48. The last kiss

108 25 62
                                    

# PAPER HEARTS

.
.
.

Sohyun termenung di kursi taman sambil menatap anak-anak panti yang bermain di halaman.

Dengan serius Sohyun memperhatikan mereka tanpa berkedip. Semua yang terjadi menjadi satu di sorot mata Sohyun yang terbuka sayu.

Dengan kedua kaki yang ia naiki dan menyatukan dagunya di atas lutut sambil memeluk kakinya yang tertekuk erat berulang kali Sohyun menghela nafas berat.

Rasanya Sohyun ingin kembali lagi ke masa di mana semuanya tidak menjadi rumit seperti sekarang.

Masa di mana tidak ada penyakit yang menggerogoti tubuhnya dan bisa berlarian seperti anak-anak itu. Tersenyum lebar tanpa beban.

“Haaahhh...”

Brukh

Sohyun mengalihkan pandangan saat Yumi duduk di sampingnya dengan tenang, terdengar helaan nafas panjang dari belah bibir sahabat nya.

“Apa kau merasa nyaman di sini?”

Mwo?” beo Sohyun terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba Yumi.

“Karena kau lebih suka di sini ketimbang kembali ke rumah orang tuamu. Apa benar hanya karena ingin menghindari Taehyung oppa saja?”

Lagi-lagi Sohyun terdiam, dia tidak tau harus menjawab apa. Dia hanya tidak ingin membuat Yumi khawatir akan rumitnya permasalahan dirinya.

“Terlepas dari itu, apa kau memiliki perasaan pada Jungkook?” tanya Sohyun mengalihkan pembicaraan.

Yumi yang memang sedang memperhatikan Jungkook yang sedang bermain bola bersama anak laki-laki panti seketika terperanjat.

Mwo?” seru Yumi terkejut, secara refleks menoleh pada Sohyun, “Ya! Jangan berani beraninya mengalihkan pembicaraan ya!” ujar Yumi sebal.

Sohyun terkekeh, “Aku masih menyukai Taehyung oppa, itu sebabnya aku ada di sini.” jawab Sohyun akhirnya.

Yumi yang menggembungkan pipinya kesal pun seketika merubah ekspresi nya menjadi sendu.

“Aku pergi agar tidak ada masalah lagi di antara Taehyung oppa dan Yoona eonni. Itu saja kok. Lalu, di Sokcho aku bisa menenangkan diri. Karena ini adalah kota kelahiran ku.” lanjut Sohyun dengan nada suara semakin lirih.

Yumi memajukan bibirnya sedih, matanya berkaca-kaca saat melihat Sohyun. Tanpa terduga, Yumi pun memeluk tubuh Sohyun erat, “Huaaaa.. sahabat ku yang malang. Maaf karena aku tidak ada untuk mu di saat saat itu. Kalau aku tau, pasti aku sudah menarik rambut nenek sihir itu dan memangkasnya hingga botak! Hiks—”

Alih-alih bersedih, Sohyun malah terkekeh geli melihat Yumi yang menangis menggantikan nya. Sohyun menepuk-nepuk punggung Yumi agar sang sahabat sedikit lebih tenang.






Di sisi lain, Jungkook yang baru selesai bermain bola pun seketika mengalihkan pandangan nya ke arah Sohyun dan Yumi yang terduduk di kursi taman.

Mengernyit heran saat melihat Yumi menangis heboh sambil memeluk Sohyun.

Jungkook pun inisiatif untuk menghampiri kedua gadis itu, “Ya! Berhenti menangis! Apa kau itu anak kecil? Tidak malu di lihat oleh anak-anak?”

Yumi menjauhkan diri dari Sohyun, menatap Jungkook sengit, “Biarkan saja sih, kok dirimu yang repot? Sana! Sana! Ini waktunya girls time, kau tidak di ajak!” usir Yumi sambil mengibaskan tangannya.

PAPER HEARTS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang