Kehidupan Seorang Putri

129 6 0
                                    

Pagi menyapa lagi dengan sinarnya, membawa kedamaian juga suasana baru yang lebih menyenangkan terkhusus bagi Arabella. Semalam, setelah mengobrol beberapa hal bersama Nathaniel di ruang makan dengan tujuan agar saling mengenal satu sama lain, Arabella memutuskan untuk pamit terlebih dahulu karena ingin beristirahat, dan kini ia terbangun seraya menatap sekelilingnya, ia masih ditempat yang sama bahkan baru ia sadari segalanya memanglah nyata, Arabella masih mengira bahwa semua ini hanyalah segelintir mimpi   aneh yang sebentar lagi akan sirna begitu ia terbangun nantinya, tapi siapa sangka jika semuanya adalah realita?

"Aku masih belum percaya jika perpindahan jiwa itu sungguh ada, apakah hanya aku seorang di dunia ini yang mengalaminya? Atau ada orang lain yang juga merasakan hal yang sama?."

Arabella bukannya langsung percaya begitu saja saat pertama kali ia mengalami kejadian tidak masuk akal seperti ini, terkejut itu sudah pasti hanya saja ia tidak bisa berbuat apapun dan hanya bisa menerima.

Jika pun ia menginginkan kembali ke dunianya, segalanya hanyalah sia-sia sebab dari ingatan yang pernah datang menyerang otaknya, bersamaan dengan itulah ia melihat dengan jelas bahwa jasadnya telah ditimbun dengan tanah, sehingga mustahil baginya untuk kembali lagi tempat asalnya meski mungkin nantinya ia tau bagaimana caranya.

"Banyak yang menggiring jasad ku ke pemakaman, hanya saja Daisy dan pengurus panti lah yang benar-benar merasa kehilangan." Ujar Arabella kembali mengingat ingatan tersebut.

"Aku merindukan mereka."

Arabella menatap sekitarnya sejenak, sebelum ia membuang nafasnya kasar. Segalanya telah terjadi dan ia ia tidak akan pernah mungkin lagi untuk pergi dari tempat yang masih asing baginya ini.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk!." Ujar Arabella saat mendengar suara pintunya diketuk dari luar.

"Selamat pagi tuan putri." Sapa dayang Aries.

"Selamat pagi."

"Kami ingin menyampaikan bahwa hari ini anda diundang dan akan menghadiri acara pesta teh dari putri keluarga Maheswari." Lanjut dayang Aries.

"Kami akan membantu anda bersiap tuan putri." Ujar dayang Martha.

"Pesta teh?." Beo Arabella. Jujur ia sedikit terkejut.

"Benar tuan putri."

"Hari ini?."

"Benar."

"Pagi ini?."

"Benar."

"Kenapa kalian baru memberitahu ku? Astaga... Apa yang harus aku lakukan disana?."

Para dayang menatap tuan putri mereka dengan pandangan bingung. Arabella tidak pernah segugup ini saat akan menghadiri suatu pesta dan undangan lainnya, ia hanya akan segera bersiap dan berangkat dengan keanggunan yang ia miliki, tapi sekarang Arabella saat ini bersikap sedikit aneh rasanya.

"Mohon maaf tuan putri, tapi undangannya pun baru disebarkan pagi ini."

"Kenapa mendadak sekali?."

"Itu memang biasa terjadi tuan putri." Jawab dayang Taniya.

"Tenanglah putri, saya akan ikut membersamai tuan putri jika mungkin anda merasa tidak nyaman nantinya." Jelas dayang Aries seakan paham dengan kegugupan yang Arabella rasakan.

"Benarkah?."

"Tentu saja tuan putri."

"Syukurlah."

"Apa yang akan kenakan nantinya tuan putri?." Tanya dayang Serina.

"Apa saja. Aku pasrahkan kepada kalian, sebab ini adalah pesta pertamaku."

Change Of Destiny (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang