Pagi kala itu terlihat lebih gelap dari biasanya, awan di langit terlihat menggumpal dan berwarna kelabu membuat suasana pada pagi itu lebih dingin dari biasanya. Kemungkinan besar hujan akan turun, tapi siapa yang benar-benar tau hal itu selain Tuhan sendiri?
"Selamat pagi tuan putri." Sapa dayang serempak begitu keempatnya sudah diizinkan masuk oleh Arabella.
"Pagi."
"Kami akan membantu anda untuk bersiap tuan putri." Ujar dayang Aries.
"Bersiap? Apa akan ada pesta lagi hari ini?."
"Tidak tuan putri. Hari ini yang mulai raja dan ratu mengundang anda untuk makan bersama."
"Benar juga. Lagi pula jika tidak ada pesta pun aku memang harus mandi. Baiklah, kalian siapkan saja baju ku, aku akan mandi sendiri."
"Baik tuan putri."
Arabella berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, tapi sebelum itu ia berkata kepada para dayangnya.
"Apa aku boleh meminta bantuan kalian setelah sarapan selesai?."
"Tentu saja tuan putri, hal apa yang bisa kami bantu untuk anda?." Tanya dayang Aries.
"Bisakah kalian membantu ku untuk berlatih layaknya putri bangsawan yang lain?." Arabella melihat keempat dayangnya menatap bingung kearahnya.
"Tentu saja tuan putri. Kami akan dengan senang hati melatih anda tentang segala hal yang lady bangsawan lakukan." Jawab dayang Aries setelah ia berhasil menguasai diri dan tidak bertanya lebih. Ia tidak ingin terlihat tidak sopan didepan Arabella dengan menunjukkan ekspresi yang mungkin saja membuat tuan putrinya kesal.
"Terima kasih." Ujar Arabella, ia tidak terlalu memusingkan bagaimana reaksi para dayangnya mendengar hal rasanya mungkin cukup aneh bagi mereka.
Bagaimana mungkin seorang Arabella yang sudah begitu matang tentang semua etika putri bangsawan tiba-tiba meminta hal tersebut lagi? Mungkin begitu kira-kira pikiran mereka. Arabella tidak terlalu yakin juga, tapi dari ekspresi yang ia lihat beberapa saat lalu sudah cukup untuk menjelaskan semuanya. Lagi pula, hal wajar jika mereka menunjukkan ekspresi demikian, Arabella baik-baik saja akan hal itu.
"Sama-sama tuan putri."
"Sejak selamat dari kematiannya, entah hanya perasaan ku atau memang kalian juga merasakannya, tuan putri Arabella terlihat berbeda dari yang kita kenal." Ujar dayang Martha seraya menyiapkan pakaian yang akan Arabella kenakan hari ini.
"Aku juga merasa begitu." Balas dayang Taniya.
"Tapi setidaknya tuan putri tidak lagi menunjukkan sisi gelapnya, ia sungguh kembali menjadi tuan putri Arabella yang ceria dan yang kita kenal." Ujar dayang Serina menimpali.
"Semenjak itu juga ia tidak mau lagi kita mandikan, biasanya ia akan sangat senang dan damai saat kita kita melakukan itu." Dayang Martha kembali bersuara menyampaikan pendapatnya.
"Benar." Balas dayang Taniya.
"Sudah.. Tugas kita hanya melaksanakan perintah tuan putri. Selagi tuan putri Arabella sehat dan bahagia kita juga harus bersyukur karena itu." Ujar dayang Aries menengahi. Meski pun dalam hati ia membenarkan perkataan dayang Martha.
"Semoga kejadian seperti itu tidak terjadi lagi dalam hidup tuan putri Arabella. Aku benar-benar merasa sangat sedih." Ujar dayang Serina.
"Semoga."
Sedangkan disisi lain, Arabella tengah menikmati setiap kehangatan yang ia terima dari air hangat yang sedang ia gunakan untuk berendam. Ia sama sekali tidak mendengar ucapan para dayangnya yang tengah merasa janggal dengan sikapnya yang sekarang, meski jarak antara kamar dan kamar mandi tidak jauh tapi tetap saja, karena kamar mandi adalah ruangan yang tertutup membuat Arabella tidak bisa mendengar apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Change Of Destiny (Tamat)
FantasyMenceritakan tentang seorang gadis bangsawan yang pada awalnya begitu ceria dan penuh dengan senyuman, sebelum sang kekasih pergi untuk selama-lamanya dari kehidupannya karena sebuah insiden. Ia menjadi pribadi yang bertolak belakang dengan sikapnya...