Bunda Karina.
"Alhamdulillah udah Bun." balas Nadira.
"Syukurlah bunda seneng dengernya, tapi ingat jangan kecapean iya sayang?" ucap Bunda Karina.
"Iya bun, aku pasti akan selalu ingat pesan dari bunda," balas Nadira.
"Bun Nadira pasti sembuh kan," tanya Nadira dengan sorot mata sedih.
"Pasti sembuh sayang." balas Bunda Karina.
"Caranya?" tanya Nadira.
"Operasi sayang." balas Bunda Karina.
"Tapi Nadira takut Bunda," ucap Nadira.
"Jangan takut sayang ada bunda, ayah, abang, suami kamu yang paling utama itu ada allah sayang percaya sama sang pencipta." balas Bunda Karina.
"Iya bun, makasih atas supportnya," ucap Nadira yang di balas anggukan kepala oleh Bunda Karina.
"Hari ini Nadira boleh pulang kan Bun?" tanya Nadira.
"Coba nanti kita tanya ke dokternya langsung," balas Bunda Karina.
"Kalau gitu kamu harus sarapan dulu makan yang banyak sayang, bunda selalu siap suapi kamu lagi," ucap Bunda Karina. Karena makan yang di sediakan oleh rumah sakit udah di antar oleh suster ke kamar Nadira di saat pasien masih tertidur, suster mengantarkan makanan untuk Nadira pukul enam pagi.
"Iya bunda." balas Nadira dengan menerima suapan sang bunda.
Bunda Karina pun telah selesai menyuapi Nadira dengan bertepatan dengan kedatangan dokter Bagas.
"Assalamualaikum, selamat pagi." ucap Dokter Bagas menyapa anak dan ibu.
"Waalaikumsalam, pagi juga dok." balas Nadira dan Bunda Karina.
"Saya izin untuk periksa kamu iyah?" ucap Dokter Bagas kepada Nadira.
"Boleh dok, silahkan." balas Nadira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehadiran Yang Tak Di Anggap
De TodoNadira Safa Apriliani cewek cantik yang terkenal memiliki gigi gingsul dan mata ansel, yang membuat siapa saja terpikat dengan keindahan yang di miliki oleh nadira mahasiswa semester tiga ini, nadira menempuh pendidikannya di kampus yaitu universita...