17

2.6K 428 30
                                    

Happy reading

***

"Bagaimana?"

"Pangeran hanya terkena flu biasa. Tapi meski begitu... karena tubuh pangeran memang lemah, ini mungkin akan sedikit serius." Tabib menjelaskan, di mana itu membuat sang Jenderal merasa bersalah. Andai ia tadi bisa mengontrol emosinya dan tidak pergi ke taman belakang untuk melampiaskan amarahnya, mungkin pangeran tidak akan mengejarnya yg justru akan membuatnya mengalami ini.

"Bagaimana dengan resep yg ku minta? Apa kau sudah bisa memberikannya pada pangeran?"

Sang tabib menggelengkan kepalanya dengan sangat menyesal. "Jenderal, saya hanyalah seorang tabib biasa. Saya sudah mengerahkan segala kemampuan saya untuk bisa sampai ke tahap ini, tapi sepertinya itu masih tidak bisa mengubah apa yg seharusnya terjadi." Tanpa sepengetahuan pangeran Xi, pria itu sudah menyuruh sang tabib untuk mengubah resep obat yg biasa pangeran minum. Melihat pangeran Xi masih bisa bertahan hidup sampai sekarang, itu menunjukkan kalo resep itu memang berhasil. Tapi tetap saja itu tidak akan bertahan lama.

Sang jenderal memang bukan ahli medis tapi sebagai seorang tentara yg selalu berjibaku dalam semua peperangan pria itu sudah hampir beberapa kali berada dalam kondisi kritis, dimana saat itu akhirnya ia bertemu dengan seorang dermawan yg telah menolongnya. Dermawan itu adalah seorang tua rentah yg berpenampilan sangat biasa, namun begitu, pria tua yg terlihat sangat biasa itu sudah berhasil membuat sang jenderal selamat.

Dan saat itulah ia tahu jika pria yg berpenampilan sangat biasa itu pastilah bukan orang biasa seperti yg ia pikirkan sebelumnya. Pria tua itu sungguh misterius, setelah ia berhasil menyembuhkan sang jenderal pria itu pun menghilang tanpa jejak, dan tidak di nyana, pria tua misterius itu adalah guru dari tabib yg sedang menangani pangeran Xi. Ini sungguh takdir.

"Saat itu gurumu berhasil membuatku selamat dari kematian. Padahal saat itu semua tabib sudah menyerah dengan kondisi keracunan yg aku alami. Aku yakin kau juga memiliki keahlian seperti gurumu. Aku sangat berharap padamu."

"Jenderal boleh aku bertanya?" Tabib sedikit ragu.

"Silahkan."

"Apa kau sangat mempedulikan pangeran Xi? Bukankah dia pangeran dari negeri musuhmu? Bukankah seharusnya kau membencinya karena dia telah menghancurkan martabatmu sebagai seorang jenderal karena telah menjadikan dirimu sebagai istrinya? Maaf, saya terlalu lancang. Tapi saya begitu penasaran dengan itu. Saya harap anda bersedia menjawabnya."

"Kalo aku bersedia menjawabnya apa kau juga akan bersedia membantuku untuk merawatnya?"

"Saya akan berusaha melakukannya."

"Baiklah, aku akan menjawabmu." Wang Yibo pun mulai berbicara dengan serius tentang perasaannya, dan tentang apa yg dirasakannya pada sang pangeran.

"Saya mengerti. Jadi ternyata anda mulai menyukainya. Pangeran memang orang yg baik dan ramah. Ia memang tidak pantas untuk di benci." Tabib setuju dengan semua perkataan yg di lontarkan oleh sang jenderal. Dengan alasan yg di kemukakan oleh sang jenderal itu membuat gunung yg mengganjal di hati sang tabib pun sirna.

Awalnya sang tabib menduga sang jenderal memiliki maksud terselubung dengan bersikap baik pada sang pangeran. Pria itu mengira sang jenderal ingin menjadikan pangeran Xi seorang tawanan setelah berhasil menyelamatkan hidupnya. Tapi tidak di sangka apa yg ia duga justru keliru. Ternyata sang jenderal melakukannya dengan tulus. Ketika seseorang memiliki niat baik tanpa ada sesuatu di baliknya sang tabib pasti akan mencoba untuk membantunya.

"Jenderal, guru pernah memberitahu saya sebelumnya tentang sebuah tanaman obat yg saya yakin bisa menolong pangeran untuk terbebas dari penyakitnya. Tapi saya sedikit pesimis untuk kita bisa mendapatkannya."

"Apa nama tanaman tersebut? Aku akan berusaha untuk menemukannya." Mata pria itu di penuhi bintang saat mendengar apa yg dikatakan oleh sang tabib.

"Bunga terlambat bulan. Ini sangat langka, dan saya memang tidak pernah menjumpainya di manapun. Ini sulit untuk di temukan, ato bisa jadi tanaman jenis ini sudah tidak tumbuh lagi." Sang tabib agak lesu saat mengatakannya.

"Seperti apa ciri-cirinya. Kalo bisa, tolong gambarkan bentuknya untukku. Aku akan berusaha menemukannya."

Sambil menerangkan ia pun mulai menggambarnya di atas kertas.

"Bunga ini memiliki khasiat yg sangat dahsyat, tetapi juga memiliki efek samping yg tidak biasa."

"Apa efek sampingnya? Selama itu masih bisa di tolerir dan tidak membahayakan pangeran itu seharusnya tidak masalah."

"Saya juga kurang tahu. Guru hanya memberitahukannya tanpa menjelaskan lebih dalam."

Tiba-tiba pintu terbuka, dan Wenning masuk dengan membawa mangkuk obat.

"Obatnya sebaiknya di minum selagi hangat agar lebih berkhasiat, tapi pangeran saat ini masih belum sadar."

"Serahkan padaku." Wang Yibo mengambil alih mangkuk tersebut dari tangan Wenning dan mulai menyuapi sesendok demi sesendok ke mulut pangeran.

"Tabib apa yg ada di tanganmu?" Wenning mendekat dan melihat dengan penasaran. sang tabib pun menjawab.

"Sepertinya aku pernah melihat bunga yg mirip ini." Wenning berbicara sambil berusaha untuk mengingatnya. Wang Yibo pun menatap ke arahnya, menunggu apa yg akan ia bicarakan selanjutnya.

"Sepertinya putra mahkota kerajaan utara memiliki ini di kediamannya." Serunya.

"Darimana kau tahu?" Itu Wang Yibo yg bertanya.

"Saat jenderal menyuruh saya menyampaikan surat untuk kaisar. Putra mahkota membawa saya ke kediamannya, sepertinya ia sengaja melakukannya agar surat tersebut tidak sampai pada kaisar. Saat itu saya tidak sengaja melihat tanaman seperti. Bunga itu sepertinya istimewa karena putra memperlakukannya secara khusus."

Wang Yibo seolah menemukan sumber air di padang pasir saat mengetahuinya. Begitu pun dengan sang tabib yg kini ikut merasa lega karenanya.

Aku yakin kau tidak akan mati semudah itu. Dan tuhan kini memberiku jalan untuk itu.

Chapter ga penting sih, tapi kudu tetap di tulis biar ceritanya nyambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter ga penting sih, tapi kudu tetap di tulis biar ceritanya nyambung.

Tbc.
Sorry for typo.



Pangeran Dan Istri Jenderalnya.(end In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang