I Swear I'll Never Leave Again

504 51 4
                                    

From the last chapter "It's Heartbreak, I Breathe"

—~—

A month.

It's been a month since the last time they saw each others on that night. Mereka tetap harus menjalani hari seperti biasa meskipun mereka tidak ingin. The show must go on. Banyak hal yang perlu dilakukan, tapi tidak banyak hal yang berubah.

Chika masih harus terus tersenyum dan ceria saat bekerja dan bertemu semua orang. Chika harus menahan rasa sedih yang tiba-tiba datang saat ia sedang berada di kerumunan. Chika harus menahan saat-saat dimana ia merindukan perhatian kecil dan suara perempuan yang selalu menjadi penenangnya.

Chika belum terbiasa. Chika masih sangat menginginkan Fiony. Satu tahun. Hubungan yang telah terjalin selama kurang lebih satu tahun itu harus kandas dalam satu malam. Satu bulan bukan waktu yang cukup untuk melupakannya, atau mungkin tidak akan pernah lupa.

Chika merindukan Fiony yang selalu memeluknya tiap mereka berjumpa. Chika merindukan Fiony yang selalu memberinya kalimat afirmasi. Chika merindukan Fiony yang selalu excited menceritakan hari-harinya.

Chika masih beradaptasi, begitu juga dengan Fiony.

Chika bisa saja menghilang dari sosial media dan menyembuhkan hatinya, tapi tidak dengan Fiony. Fiony masih harus bertanggungjawab menjadi idola profesional yang selalu memberikan kabar. Fiony masih harus tersenyum cerah dan menjadi karakter Fiony yang penuh cinta, meskipun hatinya masih penuh luka.

Satu bulan ini, Fiony menginstrospeksi diri dan menyadari semua hal yang telah ia lakukan. Dirinya mungkin bergerak sendiri, melupakan ada orang lain yang selalu menunggunya pulang. Ia tenggelam dalam dunia tanpa orang yang selalu menggenggam erat tangannya. She lost her world.

Saat Chika mengucapkan kalimat perpisahan, saat itu juga ia tersadar. Ia telah melangkah terlalu jauh. Fiony tidak pernah ingin melepaskan Chika, ia hanya lupa untuk memegang erat tangan itu. Setiap hari, ia selalu berharap untuk sebuah kesempatan kedua, kesempatan terakhir. Fiony selalu menunggu saat mereka bertemu lagi sejak Chika menghilang dari hidupnya.

Kenangan bersama Chika terus menerus berputar di kepalanya. Chika yang suka mencuri kesempatan untuk memeluk dan merangkul dirinya di depan semua orang. Chika yang selalu memamerkan kemesraan dihadapan teman-teman mereka. Chika yang selalu menenangkan dirinya ketika ia begitu lelah dan butuh sebuah pelukan. Chika yang selalu datang kapanpun ketika ia bilang ingin bertemu. Fiony telah melepaskan itu semua, dan dia ingin semua itu kembali.

Pada dua tempat yang berbeda, dua orang perempuan menangis tiap malam dalam tidurnya.

"Cepio!"

"Eh, kenapa ci Jessi?"

"Bengong lagi. Denger gak obrolan gue sama Olla tadi?"

"Denger kok."

"Apa coba yang terakhir?" Fiony tersenyum lebar dan mengangkat kedua jarinya membentuk tanda peace.

"Udah sebulan, Fiony. Masih sedih aja," sahut Olla.

"Dalam sebulan ini coba sebutin udah berapa kali Cepio sakit? Udah berapa kali Cepio dimarahin sama sensei karena gak fokus?" tanya Jessi. "Sebulan cece udah kayak zombie kalo di luar stage. Pinter banget acting kalo di depan fans," lanjut Jessi.

"Aku masih sayang banget.."

"Terus? Kenapa putus?" tanya Jessi. Fiony tidak pernah menceritakan dengan jelas alasan mereka berakhir. Selain mereka, hanya Olla yang tahu alasan mereka tidak bersama lagi. Olla hanya diam menatap Fiony saat mendengar pertanyaan Jessi.

Oneshoot Yessica Tamara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang