Sebelum ganti hari aku mau ucapin 'Dirgahayu Indonesia!'
Kemarin sapa yah yang nanyain kabarnya Arzan? Nih kubayar kontan:)))
Happy reading!
====
Naora menurunkan kedua kakinya di lantai basemen gedung Patra Construction. Setelah seluruh tumit sepatunya berdiri dengan benar, Naora berayun anggun ke arah pintu masuk menuju lobi utama perusahaan konstruksi tersebut. Sebuah tas kerja menggantung di tangan kiri wanita tersebut dengan beberapa lembar surat gugatan cerai tersimpan di dalamnya.
Beberapa hari yang lalu, pengacara yang Naora sewa untuk mengurus proses perceraian dirinya dengan Arzan sudah menghubungi Mimi dan meminta sedikit waktu kepada suaminya tersebut. Meskipun pada awalnya Arzan begitu berbelit hanya untuk bertemu muka saja, akhirnya pria itu bersedia meluangkan waktu pada hari ini pukul tiga sore di ruangan kantornya.
Sebenarnya menyampaikan surat ini kepada Arzan bisa dilakukan oleh pengacara Naora tersebut. Namun karena ada banyak hal yang ingin Naora katakan kepada Arzan secara langsung membuat wanita itu bersikeras untuk menyampaikan sendiri gugatan cerainya.
Komunikasi di antara Naora dan Arzan memang kian membeku dalam dua minggu terakhir. Ditambah pula dengan kepergian Naora dari rumah mereka, praktis komunikasi di antara keduanya benar-benar tak ada. Apalagi Arzan sama sekali tak pernah menghubungi Naora walaupun sekadar menjelaskan tentang status Gracie.
Galen berhasil mendapatkan apartemen fully furnished untuk Naora yang lokasinya tak terlalu jauh dari gedung Simple and Beauty serta sekolah Leoni. Naora sengaja mengajak Leoni saat pertama kali melihat apartemen tersebut, dan putrinya langsung suka. Segera saja tanpa berpikir panjang, Naora memindahkan barang-barang pribadinya ke tempat tinggal barunya itu. Malahan akhir minggu lalu Leoni sudah menginap di apartemen—atas sepengetahuan Arzan tentunya.
Kendati tak ada komunikasi antara Naora dan Arzan, tetapi bila menyangkut Leoni, wanita itu tetap menghormati Arzan sebagai ayah dari putrinya. Naora tetap memberi kabar kepada Arzan kalau wanita itu mengajak Leoni menginap di apartemen. Meski tak ada balasan dari Arzan, Naora tak peduli dan tak mempermasalahkannya.
Kedua ujung tumit heels yang dikenakan Naora mengetuk pelan lantai granit yang menutupi lantai lobi utama gedung Patra Construction. Hari ini pengalaman berbeda Naora dapatkan di gedung ini. Kalau kedatangan Naora sebelumnya, sekuriti tak mengenali Naora, kali ini mereka langsung mendekati wanita itu dan menawarkan bantuannya.
"Selamat sore, Bapak-Bapak. Terima kasih untuk bantuannya. Saya bisa naik sendiri untuk menemui suami saya." Naora memberikan senyum menenangkan ke arah dua pria bertubuh kekar dan berseragam safari hitam ini.
"Kalau begitu, silakan, Bu," kata salah satu dari mereka sembari menunjukkan jalan ke arah lift dan membuka pintu lift untuk Naora.
"Terima kasih." Naora mengangguk dan mengayunkan kaki ke dalam lift yang membawa wanita itu ke lantai sembilan.
~oOo~
Mimi menyambut kedatangan Naora dengan sikap formal, meski sekretaris Arzan itu tak mampu menyembunyikan keterkejutan yang memancar di kedua matanya.
"Rencana sebelumnya memang pengacara saya yang akan datang ke sini, tetapi kayaknya saya berubah pikiran," ulas Naora singkat untuk mengusir kekagetan di kedua mata Mimi.
"Bb.. baik, Bu Naora. Silakan masuk." Mimi segera bangkit dari atas kursi. Jemarinya mengetuk pelan pintu ruang kerja Arzan dan langsung membukakannya untuk Naora.
"Terima kasih, Mimi." Naora mengangguk penuh terima kasih. Kedua kaki Naora melangkah anggun masuk ruangan Arzan dan mendapati pria itu tengah menekuri beberapa dokumen di atas meja kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Dangerous Affair
Genel KurguWarning : 21+ Kesuksesan Naora Delmar sebagai seorang pengusaha wanita, ternyata tidak dibarengi dengan kesuksesannya dalam berumah tangga. Ia harus menerima kenyataan bahwa suaminya, Arzan Zahair, sudah berselingkuh dengan asisten pribadi Arzan yan...