•Selamat Membaca•
-
-
-Ujian pun berlalu dengan cepat. Karena pada dasarnya Freya dan Zean cerdas, semua berhasil mereka selesaikan dengan baik. Tinggal menghadapi ujian masuk SMA Nusa48, sekolah menengah terbaik di kota ini. Siswa-siswa yang dihasilkannya berkualitas tinggi dan banyak yang masuk universitas favorit.
Tibalah hari dimana Freya dan Zean merencanakan pergi ke Senayan untuk melihat pameran udara. Zean sudah meminta izin pada neneknya. Sehabis sarapan cepat-cepat dia pergi ke stasiun. Freya berjanji menunggunya di sana.
"Eh, Zean...mau kemana?" Tiba-tiba di tengah jalan dia bertemu dengan Lucas, seorang temannya di klub basket.
"Mau ke sekolah ya? Ikut perpisahan klub?"
"Eh...nggak...anu, si Freya minta dianter ke Senayan. Mau lihat pameran balon. Maaf ya gue gak bisa ikut perpisahan. Salam buat yang lain ya..." Zean jadi merasa tidak enak.
"Kalian beneran pacaran?"
"Kita sahabatan! Jangan bikin gosip yang nggak-nggak dong..." Balas Zean.
"Iya...gitu aja marah. Abisnya dari kelas satu kalian bareng terus. Jadi, ya...gosip deh. Ngomong-ngomong gak kerasa ya udah tiga tahun kita di SMP dan sekarang udah lulus. Cepat banget waktu." Ucap Lucas.
"Yah, begitulah..."
Tanpa disadari, Zean terbawa pembicaraan Lucas hingga akhirnya mereka ngobrol mengenang masa-masa di SMP. Masa indah yang takkan terulang lagi.
Kenangan masa kecil yang polos dan menyenangkan. Sedih juga, dia akan kehilangan teman-temannya, juga guru-guru galak yang pelajarannya sulit di mengerti.
"Astaga! Udah jan segini. Gue duluan deh, nanti terlambat perpisahan klub." Ujar Lucas tiba-tiba. Dia melambai pada Zean lalu pergi.
Seketika Zean tersadar bahwa dia pun sudah terlambat ke stasiun. Aduh...semoga Freya tidak marah.
Zean berlari kencang yang sekencang-kencangnya menuju peron.
BRUK!!
Karena tergesa-gesa, Zean tak memperhatikan lagi sekitarnya. Dia berlari kencang sekali mengarahkan segenap kemampuannya dan tak sengaja menabrak seorang laki-laki dengan kerasnya.
"Aduh...aduh, maaf saya gak sengaja." Keluh Zean. Dia membungkuk berulang kalo meminta maaf setelah membantu orang itu berdiri.
"Anda baik-baik aja?" Setelah mengebas-kebaskan debu dari tubuhnya, laki-laki itu mengangkat wajahnya dan menatap Zean keheranan.
Zean keheranan melihat wajah laki-laki itu yang cantik seperti perempuan, apalagi rambutnya pun agak panjang. Tapi suaranya barusan jelas-jelas suara lelaki.
Seketika Zean teringat janjinya dengan Freya.
"Ma-maaf...saya harus pergi." Setelah membungkuk minta maaf. Cepat-cepat Zean meneruskan larinya.
"Woy! Woy!" Panggil laki-laki itu berulang kali, tapi Zean tidak menoleh.
Dia membungkuk dan memungut sebuah jam tangan yang terjatuh dari tas Zean. Dia mengamati jam tangan itu dengan penuh perhatian.
"Hh, Freya...maaf...gue terlambat karena tadi di jalan ketemu Lucas dan keasikan ngobrol...jadi..." Zean meminta maaf berulang kali, tapi Freya tidak marah. Dia menjewer telinga Zean dan menariknya ke peron.
"Dasar! Lain kali jangan ngaret lagi ya."
"Baik, yang mulia."
Mereka segera naik kereta api yang berangkat ke Jakarta. Setengah jalan barulah Zean sadar apa yang terjadi pada saat dia ingin memakai jam tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaca, Kamu, Langit
Teen Fiction15+ㅣCerita ringan Freya dan Zean yang bersahabat sejak kecil. SD hingga SMA pun keduanya selalu bersama. Freya dan Zean memiliki sifat dan kesukaan yang sama. Zean tinggal bersama kakek dan neneknya. Dia ditinggal kedua orangtuanya pindah ke Inggris...