It's Heartbreak, I Breathe

300 40 0
                                    

It doesn't feel the same anymore.

—~—

"Capek banget, ya?"

"Iya. Langsung pulang aja, ya? Besok aku ada kegiatan pagi."

"Yah, yaudah. Tadinya aku mau ajak keliling dulu kayak biasa, biar kamu seneng."

"Sorry. Aku capek banget."

Helaan nafas berat dikeluarkan perempuan dibalik kemudi, Chika, sebelum menjalankan mobil untuk keluar dari lobby mall di kawasan Sudirman.

Penolakan itu terus terjadi dalam satu bulan ini. Awalnya, Chika pikir itu hanya karena kegiatan JKT48 yang memang begitu padat. Tapi, ia juga merasa jengah. Hal yang ia lihat di sosial media saat mereka sedang tidak bersama, membuat dirinya berpikir. Apakah ia telah melakukan kesalahan?

"Fiony."

"Hmm?" Chika menoleh mendengar respon yang hanya berupa gumanan. Fiony sedang memejamkan matanya sambil bersandar di kursi penumpang. Fiony-nya tidak pernah melakukan itu.

"Nyender sayang, kamu cerita gak bisa diem deh."

"IHHH!! Ini tuh aneh banget tauu. Kamu harus dengerin!!"

"Iya aku dengerin. Tapi, sambil senderan gih. Kamu abis kegiatan seharian, gak capek apa?"

"Ketemu kamu buat energi balik lagi. Aku mau temenin kamu nyetir, kita keliling dulu ya? Jangan langsung pulang."

Kenapa semua kejadian itu tiba-tiba berputar di kepalanya?

"Sayang, aku ada salah ya?"

"Salah apa?"

"Yaa, aku gak tau. I feel like you kinda different."

"Aku lagi capek aja kayaknya, maaf."

"Serius? Kalo aku ada salah bil-"

"Gak ada, Yessica. Gak ada. Udah, please. Aku capek."

"Okay, sorry."

Hening. Hancur.

—~—

Malam itu membuat Chika tidak bisa menutup matanya walau hanya sedetik. Ia terjaga. Pikirannya berkelana. Ia terlalu takut pada semua kemungkinan yang akan terjadi. Atau ini salahnya yang tidak selalu berada di dekat perempuannya? Apakah ia tidak memberikan perhatian yang cukup? Atau ia yang tidak mengerti tentang kemauan perempuannya? Kepalanya begitu berisik, tidak membiarkan ia beristirahat untuk memikirkan dirinya sendiri.

Sayang sekali ia masih harus menghadiri kelas pagi hari ini. Mata sembab dan wajah muram ia tutupi dengan topi, kacamata, dan masker. Ia tidak memiliki tenaga untuk menggunakan makeup. Chika masih melakukan rutinitasnya seperti biasa, memberi kabar pada Fiony disetiap kegiatan yang ia lalui. Meskipun respon yang ia dapatkan membutuhkan waktu yang lebih lama dari biasanya.

"Woi, kak Chika! Lemes amat. Kelas pagi juga?" Tepukan keras di bahunya membuatnya kembali ke bumi. Olla.

"Iya, tumben lo masuk kelas pagi."

"Sepele kau sama aku. Gak sih, ni kegiatan jeketi agak lowong aja abis graduation ci Shani," sahut Olla. Jawaban itu membuat kedua mata chika menyipit.

"La, berarti abis kelas lu gak ada kegiatan, kan?"
"Gak ada sih, malem aja nanti latihan."

"Jangan langsung pulang yak, mau ngobrol bentar."

Kelas yang Chika lalui hari ini tidak memiliki kata fokus di dalamnya. Chika tidak sabar mendapat jawaban atas semua pertanyaan di dalam kepalanya kepada Olla. Saat kelas berakhir, ia dengan cepat menggerakkan kakinya menuju gazebo di dekat parkiran, tempat Olla menunggu.

Oneshoot Yessica Tamara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang