"Nab, disuruh kumpul dulu," kata Salma sambil mengalihkan pandangan dari ponsel.
"Iya hayu."
"Mau pada kemana?" tanya Nadin yang melihat keduanya bergegas merapihkan alat tulis.
"Kita ada rapat osis dulu Nad," tutur Nabila sembari menyampirkan tasnya.
"Oh.. yaudah deh aku pulang ya," balasnya tersenyum.
Salma mengangguk, "Hati-hati Nad, kalo ada apa-apa kabarin,"
"Oke. Bye Sal, Nab!" Nadin melambaikan tangannya dan keluar kelas, rumahnya yang tak terlalu jauh dengan sekolah membuat ia bisa menjangkaunya hanya dengan jalan kaki saja.
Tak lama dari itu Salma dan Nabila juga ikut beranjak pergi ke ruang osis.
"Selamat sore, sudah kumpul semua?" tanya lelaki jangkung dengan kacamatanya.
"Sudah kak..."
Ketua osis bernama Rafi itu mulai membuka diskusi rapat tentang ulang tahun sekolah yang akan segera datang beberapa hari lagi. "Rencananya saya mau setiap kelas berpatisipasi untuk meramaikan acara," usulnya.
"Setuju kak!"
Salah satu dari mereka mengangkat tangan, "Kak, kapan acaranya bakal dimulai?"
"Mungkin setelah pelantikan ketua osis yang baru," jawabnya.
"Wah enak tuh nanti yang jadi ketos dirayain satu sekolah," celetuk yang lain.
"Jadi kamu mau nyalonin?"
Lelaki berambut klimis itu menyengir, "Enggak kak, tugas sekolah aja kadang saya gak sanggup,"
Semuanya terkekeh.
"Baik saya cukupkan rapat hari ini, selanjutnya tunggu kabar dari saya. Silahkan yang mau pulang hati-hati dijalan kecuali Salma dan Nabila menghadap saya dulu,"
Setelah mereka membubarkan diri, sesuai perintah, kedua gadis itu menghampiri Rafi. "Sudah sejauh apa persiapan kalian?"
Sebagai informasi, Salma dan Nabila adalah calon pasangan yang dipilih Rafi untuk maju menjadi ketos dan waketos berikutnya. Menurut Rafi dan senior lain, mereka punya potensi dan jiwa pemimpin yang baik, Salma dengan sikap tegasnya dan Nabila yang bisa mengayomi, mereka saling melengkapi.
"Oh iya, saya juga dapet kabar kalo bu Sari punya kandidat yang lain, jadi saya harap kalian bisa terus berjuang, apapun hasilnya kalian sudah kasih yang terbaik."
Keduanya mengangguk paham.
"Satu lagi, karena mendekati ulang tahun sekolah, tolong sampaikan pesan saya ke pembina eskul musik untuk menampilkan sebuah pentas."
"Baik kak."
***
"Eh Salma, Nabila welcome back sayang-sayangku," sambut seorang gadis berambut pendek seraya memeluk mereka bergantian.
"Lebay teh!" balas Salma terkekeh geli.
"Lagian betah banget sih sama organisasi sebelah, yang disini dicampakkan," lontar Freya mendramatisir.
"Teh, bu Dewi udah dateng?" tanya Nabila.
"Tumben nanyain ibu," sahut seseorang dari belakang, serempak mereka membalikkan badan.
"Hehe ibu, apa kabar bu?" kata Salma mencium tangannya diikuti yang lain.
Mereka berbincang santai membahas hal-hal penting diselingi lelucon hingga Nabila menyampaikan pesan dari Rafi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANAROMA
Novela JuvenilNaik ke kelas 11 seperti tak ada perubahan dalam diri Roni. Sikapnya masih sama, suka terlambat, tidur dikelas, bolos bahkan tak mengerjakan tugas. Paul yang digadang-gadangkan menjadi good boy pun ikut terbawa ajakannya. Hingga satu waktu, mereka k...