Domino Impact Of Lalisa

2.7K 129 10
                                    

12.25

Seoul Korea Selatan, menunjukkan angka jam 12 malam. Jalanan terasa begitu sepi dengan pencahayaan yang semakin minim.

Di dekat sebuah rumah tua, lebih tepatnya di belakang rumah tersebut. Chaeyoung berjalan mundur dengan gemetar, kakinya terasa begitu lemas melihat pewaris tunggal kekuasaan tirani kejam Manoban yang terlihat begitu marah padanya dengan sebilah pisau tajam di tangannya.

"Lii... A-aku benar-benar tidak sengaja... B-begini saja, a-aku akan ikut dalam rencana mu itu, tapi tolong jangan bunuh aku.." suaranya terdengar begitu gemetar, dia benar-benar merasa nyawanya saat ini akan segera pergi saat Lisa semakin dekat, sedangkan dia terpojok tidak bisa melarikan diri kemanapun.

Lisa tersenyum tipis, sedikit senyuman yang membuat nyali Chaeyoung langsung hilang. "Baiklah, tapi kau harus tepati kata-kata mu, jika tidak...... Bukan hanya kau, tapi istri tercinta dan keluarga mu akan lenyap di tangan ku! Park Chaeyoung!" Tekannya dan pergi meninggalkan Chaeyoung yang berada dalam ketakutan.

Keringat dingin membasahi punggungnya saat dia bisa bernafas lega melihat tubuh Lisa yang sudah tidak terlihat. Chaeyoung berdiri dan dengan tubuh yang masih gemetar berusaha pulang ke rumahnya, hari yang benar-benar menakutkan.
_____

"Ck! Sialan! Jika bukan karena keluarga ku bergantung padanya! Aku tidak akan melakukan semua ini! AAARRKKHHH!!!"

Chaeyoung memukul stir mobil dengan frustasi. Dia tidak pernah berada dalam masalah sebesar ini sebelumnya, jadi wajar jika dirinya begitu frustasi.

"Maafkan aku, Appa.... Eomma... Honey..." tanpa terasa air mata mengalir di pipinya, dia menangis dengan putus asa terhadap masalah ini.

Chaeyoung tidak langsung kembali ke rumahnya, perasaan takut semakin menggerogoti hatinya memikirkan kata-kata Lisa yang mengancamnya dan keluarganya. Jika bukan karena kekuasaan dan sifatnya yang mengerikan seperti seorang tirani kuno yang tidak memikirkan apapun terhadap tindakannya selama membuatnya merasa bahagia.

Begitu kembali ke rumahnya, kedua orang tuanya menunggu Chaeyoung dengan tidak tenang, mereka takut terjadi sesuatu pada anak mereka yang nekad mencoba berhubung dengan Lalisa untuk kemajuan perusahaan mereka. "Chaeng, kamu dari mana saja!? Bukankah eomma bilang untuk tidak pulang tengah malam seperti ini!? Apa yang terjadi dengan mu? Kenapa bajumu basah kuyup begini.." eomma Chaeyoung melontarkan pertanyaan-pertanyaan, Chaeyoung menunduk saat air mata tanpa terasa kembali mengalir.

"Hiks... Maafkan aku,... Hiks... A-aku... Lisa melihat ku mengikutinya dan dia mengejar ku.. hiks... Dia mengancam akan melenyapkan seluruh keluarga Park jika aku tidak mengikuti perintahnya... Hiks... Eomma... Appa,.. maafkan Chaeng.. hiks.." Chaeyoung berlutut, dia terlihat begitu putus asa dan lemah di hadapan kedua orang tuanya.

Tuan dan Nyonya Park saling bertatapan dengan sendu, mereka menarik Chaeyoung ke dalam pelukannya, mengusap lembut punggungnya untuk menenangkan sang anak yang terlihat begitu bersalah.

"Tidak apa. Kita selesaikan masalah ini bersama-sama. Untuk sekarang, kita tidak bisa melakukan sesuatu yang membuatnya marah, Tuan Manoban akan menghancurkan kita. Satu-satunya untuk bertahan adalah dengan mengikuti Lisa.... Jika kita tidak bisa melawannya, kita harus mengikutinya... Semuanya akan baik-baik saja, tidak perlu khawatir.."

Suara langkah kaki terdengar mendekat, Chaeyoung melihat istrinya - Kim Jisoo - turun dengan tergesa-gesa menghampirinya. "Hon, kau baik-baik saja? Aku sangat mengkhawatirkan mu.." wajahnya terlihat begitu khawatir melihat penampilan suaminya yang acak-acakan.

Chaeyoung menggenggam tangan istrinya itu, dia menatapnya dengan sendu. "L-lisa.. dia mengancam akan melenyapkan k-keluarga kita jika tidak mengikuti perintahnya.."

Domino ImpactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang