40

1.7K 149 23
                                    

Bab sebelumnya ada yang direvisi ya, boleh baca ulang atau langsung baca ini saja ngga papa.

***

Pagi ini pembukaan Pekan Olahraga Nasional Pesantren dilaksanakan. Lapangan utama dipenuhi oleh para santri dengan berbagai kostumnya karena setelah acara formal nanti akan ada pawai dengan tujuan untuk mempromosikan sekolah dan pesantren.

Saat ini semua santri dibariskan sesuai dengan golongan atau kelompok ekstrakurikuler yang diikuti di sekolah. Golongan guru beserta jajaran tinggi berada di sisi kanan, di seberangnya ada tim pasukan pengibaran bendera dan tim drumband. Lalu lainnya seperti kelompok pramuka, tata busana, basket, voli dan lain-lain berdiri berseberangan dengan panggung yang ditengah-tengahnya terdapat tiang bendera.

Alca berada di antara tim drumband, berdiri paling depan dengan Gita dan Niken sebagai gitapati di sampingnya. Sial seribu sial tanpa sengaja dia berdiri bersebelahan dengan Alex meski dengan jarak 1 meter.

Lelaki itu tampak ingin berbicara padanya, tetapi Alca selalu menoleh ke arah Niken dan berpura-pura menanyakan sesuatu.

Urusan di antara Alca dan Alex sudah selesai sebulan lalu. Setelah malam itu, besoknya dia mengajak Alex bicara saat masa-masa latihan di lapangan. Alca menjelaskan secara singkat, padat, dan jelas tentang Nendy yang menyalahgunakan namanya. Dia tak mau ikut-ikut dalam permasalahan mereka, jadi Alca meminta agar Alex menyelesaikannya dengan Nendy langsung dan tak lagi mencoba berinteraksi dengannya selain daripada kepentingan pendidikan. Dia mengatakannya dengan jelas dan tegas, lalu meninggalkannya. 

Alca mendongak menatap hamparan angkasa.

Setiap hari jam terus berdetak, langit tetap membiru, dan bumi masih berputar. Semua tak berhenti hanya karena dunia Alca berantakan. Berjalan seperti biasa seolah tak ada apa-apa, meski Alca sedang tertatih-tatih menjalani kehidupannya.

Alca lalu menghela napas.

Jika sebelumnya Alca hanya tak kasat mata, sekarang dia dipandang sebagai musuh. Ironi, sarkasme, dan sinisme dia hadapi sendirian dengan pura-pura tak mendengarnya.

Oleh siapa? Teman-teman sekamarnya.

Mereka terbahak-bahak kala Alca mendapat sindiran dari golongan mereka, seolah tak peduli bahwa mental Alca diobrak-abrik oleh mereka, dan tak peduli fakta bahwa Alca hanya sendirian sedang mereka beramai-ramai.

Dan yang paling menyedihkan, Nendy membunuh karakternya habis-habisan di depan teman-temannya. Mengada-ngada yang tak ada agar membuat lainnya lebih percaya bahwa dia tak salah.

Hidup Alca berantakan. Belakangan ini dia jarang murojaah apalagi menambah hafalan Alfiyah yang mulai dia hafalkan sebulan lalu. Alca yang biasanya produktif sekarang menggunakan waktu-waktu kosongnya hanya untuk menangis.

Alca bisa-bisa saja meninju habis mulut semua teman-temannya, tetapi kekerasan hanya menimbulkan masalah lain. Dia juga punya power sebagai korban untuk mengadukan mereka pada pengurus, Ustadzah Halimah, atau bahkan ke ndalem sekalipun. Namun Alca menjaga title 'istri Gus Kafa' yang diketahui oleh Jannah dan bisa saja disebarkan pada teman-temannya, sehingga dia takut membuat nama ndalem jelek.

Jadi Alca memutuskan untuk diam dan menahannya karena kurang dari tiga bulan lagi dia akan lulus.

Dua tahun kemarin dia kuat, Alca bisa menahannya sedikit lagi.

Alex masih mencoba untuk bicara padanya sampai akhirnya pembawa acara tiba-tiba bersuara, "Kami ucapkan selamat datang kepada Kyai Nursalamah, Gus Zainy Nursalamah, Gus Thoriq Basalamah, beserta Gus Kafabihi Basalamah selaku majelis pimpinan pondok pesantren Darul Amin."

Dear Anta, Ana Uhibbuka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang