prolog

74 13 0
                                    

namja manis atau yang memiliki nama panjang NA JAEMIN alias tokoh utama kita,tengah duduk termenung didepan meja piano miliknya

Ia menatap piano kesayangan nya itu dengan tatapan bingung

Dia tengah memikirkan suatu cara untuk menciptakan tangga nada yang baru dari piano nya itu,namun tak ada yang muncul di pikiran nya

Hingga sebuah suara mengalihkan atensi nya

"Sudah sampai mana?" Jaemin membalikkan tubuhnya menatap sang ayah yang duduk di sofa belakang nya dengan gugup tanpa menjawab pertanyaan itu

Na Yuta yang tak mendengar jawaban anaknya pun menanyakan lagi pertanyaan nya kali ini dengan nada yang lebih dingin

"Sudah sampai mana na Jaemin?" Jaemin menundukkan kepalanya menghadap ayahnya

"J-jaemin belum mendapatkan satu pun ayah" jaemin semakin menundukkan kepalanya saat Yuta berdiri dari duduknya dan mendekat kearah nya

Yuta menekan-nekan note pianonya dengan asal hingga menimbulkan suara berisik yang memenuhi ruang keluarga rumahnya

"Cepat buat jaemin. Jangan sampai aku menghukum mu" Yuta pergi setelah berkata dengan sangat datar

Jaemin yang mendengar itu terlihat sedikit gelisah dan panik,ia membalikkan badannya hingga berhadapan dengan note piano nya dan mulai menekan-nekan nya

Ia terus berusaha mencari nada baru dari pianonya agar ia bisa menang di pertandingan piano London











Pertandingan di London sangat lah susah untuk sebagian orang termasuk jaemin,ia sudah mendapatkan nada baru dan membawakan nada baru itu untuk ditampilkan di London

Saingannya banyak,bagus semua tapi syukur nya ia masih meraih juara, meski.... Ia hanya mendapatkan juara 2



"Buat malu" jaemin hanya bisa meremas kuat-kuat ujung bajunya saat ayah dan bundanya memarahinya di bandara London

"M-maaf ayah bunda,jaemin udah berusaha semaksimal mungkin" jaemin mencoba membela dirinya sendiri disaat ayah dan bundanya masih merasa kurang akan hasil kejuaraan itu

"Maksimal?! Itu yang kau sebut maksimal? Dengan bakat seperti ini kau tidak akan bisa menjadi pianis dasar bodoh!" Jaemin tersentak kaget saat ayahnya membentaknya

"Sudah lah yut,salah mu memaksa seseorang yang tak memiliki bakat menjadi seorang pianis"winwin mengucapkan hal itu sambil menatap sinis kearah jaemin

"Kau tak liat jarinya tadi bergerak sangat lambat? Dia seperti baru belajar yuta"winwin mendengus kesal saat mengingat penampilan jaemin yang jarinya bergerak sangat lambat diatas piano tadi saat pertandingan

"Buang-buang waktu saja,cuti ku habis hanya untuk menonton pertandingan anak tk"winwin memainkan ponselnya untuk memberi kabar kepada asistennya setelah sedikit menjauh dari keduanya

Yuta hanya diam dengan tatapan menilai anak tunggal nya itu

"Berharap apa aku,anak ini tidak akan bisa melanjutkan karir ku sebagai pianis"Yuta pergi membawa winwin untuk menaiki pesawat mereka meninggalkan jaemin yang hanya tersenyum kecut menahan rasa nyeri di dadanya

Jaemin menyusul kedua orang tuanya dengan langkah lunglai,dia lelah.












Tibiciiii......

parcell || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang