Seorang lelaki memasuki club malam di pertengahan kota. Dengan bermodal kaos hitam polos, celana pendek selutut dan sepatu sneaker hitam yang melekat pas di kakinya. Lelaki itu berjalan menuju bar di bagian tengah, duduk di kursi yang masih kosong setelahnya memesan minuman untuk dirinya.Lelaki itu menghabiskan waktu hampir satu jam seorang diri di sana. Ia menolak beberapa wanita yang mencoba mendekatinya. Ia hanya terfokus dengan minumannya yang saat ini sudah habis satu botol penuh.
"Pesan satu lagi." Ucapnya perlahan, lantaran alkohol sudah mulai menjalar ditubuhnya.
Bartender memberikan pesanan lelaki itu, dengan cepat lelaki itu menuangkan minumannya ke gelas kecil. Baru saja ia ingin meneguknya, sebuah tangan berhasil menahan tangan lelaki itu.
"Lo sudah minum sebotol dan sekarang mau nambah lagi? Mau tepar di sini apa gimana?" Lantas ia mengambil paksa gelas itu dan menaruhnya kasar di atas meja.
"Bangun! Gue antar pulang."
Lelaki yang sudah mabuk itu menoleh ke arah sampingnya. Terlihat seorang wanita yang usianya tak jauh darinya sedang mencoba menarik tangan lelaki itu untuk membantunya berdiri.
"Lo-ngapain lo di sini?"
"Ayo pulang!"
Lelaki itu menepis kasar tangan wanita tersebut. "Nggak ada hak lo atur hidup gue! Lo siapa?!"
Wanita itu berdecak, "Alice, partner kerja lo. Sudahlah Gallan, ayo pulang!"
Alice menarik paksa tubuh besar Gallan hingga menuju parkiran club. Bisa dibilang Alice ini memang wanita kuat, meski napasnya tersengal-sengal, ia mampu membawa Gallan sampai parkiran mobil dan mendudukinya di kursi depan.
"Gue antar lo pulang."
"Al, gue--"
"Ssttss!" Alice menutup mulut Gallan dengan jari telunjuknya.
"Mobil lo nginep aja di sini, biar gue yang bayar biaya parkirnya."
Setelahnya mereka melaju menjauh dari club hingga sampai di sebuah apartemen milik Alice. Lagi-lagi wanita itu harus bersusah payah membantu Gallan untuk sampai ke kamar, untung saja saat keluar lift ada security yang datang untuk membantu.
"Gall, lo tidur di sini aja. Gue mau mandi dulu. Jangan gila lo tiba-tiba masuk kamar mandi."
Gallan hanya menyahuti dengan meracau tidak jelas. Ia terbaring dengan sepatu yang masih terpakai. Selesai mandi, Alice terkejut ketika melihat Gallan yang sudah terduduk di tepi ranjang seraya memegangi keningnya. Ia akui, Gallan sangat kuat minum bahkan merasakan mabuk saja hanya sementara.
"Lo sudah enakan?"
Gallan terkejut ketika mendengar suara wanita dan melihat Alice di hadapannya.
"Anjir! Lo ngapain di kamar gue?"
Alice menaikan sebelah alisnya. "Lihat ini kamar siapa!"
Wanita itu berbalik dan keluar dari kamar, tak lama ia kembali dengan nampan yang berisi makanan di tangannya.
"Sorry, Al. Jadi ngerepotin lo lagi."
"Sudah biasa. Lo mau makan?" Alice menawarkan semangkuk oat milk kepada Gallan dan lelaki itu menggeleng kuat.
"Ada buah dan cemilan, lo ambil aja kalau mau." Alice menunjuk ke arah nampan yang ia taruh dia tas meja kecil sambil ranjang. Lalu ia menaiki ranjang dan duduk di samping Gallan.
"Tumben lo, kenapa?" Alice to the point.
"Hah?"
"Tumben lo mabuk. Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP [LOVE] BROTHER
Storie d'amoreWARNING 🔞 [TAMAT] ****** #1 - anakkuliah Setelah pernikahan kedua orang tua mereka, Adelia dan Gallan menghadapi hidup sebagai saudara tiri yang selalu bertengkar setiap waktu. Pertemuan pertama Adelia dan Gallan tidak begitu baik. Bahkan mereka...