Girls Talk (?)

1K 159 0
                                    

━☆・*。
      ・゜
         °。+ * 。
      .・゜
       ゜。゚゚・。・゚゚。
                       ゚。Happy Reading ❀
                          ゚・。・゚

𐙚˙⋆.˚ ᡣ

Setelah perginya tenaga medis mereka memutuskan untuk berpindah tempat karena yang sebelumnya sudah mulai panas dan juga banyak noda darah tersebar di mana-mana. Karena tidak adanya kursi mau tak mau mereka duduk di lantai.

"Omaga, this is Girls Talk?" celetuk garin dengan logat inggris nya mengundang gelak tawa mereka.

"Kita mulai dari informan kali ya," ucap Rion mengawali perbincangan serius mereka. "Jadi, kita udah punya informan polisi. Namanya Marcel, orangnya bisa dipercaya. Dia bakal ngasih semua informasi tentang kepolisian dan sebaliknya, kita bakal nyisain satu slot anggota untuk dia di masa depan," jelas Rion.

[Name] mengangguk paham. "Sedangkan yang dari medis.. Key," ucap Rion menatap Key meminta penjelasan.

"Ah ya, sebenarnya kemarin itu aku bareng sama Kak [Name] juga," ucap Key. Merasa terpanggil [Name] pun membuka suara. "Namanya Aemi, tapi masih perlu diobrolin lagi soal ini."

Key mengangguk setuju. "Aku juga mikir gitu soalnya dia inisiatif sendiri mau ngasih kita informasi, padahal awalnya kita cuman gosip ciwi-ciwi biasa."

[Name] menambahi. "Di akhir dia sempet bilang kalau nanti pas kita butuh informasi bisa langsung ke dia aja. Tapi aku masih belum percaya sih, mungkin harus banyak ngobrol lagi."

Rion mengangguk. "I see."

Obrolan mereka pun berlanjut cukup lama. Mulai dari putih-putih, detektif, intel, perekrutan dan masih banyak lagi pertukaran informasi di antara mereka.

[Name] menyimak dengan baik dan berusaha mengingat semua nama yang sudah didapatkan. [Name] tidak banyak bicara karena memang dia belakangan ini fokus kerja meng-ayam terus-menerus.

Setelah perbincangan yang cukup panjang mereka pun memutuskan untuk pergi ke parkiran sebuah gedung yang ada di dalam kota, Rion bilang itu adalah 'garasi pelangi' dan mereka sekarang berada di lantai paling atas.

[Name] menyatukan tangannya sesekali menggosok dan meniup agar suhu tangannya sedikit menghangat. Wanita itu memang tidak tahan dengan udara dingin.

Tidak menunggu waktu lama seorang pria dengan pakaian polisi menghampiri mereka, tidak lain dan tidak bukan itu adalah Marcel. "Nama saya Marcel, saya disini sebagai informan dari kepolisian," ucap pria itu.

"Ya.. karena disini sudah banyak geng-geng yang tersebar jadi saya mengira kalian membutuhkan informan." Lanjutnya.

Rion melipat tangannya di depan depan dada. "Apa saja kesepakatan kemarin Pak? Masih ingat?" Tanya Rion.

"Kesepakatannya disini adalah informasi yang saya dapatkan akan saya berikan kepada kalian, begitu juga sebaliknya."

"Atas dasar apa Sir.Marcel minta informasi dari kita?" Celetuk [Name].

"Kalau untuk itu.. ada beberapa orang yang membahayakan keamanan kota. Jadi, saya perlu nama dan detail dari orang itu agar bisa saya tindak lanjuti." [Name] mengangguk paham.

Obrolan terus berlanjut di antara mereka dan akhirnya Rion mempersilahkan mereka untuk saling memperkenalkan diri. "Hello Sir, perkenalan nama saya [Name] Lee," ucap [Name].

Marcel terdiam sejenak seperti sedang mengingat sesuatu. "Ah! saya pernah liat kamu kerja ayam kemarin. Dari pagi sampai malem, loh."

"Kak [Name] emang secinta itu sama ayam, bahkan cita-cita nya pengen jadi ayam," ucap Krow diakhiri dengan tawa khas nya. [Name] memukul lengan Krow pelan. "Ngaco!"

I'm LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang