Segenggam Nasi Kuning

5 3 0
                                    

sudah tengah hari. matahari bersinar sangat terang di atas sana, bersinar dengan sangat terik hingga membuat kepanasan bagi setiap orang yang dibawahnya.

begitu pula dengan nada, dia mengayuh sepeda dengan berpeluh sambil menyeka keringat pada dahinya, mengayuh dengan cepat, berharap ia bisa cepat sampai ke rumah.

nada mengucap salam dan membuka pintu, dengan rasa lapar yang kini membuncahnya.

langkah kakinya menuju dapur, membuka tudung saji dan melihat ada sebungkus nasi kuning di sana, ia tersenyum senang, dan mengambil nasi itu untuk hendak ia makan.

belum sesuap pun nasi kuning yang berada di mulutnya, sang ibu merampas piringnya dan menatap dengan mata nyalang. "kamu sudah dapat uang jajan tadi, jangan dimakan!. ini untuk kakakmu!."

dengan berat hati, nada hanya mengangguk lemas dan menaruh sepiring nasi kuning itu dimeja dan menutupnya dengan tudung saji.

dia pergi menuju kamarnya untuk tidur, berharap dengan tidurnya itu akan membuat nya tidak lapar.
ia tertidur cukup pulas selama 2 jam.

ia dibangunkan sang ibu untuk mencicipi masakkan nya.

dengan berat hati nada beranjak dari tempat tidur dan menuju dapur untuk mencicipi masakan sang ibu.

"sudah pas, bu." setelah sang ibu mendengar pendapatnya, ibunya pun pergi untuk hal lain.

nada beranjak menuju tudung saji dan membukanya, dia kegirangan mendapati masih ada segenggam nasi kuning bekas kakaknya.

dengan senyum cerah dia mulai memakan sisa nasi kuning itu dengan lahap.

sang ibu kembali menuju dapur, matanya melebar saat dia melihat nada memakan sisa nasi kuning itu.
dengan marah sang ibu menjambak rambut panjang nada hingga nada mendongak keatas.

"BAGUS YA?!, IBU SUDAH BILANG KALAU NASI KUNING ITU UNTUK KAKAKMU!!."

sang ibu masih terus menjambak rambut nada tanpa ampun. "a-ampun bu, nada minta maaf. nada hanya lapar bu..." dia meringis kesakitan karna jambakan ibunya.

"apa kamu bilang?, lapar?, IBU SUDAH MEMBERI KAMU UANG JAJAN NADA!!!, APAKAH KURANG?!. DASAR ANAK TIDAK BERGUNA!!."

sang ibu melepas rambut nada, dan sekarang dia mengambil spatula di dapur dan mulai memukulkan spatula itu pada tangan nada. "tangan ini suka mencuri, ibu harus memukulnya."

nada hanya bisa menangis dan berteriak dengan apa yang ibunya perbuat pada tubuhnya, dia menangis dengan keras. tapi sang ibu seperti dibutakan kemarahan hingga ia terus memukuli tangan nada dengan spatula.

"ibu.... nada hanya ingin makan bu... nada bukan pencuri...."

*hshshs. hai semua! aku umbie, disini umbie cuma pengen buat mengembangkan hobi umbie saja yaa!. kalau ada dari kalian yang membaca karangan dari umbie dan merasa ada yang kurang, atau kalian tidak suka. umbie meminta maaf yang se besar besarnya, karna umbie disini juga baru belajar. hehe.
dan maaf juga kalau ada salah kata typonya*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Katanya Cemara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang